21. Petrikor

9 3 0
                                    

"Stay with him as long as you can, we got this dan jangan sampai Reksa tau. Saya dan Rion lagi berusaha buat handle semuanya tanpa harus ngelibatin kalian berdua, okay?"

Kalimat terakhir Jefran di telinga Arkhan membuatnya sedikit lega, pantas saja karyawan perusahaan Papihnya itu kini mulai berhenti menghubungi ponsel Reksa.

Arkhan memutuskan untuk mencabut kabel internet di apartemen Reksa, serta menyembunyikan seluruh gadget yang ada di tempat aman untuk beberapa hari ke depan.

Setelah semua urusannya selesai, Arkhan berjalan menuju kamar Reksa dan dia terkejut ketika melihat kekasihnya terbangun dari tidurnya.

"Masih jam segini, tidur lagi aja" Ucap Arkhan sambil mendekat, mengambil tempat di sebelah Reksa dan memaksanya untuk kembali berbaring.

"Aku tidur terus dari kemarin" Jawab Reksa sambil mengusap mata "Mau pulang, mau ketemu Mamih" Lanjutnya lagi.

Arkhan tertawa dan merapatkan tubuhnya dengan Reksa, menarik yang lebih kecil untuk masuk ke dalam pelukannya "Besok aja ya, kita pulangnya" Ucapnya, tangannya melingkar di tubuh Reksa dan mengusap kepalanya berulang kali.

"Kan masih jam segini, kita pulang aja terus tidur di sana"

"Bang Jefran udah pulang ke rumahnya, kamu mau naik taksi? Gimana kalau misalnya ada orang yang liat aku naik taksi jam segini? Pacarmu ini aktor terkenal loh"

Reksa menepuk pelan lengan Arkhan "Kan bisa pakai masker sama kacamata hitam"

"Jam sepuluh malam, orang gila mana yang pakai kacamata hitam jam segini?"

Reksa merengek, bibirnya merengut maju dan berusaha melepaskan pelukan Arkhan "Yaudah kalau gitu gak usah pegang-pegang aku" Ucapnya.

Lagi-lagi Arkhan tertawa, dia kembali memeluk tubuh Reksa agar lebih dekat dengannya "Padahal kemarin kamu mohon-mohon sama aku supaya aku pegang kamu"

Masih dengan posisi membelakangi Arkhan, Reksa menutup wajahnya dengan kedua tangannya "Yaudah sih jangan di ingetin terus, lagian itu juga bukan aku yang minta"

Dapat Reksa rasakan tangan besar Arkhan yang melingkar di perutnya, alpha itu mulai memberi usapan pelan dan perlahan mendekatkan wajahnya dengan lehernya, sensasi geli mulai muncul begitu Arkhan mulai mengecupnya berulang kali.

"Sweetie, what's your withslist date?" Bisik Arkhan tepat di telinganya.

Reksa mencengkram pelan pergelangan tangan Arkhan begitu merasakan jarinya mulai masuk ke dalam baju tidur yang dia pakai, menahannya untuk tidak berbuat lebih "Apa ya? Gak ada" Jawab Reksa, kepalanya mendadak kosong dan tidak bisa di pakai untuk berpikir saat ini.

"Ah gak seru" Protes Arkhan "Aku masih libur sampai senin depan, kalau ada hal yang kamu mau, kita bisa lakuin itu besok" Lanjutnya lagi.

Dengan sangat terpaksa Reksa berbalik, menatap Arkhan yang juga menatapnya "Mr. Raevano, please watch your hands"

Reksa tertawa ketika melihat kekasihnya menarik tangan yang sejak tadi ada di perutnya, meletakkan tangan yang jauh lebih besar di banding milik Reksa itu di depan wajah dan menatapnya penuh konsentrasi "Like this?" Tanyanya.

"Maksud aku tuh dijagain, jangan suka gerak kemana-mana" Ucapnya, tangan Reksa bergerak meraih tangan Arkhan untuk di genggamnya erat "Like this" Ucap Reksa lagi.

Keduanya tersenyum lebar, siapapun pasti dapat merasakan atmosfer penuh afeksi di sekitar mereka. Wajah yang saling menatap, tangan yang tergenggam erat, tubuh yang begitu dekat, dan jangan lupakan jantung yang terus berdetak kencang.

ᴘᴇᴛʀɪᴋᴏʀ {ᴇɴᴅ}Where stories live. Discover now