7. Petrikor

20 4 2
                                    

Sejak awal abad ke dua puluh gender kedua tidak lagi berpengaruh terhadap derajat manusia dan kasta di tiadakan membuat semua orang dari berbagai kalangan mendapatkan hak yang sama, alpha tidak boleh menggunakan kekuatannya untuk kepentingan pribadi begitu pula dengan omega yang kini setara dengan semua orang meski memiliki gender yang berbeda.

Serigala tidak boleh menguasai tubuh mereka dan manusia di ajarkan untuk mengendalikan makhluk yang berada di dalam tubuhnya dan bukan malah sebaliknya.

Tapi karena kondisi fisik omega jauh lebih lemah di bandingkan dengan gender yang lainnya dan akhirnya mereka mendapatkan perlindungan penuh dari Negara dan siapapun alpha yang menyalahgunakan kekuatannya maka mereka akan mendapatkan hukuman sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Dan kejadian yang menimpa seorang omega malang tempo hari membuat semua orang waspada jangan sampai hanya karena sikap buruk satu alpha dan berakhir malah memicu kebringasan alpha lainnya.

Setelah berbicara dengan Mamihnya Arkhan akhirnya Reksa setuju untuk kembali tinggal di kediaman keluarga Alderick, setidaknya sampai situasi membaik dan tidak lagi mengancamnya, omega yang tinggal sendirian adalah sasaran empuk bagi siapapun di sana.

Reksa hanya perlu kembali ke apartemennya untuk membawa beberapa barang penting sedangkan perlengkapan lainnya masih tersisa sebagian di rumah Arkhan.

Dan pagi ini di kediaman keluarga Alderick suasananya cukup ramai itu karena Arkhan yang terus merengek meminta untuk ikut menemani Reksa ke apartemennya untuk membereskan beberapa barangnya di sana dan Jefran yang terus berkata bahwa jadwal syuting Arkhan akan di lakukan sebentar lagi, Reksa yang masih belum berhasil membujuk Arkhan, dan Mamihnya yang mulai lelah karena terus mengomel entah sampai kapan.

"Yaudah kalau gitu Reksa nanti aja perginya tunggu aku pulang nanti" Ucap Arkhan, alpha berumur sembilan belas tahun itu duduk di sofa sambil kedua tangannya di lipat di atas dadanya dan bibirnya terus merengut tanpa henti.

"Memangnya kamu selesai jam berapa? Kalau kita perginya malam justru itu makin bahaya" Tolak Reksa kemudian.

Mamihnya Arkhan menghela napas perempuan paruh baya itu memberi kode kepada Jefran untuk menunggu di mobil sementara mereka sibuk membujuk Arkhan, Jefran menurut laki-laki itu berjalan keluar rumah meninggalkan pertengkaran yang tidak kunjung menemukan titik terang.

"Raevano" Arkhan mengalihkan pandangannya ke arah Mamihnya yang kini menatapnya penuh amarah bahkan sampai menyebut nama tengahnya.

Tapi Arkhan tidak takut sedikitpun dia tidak ingin Reksa pergi sendirian keluar rumah dan sesuatu yang buruk terjadi pada Reksa.

"Yaudah gini, sekarang kamu antar aku dulu ke apartemen, setelah itu kamu langsung pergi ke lokasi syuting dan kalau adeganmu udah selesai, kamu bisa jemput aku lagi di apartemen"

Arkhan menimang sebentar lalu menganggukkan kepalanya setuju dengan saran yang di berikan Reksa, alpha itu langsung berdiri dari duduknya dan merapihkan pakaiannya yang kusut di sana sini lalu berjalan ke arah si omega dia meraih tangan Reksa lalu menuntunnya untuk berjalan keluar rumah bersama.

"Okey, sekarang kamu jadi lebih nurut sama ucapan Reksa" Ucap Mamihnya menyindir Arkhan, Arkhan menepuk keningnya sendiri sebelum berbalik arah menghampiri Mamihnya.

"Sorry, aku berangkat dulu" Ucap Arkhan dan menyempatkan diri untuk mencium sebelah pipi Mamihnya "Mamih jangan lupa makan siang" Lanjutnya lagi dan kembali berjalan keluar rumah dengan Reksa di sampingnya.

Keduanya masuk kedalam mobil yang terparkir di depan gerbang dan Arkhan kembali duduk di belakang bersama Reksa, kendaraan mulai melaju tepat begitu pintu di tutup.

ᴘᴇᴛʀɪᴋᴏʀ {ᴇɴᴅ}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang