Tiga Bulan Kemudian

321 31 4
                                    

Tiga bulan kemudian....

"Sssh. Ugh."

Sosok dengan bahu terbuka itu berusaha sekeras mungkin untuk tidak berteriak. Dia membersihkan luka tusuk pada bagian bawah bahunya menggunakan air hangat dan mengeringkannya menggunakan lap bersih. Belum lagi beberapa memar di perut, punggung dan lehernya, yang membuatnya kesakitan. Setelah itu, dia menaburkan bubuk obat pada luka terbukanya, lalu membebatnya dengan kain. Dia ingin sekali mengerang, namun dia tidak bisa menunjukkan kelemahannya sekarang, atau semua orang akan mengejeknya.

Terdengar suara ketukan dari luar. Dia pun memejamkan mata sejenak dan menghela napas beberapa kali sebelum ketukan lain terdengar lagi. "Masuk," ujarnya sambil berjalan ke meja tengah untuk mengambil pakaiannya.

"Haitang jie," panggil gadis yang berjalan ke arahnya sambil membawa nampan.

Haitang tak menjawab, membiarkan tamu yang baru datang itu duduk di sebelahnya.

"Biarkan Gong Ying membantumu," kata gadis itu memakaikan baju luar Haitang dengan ekspresi centil.

"Aiyo, sepertinya Nai Xin menusukmu dengan kuat, ya? Apakah sakit? Hmm, Haitang jiejie. Jangan masukkan perkataan dan perbuatan Nai Xin ke dalam hati ya. Dia hanya iri padamu. Sebelumnya, dia adalah pembunuh nomor 1 di Aula Bunga ini, tapi tiba-tiba saja kau menggeser peringkatnya dalam waktu satu bulan. Bahkan Nyonya Ying Su tidak menyuruhmu untuk melayani tamu seperti anggota Aula Bunga yang lain, sementara kami harus menggoda para lelaki hidung belang dengan tubuh kami. Apalagi Nyonya sendiri yang membawamu ke sini, semua orang pikir, Nyonya mengistimewakanmu. Kalau bukan karena Nyonya, mungkin--"

"Mungkin apa? Mungkin kalian akan membunuhku?" balas Haitang tersenyum sinis.

"Hehe. Haitang jiejie memang pandai. Oh iya, Aku membawakanmu minuman obat agar lukamu bisa segera sembuh. Ini." Gong Ying dengan sopan menyerahkan semangkuk cairan coklat pekat pada Haitang.

Tanpa pikir panjang, Haitang meneguk cairan itu sampai habis. Tak lama kemudian, dia merasa pusing dan ambruk ke lantai.

Gong Ying menendang-nendang lengan Haitang pelan, lalu tertawa. "Berani-beraninya kau menyombongkan diri. Mentang-mentang kau dianakemaskan, kau jadi besar kepala."

Tepat ketika Gong Ying akan melempar mangkuk obat ke kepala Haitang. Haitang dengan cepat bangkit dan mencekik Gong Ying hingga tersudut ke dinding. Dia mengusap darah dari sudut bibirnya, kemudian menyuapkan pil hitam sebesar kelereng secara paksa pada Gong Ying dan berkata, "Kau akan kehilangan tenaga dalammu selama 20 hari dan obat ini sama sekali tidak ada penawarnya. Katakan pada Nai Xin, kalau dia belum puas berduel denganku seperti tadi, aku masih punya banyak waktu luang untuk melakukannya lagi. Tidak perlu menggunakan cara kotor seperti ini. Apa kau pikir racun bunga abadi akan bisa membunuhku? Dasar otak udang! Enyah kau dari hadapanku!"

Haitang memakai topeng separuh wajahnya dan pergi dari rumah bordil itu melalui jendela. Sementara Gong Ying mulai berteriak karena tubuhnya terasa lemas.

***

Haitang mengulurkan tapak tangannya sambil mendongakkan kepala. Dia tersenyum ketika serpihan salju menyentuh kulitnya. Wajahnya yang tadi terlihat pucat, kini mulai menunjukkan rona merah muda. Racun Bunga Abadi yang tadi Gong Ying berikan padanya membuat tubuhnya terasa lebih baik, bahkan lebih ringan. Awalnya, dia merasa jantungnya remuk karena sesak. Namun, hal itu tidak membunuhnya.

"Wah, anggrek."

Suara orang itu membuatnya menoleh, namun dia hanya melihat sepasang kekasih yang sedang mengamati indahnya bunga anggrek bulan di tangan mereka, bukan seseorang yang memanggilnya penuh cinta.

Keluarga Li LianhuaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang