Chapter 1[Hari-Hari Mereka di Sekolah]

74 16 5
                                    

Please give your support by voting for this chapter, leaving a comment, and adding this story to your library. We'll appreciate it if you share this story with your friends.

Happy Reading!


***


Chapter 1
[Hari-Hari Mereka di Sekolah]

"Bagian sebelah sini kalau bisa dibuat kosong biar bisa dipakai parkir wali murid. Terus kalau dana masih sisa dan cukup, buat tenda-tenda di space yang masih ada." Adalah seorang murid berambut hitam pekat yang kini tengah berbicara sembari melirik sebuah denah yang ditunjukkan rekan di sebelahnya.

"Pasti karena halaman sekolah panas banget, ya? Oke-oke. Thank you, Gya. Ntar gue obrolin lagi sama bendahara." Gadis yang dipanggil Gya itu mengangguk sembari mengacungkan ibu jarinya ketika temannya kembali mejanya.

"Gya, be ready!" celetuk satu lagi siswi yang tengah berada di ambang pintu ruang OSIS itu.

Paham apa yang dikodekan Vera, sahabat karibnya, Gya segera merapikan berkas-berkas di atas meja, mematikan laptop, kemudian menyandarkan sejenak tubuhnya ke sandaran kursi putarnya, menunggu.

"Three," hitung Vera.

"Two."

"One, ... Kak Gyaaaaa! Mau ke kantin sama Ran nggak?!"

"Kak Gyaaaaa! Mau ke kantin sama Ran nggak?!"

Laras, anggota Bidang Keterampilan dan Kreativitas yang tadi duduk di sebelah Gya, terkikik karena ulah Vera menirukan siswa yang baru saja datang ke depan ruangan mereka itu dengan sama persis. Bagaikan alarm, kalimat itu sudah dihafal hampir seluruh pengurus OSIS yang sering berada di sana saat jam istirahat.

"Gak ada bosan-bosannya ngajakin Gya jajan. Kakak sepupu sendiri nggak digubris, ck ... ck ... ck!" protes Vera.

"Lagian nggak diajak pun kak Vera tetap ikut terus," balasnya sambil mengangkat sebelah sudut bibirnya julid.

"Hehe ... kan kak Vera gak mau adiknya yang imut, gemas, dan rapuh ini dijahatin orang, ututututu!" Tanpa aba-aba Vera menarik kedua pipi yang di matanya terlihat seperti Mochi itu.

Ran, murid laki-laki yang entah sudah berapa kali pipinya ditarik-tarik oleh orang-orang yang berbeda hari ini, hanya memundurkan kepalanya untuk menghindar, walaupun itu tidak membuahkan apa-apa sampai Gya tiba di dekat mereka.

"Laras, aku ke kantin dulu, ya," pamit Gya yang langsung diacungi jempol oleh Laras.

Vera cepat-cepat memakai sepatunya juga ketika melihat Gya melakukannya. Dia tidak pernah membiarkan adik sepupu dan sahabatnya itu pergi hanya berdua di sekolah. Jangan salah paham. Itu adalah keinginan Gya, dan Ran juga telah menyetujuinya.

Sekali pun seantero sekolah sudah pasti pernah mendengar kabar bahwa Gya, wakil ketua OSIS mereka yang paling tegas dan disiplin, berpacaran dengan Ran, murid paling menggemaskan dan polos itu, Gya tidak ingin memberi contoh kepada siswa-siswi sekolahnya budaya berdua-duaan di lingkungan sekolah. Membicarakan soal etika dan kedisiplinan di SMA mereka, siapa pun di sekolah rasa-rasanya pasti setuju bahwa Gya adalah orang yang paling paham soal itu.

"Hari ini ada cireng ayam suwir loh, Kak. Itu menu spesial yang cuma ada kalau pas yang jual mood bikin. Semoga belum habis," celetuk Ran ketika ketiganya berjalan melintasi lapangan sekolah yang terik. Vera terkikik mendengar ucapan adiknya.

3 Reasons Why We Should Break Up[End]Where stories live. Discover now