#11

458 70 5
                                    

Pagi telah menjelang, saat ini Busan tengah dilanda gerimis kecil yang sanggup membuat siapapun menggigil kedinginan. Wonyoung, Gunwook, Hanbin dan Paman Jang sudah berkumpul di ruang makan untuk sarapan.

Kali ini menu yang dihidangkan adalah sup ayam ginseng dengan nasi hangat. Sangat menggugah selera dan cukup untuk menghangatkan badan di tengah cuaca yang dingin ini.

Semuanya menikmati sarapan itu dengan nikmat dan tenang hingga Paman Jang membuka suara.
"Kakimu sudah membaik Hanbinna?"

"Sudah paman terimakasih sudah mengobatiku, maaf aku merepotkanmu" ucapnya.
"Ash berhentilah minta maaf, itu bukan salahmu, semalam memang acaranya begitu ricuh aku mendapat informasi kalau si pembuat kericuhan adalah orang-orang yang mabuk" jelas Paman Jang.

"Ah pantas saja, padahal dulu acara itu begitu aman tak ada keributan sama sekali meskipun acaranya begitu ramai" ujar Wonyoung.
Paman Jang melirik ke arah Hanbin yang kebetulan duduk di sebelah kirinya.

"Hanbina boleh paman lihat tanganmu" pinta Paman Jang.
Hanbin mengangguk, lalu ia menjulurkan tangan kanannya. Paman Jang menyingkap kaus lengan panjang dengan hati-hati.

Disana dua buah gambar benda langit tercipta, bulan dan bintang dengan ukiran yang begitu indah.
"Kau tahu penyebab kau mendapatkan dua tanda ini?" Tanya Paman Jang.
"Aku tidak tahu paman, aku tidak bisa memastikan sejak kapan aku mendapatkan tanda ini" jawab Hanbin.

"Tatoo pertama didapat setelah kak Hanbin demam tinggi, sepulang dari festival lampion kak Hanbin mengeluh panas di pergelangan tangannya" Gunwook angkat bicara.
Hanbin menggaruk kepalanya tak gatal, ia tak mengingat kejadian itu, atau mungkin terkesan melupakan.

"Dan oh.. kata ibu, kak Hanbin sebelumnya sudah berinteraksi dengan orang lain selain kami, siapa itu kak" tanya Wonyoung.
Hanbin memutar otaknya, mengingat kejadian malam itu.

"Aku ingat, aku bersebelahan dengan seorang pemuda yang menggunakan jaket parka, dia begitu tinggi dan juga tampan tapi aku tak tahu pasti karena aku langsung kabur" jawab Hanbin.
Mata Wonyoung tiba-tiba berbinar cerah, senyum terkembang di bibir.

"Apakah itu mate kak Hanbin?" Tentu saja hal itu membuat ketiga lelaki disana terkaget.
"Ah mana mungkin aku saja belum tahu gender keduaku" sergah Hanbin.

"Semuanya tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini Hanbina, bisa saja yang dikatakan Wonyoung itu benar" jelas Paman Jang.

Entah apa yang ada di pikiran Gunwook sehingga ia tiba-tiba membulatkan matanya.
"Berarti kemungkinan Kim Gyuvin yang semalam itu adalah mate kak Hanbin"

"Hah"

.
.
.
.

Zhang Hao tengah berkutat dengan beberapa dokumen di hadapannya. Wajah seriusnya terlihat galak dan membuat beberapa karyawan menjadi sangat takut.
Terutama sosok wanita yang tengah berdiri di depan meja kerjanya.
Ia tengah menunggu beberapa dokumen untuk di cek dan ditanda tangani.

"Bilang pada pihak marketing untuk merubah beberapa bagian yang salah, mereka sudah senior tapi untuk masalah sepele ini tidak bisa, takkan aku tanda tangani sebelum dokumen ini benar, pergilah" perintahnya.

Wanita yang memiliki nama Shin Ryujin itu mengangguk dan segera mengambil dokumen yang dimaksud untuk di revisi.
Begitu keluar dari ruangan bosnya Ryujin dikejutkan oleh kehadiran Jeongwoo.
"Yak kau membuatku terkejut bodoh" ucapnya sambil memukul kepala Jeongwoo dengan map di tangannya.

"Sakit bodoh, lagipula kau itu hanya bertemu Zhang Hao bos kita, tapi kenapa kau seperti habis bertemu malaikat pencabut nyawa saja" Ryujin langsung menggandeng tangan Jeongwoo untuk menjauh dari pintu ruangan Zhang Hao.

LENTERA KECILOnde histórias criam vida. Descubra agora