Petunjuk

248 35 6
                                    


Li Lianhua menghela napas dalam-dalam. Entah kenapa situasi kali ini menjadi begitu rumit. Bandit itu bilang ada sesuatu di tubuh Lanhua, entah itu peta atau petunjuk. Dia berusaha mengingat-ingat saat dia pertama kali menemukan Lanhua. Dia memang pernah melihat barisan huruf di punggung bocah berumur lima tahun itu, tapi dia tidak pernah mengartikannya secara serius. Dulu Nyonya Wang selaku pengasuh Lanhua juga pernah membahas hal ini.

Tiba-tiba saja pipinya ditusuk menggunakan telunjuk dari samping. Dia berusaha menoleh, tapi jari itu terlalu kuat. Lantas dia menyentilnya dengan keras sehingga si pemilik jari mengaduh. Dia pun tertawa melihat Di Feisheng yang kemudian duduk di sampingnya.

"Apa kau ingat tulisan di punggung Lanhua?" tanya Li Lianhua.

Di Feisheng berusaha mengingat-ingat. "Mengeringkan laut merah tiga dari tujuh hari, semuanya akan berbalik."

"Apa maksudnya itu?" balas Li Lianhua masih berpikir keras.

Di Feisheng masih diam, turut memeras otak, tapi tak kunjung mendapat jawabannya. Mereka berdua terdiam cukup lama, kemudian berakhir dengan helaan napas untuk kesekian kalinya.

"Apa Lanhua sudah tidur?" tanya Li Lianhua.

Di Feisheng mengangguk. "Dia tidur bersama Xiaoyi."

Brak!

"Apa? Heh, Ah Fei. Mereka itu belum menikah, kenapa kau membuat mereka tidur bersama? Apa kau bodoh? %@%%#^@&@>#>@*"

Di Feisheng tertawa mendengar umpatan Li Lianhua dan dia terus memandangi pria kurus yang sedang marah-marah itu sambil bertopang dagu. "Dia tidur sambil bersandar pada Xiaoyi, di kamar tempat Wei Qi dirawat."

"Hmm?" Seketika Li Lianhua terduduk sambil memijit-mijit pelipisnya yang nyeri. Beraninya Di Feisheng mengerjainya seperti ini?

Di Feisheng lalu menuang arak ke dalam gelas dan menyodorkannya pada Li Lianhua, sementara dia menghabiskan sisanya dari botol langsung.

"Kenapa kau tidak membawa Lanhua ke kamarnya sendiri?"

Di Feisheng menoleh pada pria yang memberinya pertanyaan, kemudian menggeleng. "Tempat ini sudah tidak aman lagi. Mana mungkin aku membiarkannya sendirian di kamar itu, sementara kau tidak mengizinkan calon menantumu untuk menemaninya. Sebaiknya kita mencari tempat untuk Lanhua bersembunyi sementara waktu. Kita tidak mungkin membawanya ke vila bambu, karena kemungkinan bandit-bandit itu juga telah mencoba mencari tahu tempat itu."

Li Lianhua mengangguk, perkataan Di Feisheng ada benarnya. Kalau hanya mereka berdua saja yang terlibat dalam keadaan pelik ini, mungkin mereka bisa bersembunyi di tempat paling mencolok, karena biasanya tempat paling berbahaya adalah tempat persembunyian teraman. Tapi membiarkan Lanhua terlihat di depan umum, akan meningkatkan resiko dia diculik oleh bandit-bandit yang entah dari sekte mana lagi akan disuruh oleh si penjahat itu.

"Ayo temani aku," ajak Li Lianhua menarik tangan kekar Di Feisheng untuk ikut dengannya.

Di Feisheng masih tak mengerti kenapa pria itu mengajaknya ke ruangan tempat mayat penyerang mereka tadi disimpan. Li Lianhua menggeser peti mayat di tengah ruangan dan mengamati sosok pucat di dalamnya. Lalu menekan bagian dada serta beberapa titik untuk memastikan sesuatu. Tak lama kemudian, Di Feisheng mengrenyitkan dahinya saat melihat senyuman kecil di bibir Li Lianhua.

"Kenapa kau tersenyum seperti itu?" tanyanya kemudian.

"Fang Xiaobao paling mengerti akan hal ini, sebaiknya kita datang lagi dua hari kemudian," kata Li Lianhua menarik tutup peti dan melenggang keluar ruangan.

***

Kali ini mereka berdua duduk di atas atap paviliun tempat anak-anak beristirahat. Sampai saat ini Wei Qi masih belum bangun, padahal demamnya sudah turun saat terakhir kali Li Lianhua mengeceknya. Mereka berdua berniat untuk berjaga dari sana, karena di tempat itulah mereka bisa mengamati segala penjuru dengan mudah. Di Feisheng terlebih dulu duduk sambi bersila, barulah Li Lianhua duduk di sampingnya.

Keluarga Li LianhuaWhere stories live. Discover now