Pencarian Yun Lin

180 26 6
                                    


Lanhua membuka matanya yang masih terasa nyeri. Saat dia membalikkan tubuhnya ke samping, dia mendapati kaki jenjang berbalut tsing yi biru gelap di sana. Ketika mendongak, dia melihat Di Feisheng dengan lengan kiri terbebat kain tengah memejamkan mata. Terlintas ide usil di pikirannya, dia pun menjulurkan tangan dan menekan luka Di Feisheng keras-keras.

"Apa kau pikir dengan begitu ayahmu akan berteriak dengan keras? Luka ini bahkan sudah hampir kering," ujar suara dalam itu membuat Lanhua tertawa.

Di Feisheng membantu Lanhua bangun dan membiarkan gadis itu duduk di tempat tidur sambil bersandar di bahunya.

"Apa yang terjadi?" tanya Lanhua.

"Bukankah itu yang seharusnya ayah tanyakan padamu? Kau tiba-tiba saja pingsan karena kehilangan banyak darah. Apa kalau seisi dunia keracunan kau juga akan menguras darahmu demi mereka?"

"Tentu saja. Aduh, ayah!" Lanhua memprotes saat Di Feisheng menyentil dahinya.

"Apa Li Lianhua yang mengajarimu mengorbankan diri untuk kepentingan orang lain?" ujar Di Feisheng.

"Kepekaan moral tidak harus selalu diajarkan, itu timbul dari lubuk hati kita. Kenapa aku tak melihat Ayah Li?" balas Lanhua.

"Dia bersama Xiaoyi sedang mencari keberadaan anak Yun Biqiu," jawab Di Feisheng.

"Bagaimana dengan jalur airnya?" tanya Lanhua.

"Dengan bantuan banyak orang, mungkin tengah malam nanti tempat-tempat penampungan air akan mulai terisi, putriku memang pandai," kata Di Feisheng menepuk-nepuk kepala Lanhua.

Lanhua mendadak terdiam. Apakah nenek palsu Wei Qi benar-benar melakukan ini semua hanya untuk mendapatkannya? Apa dia sungguh-sungguh ingin menjadikan Lanhua sebagai senjata biologis seperti yang dia katakan saat mereka bertemu? Lantas kalau orang jahat itu tak kunjung mendapatkan dirinya, apa akan terus terjadi kekacauan seperti ini? Jangan-jangan penculikan Yun Lin juga terjadi karenanya. "Ayah."

"Jangan coba-coba berpikir menyerahkan dirimu untuk menyelamatkan dunia."

"Ayah, kita tidak tahu kekacauan apalagi yang akan terjadi selanjutnya kalau aku tidak menyerahkan diri."

"Kenapa kau yakin sekali kalau kejadian ini ada kaitannya denganmu? Bukankah ada banyak orang yang membenci pemerintah? Tak sedikit juga orang yang menganggap Balai Baichuan adalah organisasi arogan yang mengatur dunia persilatan. Alat paling kuat untuk mengatur negara selain pemerintah adalah rakyat, maka dari itu mereka turut menjadi korbannya. Jadi, bukan berarti semua ini terjadi karena dirimu," jelas Di Feisheng mengetuk hidung Lanhua.

***

Li Lianhua dan Xiaoyi tiba di balai Baichuan setelah melakukan penyisiran bukit belakang. Tampaknya para penculik itu menggunakan teknik meringankan tubuh sehingga tidak banyak jejak yang bisa ditemukan. Mereka hanya menemukan tetesan darah kering yang tidak jelas milik siapa. Dia menyuruh Xiaoyi untuk melapor sementara dia akan berjaga di luar.

"Apa ayah Lanhua tidak mau minum teh dulu di dalam?"

Li Lianhua tersenyum mendengar suara yang tak asing itu, kemudian membalikkan badan. "Terima kasih, tapi putriku sudah menungguku pulang. Bagaimana kabarmu, A Mian?"

"Sayang sekali. Kalau begitu tolong berikan kue dan permen ini untuk Lanhua. Dia sudah banyak membantu Balai Baichuan dua hari kemarin dan aku belum sempat berterima kasih padanya. Gadis itu begitu berani dan murah hati, mirip seperti kedua ayahnya," puji Wan Mian sambil memeberikan kotak susun berukiran indah pada Li Lianhua.

"Kau terlalu memuji. Dia hanya seorang gadis kecil yang masih sering mengeluh jika kusuruh tidur tepat waktu. Ngomong-ngomong terima kasih," balas Li Lianhua.

Keluarga Li LianhuaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang