11. Petrikor

21 4 4
                                    

Tatapan Arkhan sepenuhnya teralihkan saat Reksa membuka pintu, dengan cepat dia menarik tangan Reksa untuk keluar sebisa mungkin menghindari berada di satu ruangan yang sama dengan alpha brengsek yang terus memancing emosinya.

Reksa yang kebingungan hanya menurut ketika Arkhan membawanya pergi dari sana "Kita mau kemana sih?" Tanya Reksa di tengah jalan.

Langkah Arkhan tiba-tiba berhenti di lorong dia tidak memiliki tempat lain selain ruang tunggu tadi "Sebentar" Arkhan berpikir sejenak sebelum kembali melanjutkan langkahnya kali ini dengan langkah yang lebih pelan dan tidak terburu-buru seperti tadi.

Mereka berdua akhirnya sampai di taman belakang gedung yang di pakai untuk menjadi ruang tunggu para aktor, Arkhan duduk di salah satu kursi panjang yang ada di sana dan Reksa juga ikut duduk di sebelahnya.

Reksa menatap Arkhan yang terus menunjukan raut aneh, dia berniat bertanya tapi sepertinya mood Arkhan sedang buruk.

"Kamu gak suka aku datang kesini?" Tanya Reksa kemudian.

Arkhan menggelengkan kepalanya kuat "Enggak, di ruangan tadi ada Gilang dan aku gak mau kamu ketemu sama dia" Jawabnya.

"Kenapa? Bukannya kalian teman dekat?"

Arkhan menatap Reksa tidak percaya "Aku gak pernah berteman dekat sama dia, bahkan dari dulu aku gak punya teman"

Seketika suasana di sana mendadak canggung Reksa menyesali candaan yang keluar dari mulutnya dia seharusnya tidak pernah berkata seperti itu karena memang sejak kecil Arkhan tidak pernah memiliki kesempatan untuk dekat dengan orang asing.

"Mamih, Papih sama kamu udah lebih dari cukup buat nemenin aku" Ucap Arkhan saat melihat ekspresi bersalah di wajah Reksa "Kita tinggal nunggu Jefran terus kita bisa pulang ke rumah" Lanjutnya lagi meraih tangan Reksa untuk di genggamnya dengan erat.

Reksa ikut tersenyum ketika Arkhan melemparkan senyuman terbaiknya yang dia punya dan ikut membalas genggaman Arkhan di tangannya "Kata siapa kita mau pulang ke rumah?" Ucap Reksa.

"Memangnya kita mau kemana?"

"Katanya kamu mau nikmatin hari libur? Aku udah siapin semua keperluan kamu di mobil untuk beberapa hari kedepan"

"Berapa lama?"

Pertanyaan Arkhan di jawab dengan semangat oleh Reksa "Four days and three nights trip with me" Ucap Reksa lalu setelahnya tersenyum dengan manis.

"Aku belum bilang iya"

"Siapa juga yang butuh persetujuan kamu? Aku udah izin sama Mamih, udah bicarain ini juga sama Jefran"

"Tapi kan---"

Ucapan Arkhan terpotong karena telunjuk Reksa yang kini tepat berada di depan mulutnya tanpa ragu Arkhan menjilat jari itu dengan lidahnya membuat Reksa terkejut dan langsung menjauhkan tangannya.

"Kotor Arkhan" Ucap Reksa.

Arkhan hanya tersenyum "Lagian siapa suruh kamu potong ucapanku" Jawab Arkhan sebelum bergeser mendekati Reksa dengan posisinya yang sudah duduk di ujung kursi.

Reksa semakin gugup ketika tubuh Arkhan mulai mendekat matanya otomatis menutup saat wajah Arkhan bergerak maju dia menahan napasnya merasakan deru napas Arkhan yang berada di depan wajahnya.

Hari masih terang dan mereka masih berada di tempat yang berpotensi di lalui banyak orang tapi sepertinya Arkhan terlihat tidak peduli dia mengecup sekilas pipi Reksa.

"Udah" Ucap Arkhan karena melihat Reksa yang tidak kunjung membuka matanya.

Ketika Reksa membuka matanya dia di sambut dengan raut Arkhan yang puas karena berhasil membuatnya menjadi salah tingkah "Jangan bertindak aneh di tempat umum!" Ucap Reksa kesal, dia yakin wajahnya sudah memerah sempurna sekarang.

ᴘᴇᴛʀɪᴋᴏʀ {ᴇɴᴅ}Where stories live. Discover now