Rencana

212 29 6
                                    


"Beri aku satu nama, maka kau dan adikmu akan selamat," ujar Li Lianhua dengan tenang.

Di Feisheng segera menampik tangan perempuan bernama Wang Feiyu  begitu melihat gerakannya yang mencurigakan.

"Kami tidak pernah melihat wajahnya. Dia selalu menggunakan sarung tangan hitam dan kantung wewangian dengan wangi yang cukup kuat, tapi kalau kau terlalu dekat dengannya akan tercium bau anyir," ujar Feiyu.

"Kenapa kalian tidak melawan? Aku lihat-lihat ilmu bela diri kalian cukup bagus," tanya Fang Xiaobao.

"Tentu saja kami melawan. Hanya saja si bodoh ini terlalu baik hati. Dia tidak sadar kalau penjahat itu menyamar jadi nenek-nenek dan menaruh larva serangga setengah bulan di dalam air minumnya. Alhasil aku harus menyepakati perjanjian dengan orang itu untuk menyelamatkannya. Dasar bodoh!" kata Feiyu menoyor kepala Haoyu yang masih kesakitan.

"Bukankah kau bilang kita harus membantu orang lain? Mana mungkin aku diam saja melihat nenek-nenek kesusahan membawa belanjaannya yang berat," keluh Haoyu.

"Maka dari itu, kau tidak cocok jadi perampok! Bodoh, bodoh, bodoh!" Feiyu malah menumpahkan kekesalannya dengan memukuli sang adik.

Li Lianhua, Di Feisheng dan Fang Xiaobao menatap satu sama lain. Kenapa mereka malah berkelahi?

"Feiyu, Feiyu. Adikmu sedang kesakitan kenapa kau malah memukulnya dengan kasar?" ujar Fang Xiaobao.

"Tak bisakah kalian mengajak orang itu untuk bertemu?" tanya Li Lianhua kemudian.

Feiyu menggeleng. "Kami tak pernah tahu bagaimana kami bisa mengontaknya. Selama ini dia selalu menemui kami, di manapun dan kapanpun dia mau."

"Orang ini cukup cerdik. Dia menyiapkan mata-mata cadangan kalau-kalau sekte siluman tengkorak gagal. Kemungkinan jika si kembar ini gagal juga, dia masih punya rencana cadangan yang lain. Satu-satunya cara hanya dengan menjadikan mereka mata-mata dengan pekerjaan ganda. Meskipun kemungkinan kita mendapat info akan kecil," lanjut Di Feisheng setelah memahami situasi.

"Apa dia orang Nanying juga?" selidik Li Lianhua.

Feiyu menggeleng lagi. "Aku tidak yakin akan hal itu."

Li Lianhua mengetuk-ngetuk pinggiran meja. "Kalau perkiraanku benar. Seharusnya dia akan mendatangiku besok lusa. Aku tidak peduli cara apa yang kalian gunakan, tapi pastikan orang itu memakai kantung pewangi ini," ujarnya melemparkan kantung pewangi pada Feiyu.

"Bagaimana dengan adikku?" protes Feiyu dengan galak.

Li Lianhua mengeluarkan vial kecil dari saku bajunya. Feiyu dengan kasar merebutnya, lalu mencicipi isinya.

"Jie!" ujar Haoyu.

"Aku hanya memastikan apa ini benar-benar penawarnya. Tidak ada jaminan kalau mereka tidak memberimu racun lagi kan?" balas Feiyu, kemudian meminumkan seluruh isi vial pada adiknya.

Saat mereka akan pergi, Li Lianhua memanggil keduanya. Si kembar itu kemudian menghentikan langkah mereka dan berbalik.

"Apa kalian punya rumah?" tanya Li Lianhua.

Feiyu menatap Haoyu, lalu menggeleng. "Selama ini kami selalu tinggal bersama adik-adik pengemis di rumah kosong yang ada di desa Shen."

"Apa kau mau mempunyai adik-adik lain dan menjaganya seperti yang kau lakukan pada para pengemis cilik saat ini?" tanya Li Lianhua lagi.

Di Feisheng menatap punggung Li Lianhua dan tersenyum.

"Apa maksudmu?" balas Haoyu.

"Aku mempunyai panti asuhan sekaligus sekte kecil tempat melatih anak-anak yang mempunyai bakat seni bela diri seperti kalian. Kalau kalian tidak keberatan, kapanpun kalian mau. Aku akan menjemput kalian dan membawa kalian ke sana. Di sana kalian tidak perlu memikirkan tempat tinggal, baju ataupun makanan. Aku, Paman Di dan Paman Fang yang bertanggung jawab atas semua itu. Putriku, Lanhua dan. Ehem, calon menantuku, Xiaoyi juga sering mengajar di sana. Kalian bisa berdiskusi atau bahkan kalau mau, kalian bisa bermain bersama," jelas Li Lianhua lagi.

Keluarga Li LianhuaWhere stories live. Discover now