22. Petrikor

21 3 0
                                    

Tepat setelah ketiganya sampai di kediaman Arkhan, mereka berjalan lurus menuju ruang kerja yang ada di pojok lantai dua karena tidak ingin membuat keributan yang di saksikan oleh penghuni rumah lain. Emosi yang sejak tadi Reksa tahan siap meledak, dia bahkan mengabaikan Arkhan yang hendak membukakan pintu mobil untuknya tadi.

Setelah pintu di tutup, Reksa menatap wajah Jefran dan Arkhan secara bergantian "Why don't you guys tell me?" Tanya Reksa dengan nada suara paling dingin yang pernah mereka dengar.

"Karena kita gak mau kamu kepikiran hal itu" Arkhan angkat bicara, sedangkan Jefran diam di tempatnya, dia merasa tidak memiliki hak untuk bicara sekarang.

"Terus kamu pikir aku baik-baik aja? I'm okay with all of this? This is my problem dan seharusnya kalian ngasih tau aku, bukan malah diam dan mengalihkan perhatian aku ke hal lain"

Arkhan menggigit pipi bagian dalamnya, ini yang dia tidak suka dari Reksa karena omega itu selalu merasa bisa melakukan semuanya sendirian, apa gunanya Arkhan kalau begitu?

"We got this, kalau masalahnya selesai juga kita pasti bakal ngasih tau kamu"

"Kalau masalahnya selesai, kalau nggak dan malah makin panjang kayak gini? Kamu pikir bisa selamanya nyembunyiin ini semua dari aku? Gilang bukan orang biasa yang bisa kalian tuntut gitu aja, kan? Bahkan aku yakin kalau sampai sekarang, nama Gilang belum masuk ke dalam daftar tersangka"

Benar, ucapan Reksa sepenuhnya benar.

Tidak ada hal yang membuktikan kalau Gilang adalah orang yang mengunggah video itu ke internet, tidak ada satupun bukti yang menunjukkan kalau orang yang hampir melecehkan Reksa malam itu adalah saudara dekatnya.

Jefran, Rion, dan karyawan lain hanya berfokus untuk membuat atensi publik teralihkan, namun sampai saat ini belum berhasil karena nama Arkhan juga ikut terlibat di dalamnya.

"Besok buat video klarifikasi kalau aku cuma mantan manajermu" Ucap Reksa pada akhirnya "Soal video itu, kita gak bisa berbuat apa-apa, aku bakal mundur dari posisi di kantor Papih dan serahin semuanya ke Rion" Lanjutnya lagi.

"Nggak, kamu mau kita mundur dan ngaku kalah gitu aja?" Protes Arkhan tidak terima.

"Terus apa? Kamu punya solusi lain yang lebih baik? Kasus ini bisa bikin karir kamu berantakan, Arkhan"

"This is not about me and my career"

"Of course this is about you, karir yang kamu bangun sejak kecil gak mungkin hancur gitu aja. And I'm nothing, Arkhan. Aku cuma orang yang kebetulan di angkat jadi bagian dari keluarga kalian"

Reksa hampir menangis, sebelumnya tidak pernah dia berpikir sekalipun bahwa dirinya akan menjadi orang yang berpotensi menghancurkan hidup keluarga yang berbaik hati mengurusnya selama bertahun-tahun tanpa pamrih.

Sakit di kepalanya yang dia rasakan di wahana bermain satu jam lalu mendadak hilang, di gantikan oleh berbagai pikiran buruk yang mungkin akan terjadi pada Arkhan setelah ini. Kekasihnya itu sudah belasan tahun membangun citra baik di depan publik, Reksa tidak mungkin membiarkan semuanya hancur begitu saja hanya karena eksistensinya di sana.

"Reksa. Jangan bersikap seolah-olah kamu adalah tersangka, kamu korban di sini" Itu suara Jefran, dia merasa harus ikut membantu Arkhan dalam menyakinkan Reksa yang terlihat frustasi karena masalah ini.

Arkhan mengangguk setuju lalu berjalan mendekat ke arah Reksa, menatap wajah kekasihnya yang siap menangis kapan saja "Kamu percaya kan sama aku? Aku, bang Jefran sama bang Rion lagi berusaha cari solusi yang terbaik untuk kita" Ucapnya sambil menggengam kedua tangan kekasihnya.

ᴘᴇᴛʀɪᴋᴏʀ {ᴇɴᴅ}Where stories live. Discover now