#7

542 75 9
                                    

Kim Jiwoong menyugar rambut hitamnya yang lebat. Hari ini cukup melelahkan meski waktu baru menunjukkan pukul 12 siang. Ia tadi sempat meeting sebentar dengan para petinggi agensi mengenai masa hiatusnya. Sebenarnya ia ingin kembali namun keinginannya tidak sebesar kemauannya untuk menjejaki dunia bisnis. Jadi untuk sementara waktu ia akan tetap hiatus terlebih dahulu sembari memantapkan diri untuk memilih jalan yang akan ia sanggupi.

Tangan kanannya memegang cup berisi kopi latte. Sudah memasuki waktu makan siang, ia menimbang dengan apa ia akan makan. Sepatunya bergema di koridor gedung yang tak terlalu ramai mengingat ini adalah weekend yang dimana karyawan banyak yang libur.

Namun sesaat hendak masuk lift penciumannya menangkap aroma manis yang sangat membuatnya nyaman. Ini adalah aroma persis di mimpinya. Aroma yang akan membuat dia selalu tersenyum.

Kepalanya menengok kesana kemari, mencari kira siapa pemilik aroma semanis ini. Hingga ia dikejutkan oleh kehadiran Karina, rekan kerjanya.

"Kau membuatku terkejut bodoh" ucap Jiwoong. Karina berdecak kesal.
"Kau yang berlagak seperti orang bodoh Kim Jiwoong, kau sedang apa huh mengintai perampok kah"

Keduanya berjalan memasuki lift agensi.
Jiwoong menyeruput sedikit lattenya.
"Mana ada perampok disini, aku tengah mencari sesuatu"

"Iya aku tahu dan sesuatu itu apa, kau jangan membuat hari liburku menjadi suram" ucap Karina.

"Kau mencium aroma sesuatu tidak" Jiwoong balik bertanya. Dahi Karina mengernyit bingung.

"Aroma, tidak ada aku tak mencium apapun" jawabnya. Jiwoong mengangguk pelan.
"Aku mencium aroma begitu enak, manis namun juga hangat, seperti kue jahe yang disajikan saat musim dingin tiba, kau tahu sebelumnya aku dapat mencium aroma seperti ini dalam mimpiku"

Karina mendengarkan secara saksama, lalu matanya membulat tak percaya.
"Whoah Jiwoong kau akan bertemu dengan mate mu segera astaga aku tak percaya ini,kau sungguhan akan punya mate"

Wajah Jiwoong seketika menjadi datar, kenapa perempuan dihadapannya saat ini begitu gila dan heboh.

"Aku belum memastikan ini aroma mateku atau bukan tapi yang jelas aroma ini selalu hilang dan timbul" jelasnya.

Karina menganggukan kepalan beberapa kali. Ia tersenyum menatap wajah Jiwoong.

"Bagaimana kalau kau mencari saja"
"Dengan cara apa?" Tanya Jiwoong.

"Yak Kim Jiwoong jaman sudah begitu canggih kau bisa mencari matemu lewat surat kabar, sosial media, atau melalui dating aplikasi" setelah berkata demikian kepala Karina menjadi sasaran jitakan Jiwoong.

"Yak kau! kepalaku aduh"
"Tidak semudah itu wahai penyihir yang terhormat, bila ternyata yang datang kepadaku adalah bukan mateku bagaimana.. kau mau tanggung jawab huh" ucapnya.

"Iya juga yah, aroma seperti itu bisa saja pakai parfum racikan, lalu tindakanmu apa?" Tanya Karina.
"Entahlah aku juga tak tahu, nanti akan aku pikirkan"

"Wah Jiwoong kita sudah lebih dari dewasa, ck ck ck aku takkan percaya ini"
"Umurku sudah 26 kalau kau lupa"

"Serius bukan 2 tahun 6 bulan kan, soalnya kau sering tantrum melebihi bocah itu sendiri"

"Yak Karina mulutmu aishhh"

.
.
.
.

Kim Gyuvin menikmati perjalanannya ke Busan dengan Kim Taerae, sepupunya. Mereka sepakat untuk menginap selama 3 hari disana. Menikmati suasana pantai dan segala yang ada di Busan.

"Kau tahu Gyuvin-ah, perjalanan seperti ini sudah aku rencanakan jauh-jauh hari, ini akan menjadi perjalanan yang menyenangkan"

Gyuvin mengangguk setuju. Ia mengambil camilan yang ada di dashboard mobil.
"Yah nikmati masa lajang kita sebelum kita disibukkan oleh tumpukan dokumen dan pasangan kita nantinya".

LENTERA KECILWhere stories live. Discover now