#25

463 61 12
                                    

Jiwoong duduk di kursi kebesarannya. Ia sedang membolak balikkan kertas yang ia pegang, isinya jadwal-jadwal yang akan ia lakukan selama sebulan kedepan, memuakkan memang tapi Jiwoong cukup menikmatinya.

Dan tepat tanggal 14 nanti ia akan melakukan jumpa fans dengan Wendy, artis yang baru saja comeback dengan dia sebagai model videoklipnya.
Dan akhir-akhir ini Jiwoong tengah merasa kosong entah apa yang terjadi tapi aroma kue jahe sudah jarang sekali masuk ke penciumannya dan itu yang membuatnya merasa sedikit kesepian.

Ia mendongak menatap langit-langit ruangannya yang warnanya putih bersih. Ada hal yang mengganjal dihatinya, tentu saja perihal mate, adiknya sudah menemukan tambatan hati dan itu sedikit mengusik sanubarinya.

Sedang asyiknya melamun pintu ruang kerjanya diketuk pelan dari luar disana ada Wendy, Karina, dan juga Gyuvin. Hal itu tentu saja mengundang tanda tanya besar di kepalanya. Kenapa tiba-tiba ia didatangi orang banyak.

"Ad-"
"Silahkan bicara pada Nyonya Wendy dulu aku takkan ikut campur, aku akan bermain game di ruang istirahatmu" ujar Gyuvin sambil berjalan menjauh dari ketiganya dan melangkahkan kakinya ke ruang istirahat milik Jiwoong.

Kedua wanita disana tersenyum sedikit, Karina langsung mendudukan diri di sofa empuk dan begitupula dengan Wendy.
"Berkas untuk kau tanda tangan, ini kontrak brand yang akan kau ajak kerja sama, Songkang tak bisa memberikannya langsung karena ada keperluan" jelas Karina.
Songkang adalah manager Kim Jiwoong.
Jiwoong mengangguk, lalu netranya menatap Wendy.

"Ah aku belum mengucapkan terimakasih secara personal padamu, terimakasih atas kerja samanya, bila berkenan setelah jumpa fans nanti mampirlah ke rumahku untuk makan malam, aku juga mengundang seluruh crew videoklip untuk menikmati hidangan di rumahku" ucap Wendy dengan senyuman manis andalannya.

Kim Jiwoong tersenyum singkat, ia mengangguk menyetujui ajakan Nyonya Wendy, sudah lama ia tak makan bersama dengan para crew. Setelah urusan keduanya selesai, Jiwoong melangkahkan kaki jenjangnya menuju kamar istirahatnya dan disana ada Gyuvin yang tengah berbaring sambil memainkan ponselnya.

"Ada apa?" Tanya Jiwoong tanpa basa-basi.
"Tidak ada hal penting selain kau harus pulang ke rumah karena ibu sudah pulang dari Kanada dan ingin segera bertemu dengan putra sulungnya" jawab Gyuvin.
Jiwoong mengangkat alisnya sebelah.

"Hanya itu, tak ada hal yang lain, kau bisa menelfonku atau ibu bisa menelfonku dan menyuruhku pulang" ujar Jiwoong.
Gyuvin mendatarkan wajahnya.
"Sudah ratusan kali ku telfon tak ada yang kau angkat bodoh, dasar tua" maki Gyuvin.
"Yak, bocah ini" ucap Jiwoong lalu bergegas pergi dari hadapan adiknya.

Gyuvin membulatkan matanya dan mengejar langkah Kim Jiwoong.
"Ya Kim Jiwoong, kau akan ke rumah nyonya Wendy tanggal 14 nanti kan, aku ikut denganmu ya"
Jiwoong menatap adiknya heran, sangat tak biasa melihat adiknya bertingkah seperti ini.

"Tumben sekali, ada apa?" Tanya Jiwoong.
"Ah pokoknya aku ikut, kalau tak di bolehkan aku akan mengadu kalau kau sudah memecahkan guci kesayangan milik ibu yang ia beli di Eropa"
Jiwoong membelalakan matanya terkejut.
"Yaak, Kim Gyuvin jangan macam-macam kau"

.
.
.
Tanggal 14 Desember 20xx
.
.
.

Hari itu adalah hari yang cukup sibuk bagi Wendy dan Jiwoong. Jumpa fans yang dihadiri lebih dari 300 orang membuat keduanya senang sekaligus lelah.
Berbagai acara dan kegiatan telah mereka lalui, jumpa fans dilakukan untuk promosi lagu comeback Wendy.

Tanpa disadari malam pun telah tiba, dan seharian ini Hanbin dikurung di gudang belakang yang jarang terjamah manusia. Tujuannya adalah agar Hanbin tak terlihat oleh awak media. Bila saja Yujin saat ini sedang di rumah pasti ia akan mengamuk, ia tak terima bila kakaknya dikurung bak hewan, sayangnya Yujin tengah karyawisata menuju pulau Jeju.

LENTERA KECILWhere stories live. Discover now