#12

444 67 6
                                    

Tubuh tinggi itu bersandar nyaman di sofa. Ia meluruskan punggungnya yang pegal karena melakukan perjalanan jauh. Kakinya ia letakkan pada meja yang dihadapannya, tak sopan tapi tidak ada yang berani menegurnya.

Pemuda dihadapannya menatap wajah itu dengan datar. Tangannya ia silangkan di depan dada. Sebelahnya ada satu pemuda yang duduk dengan kaku. Tenggorokannya berkali-kali menelan ludahnya, cukup gemetar mengingat dua entitas enigma didepannya.

"Kak kau bercanda kenapa bisa tiba-tiba ada disini?" Tanya Kim Gyuvin.
"Aku tidak bercanda, buktinya aku duduk disini dengan tenang, menikmati segelas es jeruk yang dibuat oleh Taerae, di bagian mana aku bercandanya" ucap pemuda itu yang tak lain adalah Kim Jiwoong.

"Berhentilah merusak liburanku dan kembalilah ke kota untuk mengurusi permasalahanmu itu " ucap Kim Gyuvin.
"Ya ya ya, urusanku sudah selesai dan aku ingin liburan kenapa kau sangat tidak senang aku berada disini huh"

Kim Gyuvin memejamkan matanya sejenak dan menghembuskan nafasnya pelan.
"Terserahlah" lalu ia beranjak kembali ke kamar.
"Yak Kim Gyuvin tolong masukkan koperku ke kamar"

"MASUKKAN SAJA SENDIRI"
"Wow galak sekali sih" ucapnya.

Taerae terkekeh pelan, dari tadi ia menikmati drama kakak beradik ini.
"Karena kau menyebalkan makanya dia menjadi galak begitu" setelah berucap demikian Taerae berlari masuk ke dalam kamar sambil tertawa.

"Yak Kim Taerae"

.
.
.

Hanbin tertawa senang melihat tingkah dari anak-anak yang tengah bermain bersamanya. Berbagai permainan sudah ia coba dari bermain bola, membuat istana pasir dan sekarang kaki dan tangan putihnya tengah di cat warna-warna cantik dari para anak perempuan.

Kata mereka kulit Hanbin begitu halus dan sangat putih seperti kanvas. Jadi mereka ingin menggambar yang lucu-lucu untuk Hanbin. Namun anak laki-laki tetap bermain bola dengan penuh semangat.

"Lihat gambar bunganya cantik sekali kan" ucap Hana, gadis berkepang dua.
"Huum cantik sekali" timpal Hanbin.
"Kak lihat kupu-kupunya juga lucu kan" ujar Areum, gadis dengan rambut pendek sebahu.
Hanbin tersenyum lalu mengangguk.

Hingga beberapa saat kemudia bahunya ditepuk oleh Jungwon, bocah lelaki yang bermain bola bersamanya tadi.
"Kenapa?"
"Ada kakak besar yang datang kak, sepertinya dia marah karena kepalanya tak sengaja terkena bola"

Hanbin membulatkan matanya terkejut. Ia langsung bangkit dari tempat duduknya.
Dia berjalan mendekat ke arah pemuda yang tengah memasang wajah masam.

"Ah maafkan anak-anak ini tuan, mereka tak sengaja menendang bola itu sehingga mengenai kepalamu" ucap Hanbin sambil sedikit menunduk.

Pemuda didepannya melemparkan bola itu ke arah yang asal dan langsung diambil oleh anak kecil tadi. Ia menurunkan sedikir kacamata hitamnya, meneliti dari atas kepala hingga ke ujung kaki.

"Tak masalah, lagipula bajuku tak terlalu kotor hanya saja kepalaku sedikit nyeri"
Hanbin tentu saja langsung mendongak menatap pemuda itu.
"Eh sungguh, perlu kah aku membawamu ke klinik"

Belum sempat pemuda berbaju biru dihadapan Hanbin itu menjawab, seorang laki-laki paruh baya datang menghampiri dia adalah Paman Jang.

"Hanbina ada apa, apa ada masalah?" Tanyanya.
"Errr anak-anak tak sengaja menendang bola terlalu keras, dan bola itu mengenai tuan ini, dia berkata kepalanya sedikit nyeri" jawab Hanbin.

Paman Jang langsung meneliti rupa pemuda itu dan ia terkejut dengan sangat.
"Oh astaga apaakah ini Kim Jiwoong " ucapnya.

Kim Jiwoong tersenyum bangga, ia tak menyangka di tempat ini ada yang mengenalnya sedangkan Hanbin mengerut bingung.

LENTERA KECILМесто, где живут истории. Откройте их для себя