🍭 19 ☁️

507 76 53
                                    

Suara alarm, membangunkan Seonghwa, netranya perlahan terbuka, menatap langit-langit ruangan dalam diam, tak bergerak selama beberapa saat, berusaha mengumpulkan nyawa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suara alarm, membangunkan Seonghwa, netranya perlahan terbuka, menatap langit-langit ruangan dalam diam, tak bergerak selama beberapa saat, berusaha mengumpulkan nyawa.

"Hooaaamm." Menggeliat pelan, dan akhirnya bangun dari posisi berbaring, duduk di tepi tempat tidur, sebelah tangannya bergerak guna meraih ponsel di meja nakas, dan mematikan alarm.

Satu pesan masuk, menarik atensi Seonghwa, lekas membukanya tanpa melihat nama yang tertera. Siapa sih yang mengiriminya chat pagi-pagi begini? Tumben sekali.

💬 "Selamat pagi, Seonghwa."

Netra Seonghwa seketika melebar, rasa kantuknya langsung hilang tanpa sisa. "Ho-hongjoong," ujarnya dengan pipi yang merona, bisa-bisanya ia lupa sekarang sudah tak jomblo lagi.

Wajah Seonghwa semakin memerah sampai menjalar ke telinga ketika ingat ia pun sudah mendapat restu dari kedua orang tua Hongjoong. Lekas membalas pesan ucapan selamat pagi tersebut dan kembali berbaring di tempat tidur, berguling-guling ke sana kemari. "Hehe, hehehe."

🌻

Sudah sepuluh menit sejak Seonghwa sampai di tempat kerja, entah ini hanya perasaannya saja, atau memang para karyawan sejak tadi mencuri-curi pandang padanya sembari berbisik-bisik dan terkekeh pelan?

Apa sih? Kenapa sih? Seonghwa refleks melihat dirinya sendiri, ia salah memakai baju kah? Tidak kok, ia memakai seragam kafe seperti biasa. Apakah ada yang menempel di wajahnya? Menggunakan sendok sebagai media, ia memperhatikan pantulan wajah, engga kok, wajahnya juga baik-baik saja. Apa sih yang membuat teman kerjanya begitu bersemangat?

"Ciee yang udah dapet restu."

"Uhuy uhuy, langsung fix dapet calon suami."

"Ngegas juga ya Kakaknya si Bos."

"Kapan nih giliran Hongjoong dikenalin ke Ibu?"

"Ahay, ahay."

"Eh?" kagetnya. BAGAIMANA MEREKA SEMUA BISA TAHU?! Ia bahkan belum mengatakan apa-apa mengenai acara semalam. "A-apa sih, berhenti menggodaku!" respons Seonghwa dengan pipi yang merah sempurna.

Berbalik, berusaha menyembunyikan wajah yang memerah, saat itulah ia melihat Yeosang berjalan melewati pintu sembari menjulurkan lidah. "KIM YEOSANG!!" teriak Seonghwa.

Yang namanya disebut langsung berlari sembari tertawa-tawa. Sudah jelas Yeosang lah yang memberikan informasi dengan sengaja, kurang ajar, untung Seonghwa sayang.

|

Pukul empat kurang sepuluh menit. Seperti biasa kini giliran Seonghwa yang duduk di meja kasir, bersama satu rekannya yang lain. Duduk mengistirahatkan tubuh sejenak, setelah tadi sibuk mondar-mandir karena pelanggan yang datang di satu waktu yang sama.

Plot Twist - JoongHwaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang