EP. 20. Confess

386 45 6
                                    

FOLLOW IG AKU, YES : @ade_manis80

Ohh iya, menjadi dia masih open PO. Ayo dongs, diorder. Hihi

Cara ordernya ada di bab sebelumnya  yes.l, atau kunjungi link ini :

https://shope.ee/3pxCzigtWS

Selamat membaca

EP. 20. Confess

**********

"Shit." Umpat Reegan seraya memukul pelan setir mobilnya. Padahal, tadi adalah kesempatan baik baginya untuk mengungkapkan perasaannya kepada Reina. Tapi sial, rasa gugup yang parah mendadak melanda dirinya.

"Ini kamu beneran muji atau lagi ngeledek aku?" Sahut Reina tetap berusaha santai. Sementara Reegan kembali terdiam memandangi wajah cantik Reina.

DEG. . . .

Jantungnya berdentum hebat. Reina. Kenapa cantik sekali?

"Ya-ya jelas ngeledek lah. Kamu ngaca aja sana, nggak ada cantik-cantiknya." Jawab Reegan, lalu tertawa garing, menelan kembali kata-katanya untuk mengungkapkan isi hatinya. Sementara Reina yang mendengar itu langsung manyun.

"Rese tahu, nggak?"

"Ahh, masa?"

"Bodo." Reina mendelik keki karena Reegan masih betah meledeknya sambil kedua tangannya dia lipat di depan dada. Pipinya yang mengembung lucu membuatnya terlihat menggemaskan.

Reegan tertawa geli melihatnya.

"Tck, bego banget gue." Reegan terus merutuki dirinya sendiri sepanjang perjalanan pulang.

"Kalo aja tadi gue nggak gugup, seenggaknya Rei udah tahu kalo gue suka sama––aarrgh." Reegan menggeram kesal sambil menjambak rambutnya keras-keras dengan satu tangannya yang bebas.

Sedetik kemudian, hatinya semakin gusar saat ibunya menelepon memintanya pulang dan segera menikah.

*********

Hari ini, Reegan menemani Reina ke toko alat lukis. Sudah satu minggu keduanya tidak bertemu sejak malam itu karena Reegan disibukkan dengan pekerjaannya. Dan, Reina benar-benar sulit dihubungi selama itu. Katanya, Reina hanya fokus pada satu hal––melukis, membuat Reegan merindukannya setengah mati.

"Masih lama ngak, Rei?" Tanya Reegan yang sedari tadi mengekori Reina yang terlihat berbinar-binar di balik susunan cat air. Sementara wajah Reegan sudah terlihat lelah. Hampir tiga jam mereka berada di sana dan sepertinya Reina kalap membeli peralatan lukis. Bahkan troli yang sedang Reegan dorong nyaris tak bisa menampung benda apa pun lagi jika Reina menambahkannya saking penuhnya.

Sementara itu, Reina malah sibuk memilih krayon. Lalu, tiba-tiba dia diam ketika matanya menangkap pisau palet di rak lain, kemudian menyimpan kembali cat airnya dan buru-buru berpindah tempat.

Reegan memutar bola matanya malas, dan dengan langkah gontai kembali mengekori Reina yang berjalan ke sana-ke mari dengan semangat seolah energinya tak habis-habis.

"Huh, dasar cewek. Sama aja kalo belanja, lamaaaa banget." Reegan menggerutu.

Reina yang mendengar langsung memutar lehernya dengan mata memicing galak . "Heeh??"

Reegan hanya mengedik santai. "Yaa, habis dari tadi nggak beres-beres. Ini belanjaan kamu udah penuh, lho. Pegel tahu aku ngikutinnya?"

"Ihhh, kan kamu sendiri yang mau nemenin aku." Reina protes. "Ya udah, terima nasib aja, doong."

Reegan langsung manyun. "Ish, ya udah iya. Tapi habis ini jalan-jalan, ya? Aku nggak mau hari libur aku sia-sia dengan hanya nemenin kamu beli barang-barang ginian doang."

Rewrite The StarsWhere stories live. Discover now