EP. 5. I'm Going Crazy

521 43 6
                                    

EP. 5. I'm Going Crazy

Hai hai hai, I'm comeback. . . .

Seperti biasa alur ceritaku selalu lambat. Aku harap kalian para pembaca bisa menikmatinya. Terima kasih kalian yang dengan senang hati masih mau baca cerita abal-abal aku. Jujur aku seneng banget ketika ada yang membaca. Itu adalah apresiasi yang lebih besar daripada sekedar vote.

Reina belum muncul, yaaak. Part-part awal masih dari POVnya Reegan.

Selamat membaca. . . . .

**********

Sebelah tangan Reegan mengepal di atas meja, garis rahang yang tegas membingkai wajah tampannya mengetat, menandakan jika laki-laki itu sedang menahan emosi. Sejurus kemudian, dipukulnya meja kerja itu keras-keras hingga membuat tangannya sedikit ngilu.

"Sialan." Sekali lagi Reegan memukul meja kerja di hadapannya. Dadanya nampak naik turun seiring helaan napas yang memburu.

Reegan memang pernah mengatakan sesuatu yang buruk di hari pernikahan Reina. Tapi sungguh, dia tidak pernah benar-benar menginginkan hal itu terjadi. Perkataannya saat itu hanya semacam ucapan sembarang dari seorang laki-laki yang frustrasi karena patah hati ditinggal menikah oleh pujaan hatinya. Bagaimanapun, dalam hati kecilnya yang paling dalam, Reegan berharap agar Reina bahagia dengan pernikahannya.

Kenyataan pahit tentang Reina yang tadi malam diketahuinya dari Tante Anggra tentu saja membuat Reegan geram dan juga sedih. Itu terlalu kejam bagi Reina. Bagaimana bisa ada laki-laki seperti Nathan yang tega memperlakukan istrinya seburuk itu?

Brengsek dan tidak tahu diuntung. Itu ungkapan yang paling tepat untuk Nathan. Padahal, di luar sana ada laki-laki lain yang sangat ingin memiliki Reina, tapi tidak memiliki kesempatan yaitu dirinya - Reegan.

Reegan menyesal. Seandainya waktu bisa diatur ulang, Reegan ingin kembali ke masa lalu dan bergegas mengambil langkah untuk mendekati Reina. Sungguh, dia akan berusaha mati-matian mencegat Reina menikah dengan si brengsek bernama Nathan itu, sehingga Reina tidak harus merasakan penderitaan separah ini.

Rasanya Reegan ingin sekali memukul laki-laki itu karena sudah membuat Reina tertekan secara emosional pasca kejadian traumatis yang dialaminya - akibat perbuatan Nathan.

Reegan berempati bukan semata-mata karena dia menaruh hati pada Reina. Karena selain sudah menyakiti perempuan itu, Nathan juga sudah menghancurkan hati Om Riza dan Tante Anggra yang sudah Reegan anggap seperti orang tua sendiri. Mereka sangat sedih sekarang dan juga harus mendampingi Reina yang bisa saja melakukan hal tak terduga seperti sesuatu yang membahayakan dirinya sendiri.

**********

Sore harinya setelah pulang bekerja, Reegan menyempatkan diri datang ke rumah Om Riza. Bukan bermaksud memanfaatkan kesempatan untuk menemui Reina. Bukan! Tidak sedikit pun Reegan berpikir untuk mengambil kesempatan dalam situasi ini. Reegan sungguh-sungguh hanya ingin menemui Om Riza karena khawatir akan keadaannya setelah mabuk berat tadi malam.

Kening Reegan mengernyit ketika melihat seseorang yang terlihat tidak asing sedang berdiri di depan gerbang rumah Om Riza. Reegan pernah melihatnya di undangan pernikahan dan dia yakin bahwa yang sedang berdiri di sana adalah. . . .

"Nathan?" Reegan menyeringai. Haruskah dia menabraknya sampai mati saja? Kalau tidak ingat dirinya bukan orang jahat, Reegan sudah akan melakukan itu. Maka yang bisa Reegan lakukan saat ini hanyalah membunyikan klakson sekeras-kerasnya agar Nathan yang menghalangi jalan masuknya segera menepi.

Reegan cukup puas melihat Nathan yang nampak terkejut di luar sana. Lantas dia melewatinya bersamaan dengan gerbang yang terbuka sambil mengumpat kasar. "Bang**t lo."

Rewrite The StarsWhere stories live. Discover now