29. Penyesalan selalu datang di akhir

687 44 2
                                    

Happy reading

Kicawan burung terdengar menandakan pagi sudah datang. Silau matahari yang merembes masuk kedalam celah-celah gorden mengenai wajah seorang gadis. Bukan, sekarang dia bukan seorang gadis lagi.

Claudia melenguh dari tidurnya. Mengerjabkan matanya, menyesuaikan cahaya yang masuk kedalam retinanya. Saat matanya sudah terbuka sepenuhnya, Claudia bisa melihat wajah damai Daffa yang tertidur sambil memeluk tubuhnya dari samping.

Ia teridam mengingat kejadian malam tadi. Matanya memanas seketika mengingat kilasan-kilasan yang telah ia lakukan bersama Daffa. Kenapa baru sekarang rasa penyesalan itu datang. Benar kata orang,rasa penyesalan itu akan selalu datang di akhir. Claudia mendongakkan wajahnya keatas agar air matanya tidak keluar.

Mengatur nafas berulang kali. Merasa sudah lebih tenang Claudia berlahan beranjak bangun dari sana. Dengan pelan-pelan ia melepaskan lilitan tangan Daffa dari pinggangnya agar pria itu tidak terbangun

Claudia meringis merasakan selangkangannya terasa sakit saat ingin melangkah. Gadis itu memegangi pinggulnya yang juga terasa sakit. Claudia tidak tahu berapa lama mereka melakukan itu malam tadi sampai membuat seluruh tubuhnya terasa sakit semua.

Berjalan dengan pelan lalu memungut pakaian yang tercecer di lantai. Claudia lalu berjalan menuju kamar mandi untuk memakai kembali pakaiannya. Setelah itu ia keluar dari sana setelah mengenakan seluruh bajunya.

Ia memandang Daffa yang masih nyenyak tertidur tanpa terganggu sedikitpun.  Kemudian baru gadis itu pergi dari sana meninggalkan Daffa sendirian di dalam kamar hotel.

oo0oo

Mata setajam elang milik seorang pria berlahan terbuka. Saat tidak merasakan keberadaan seseorang di sampingnya.

Daffa langsung terduduk ketika sadar tidak menemukan keberadaan Claudia lagi di kasur.

Dirinya masih ingat dengan kejadian malam tadi,ia sudah membuat seorang gadis tidak perawan lagi. Meski saat itu Daffa sedang terpengaruh obat tapi semuanya masih terekam jelas di ingatan Daffa apa yang telah mereka berdua lakukan.

Pria itu beranjak duduk kemudian turun dari kasur untuk memasang kembali celana boxernya yang tercecer di lantai.

"Claudia"panggil Daffa berjalan mencari gadis itu.

"Clau kamu di mana?"Daffa membuka kamar mandi tapi tidak menemukan siapa-siapa.

Daffa mengusap wajahnya kasar pasti gadis itu sudah pergi dari sini. Kemudian,ia buru-buru mengenakan kembali pakaiannya semalam yang terletak di lantai. Daffa harus mencari keberadaan Claudia.

Pria itu keluar dari kamar hotel setelah menggunakan seluruh pakaiannya. Ia menelusuri koridor kamar hotel menuju lift untuk menuju lantai dasar.

Saat ingin memasuki lift,Daffa malah bertemu dengan Tristan dan Bianca yang baru keluar dari lift.

"Loh Daffa? Lo di sini juga?"tanya Tristan setelah keluar dari lift.

Daffa mengangguk saja sebagai jawaban. Ia ingin cepat-cepat pergi dari sana.

"Bukannya tadi malam Lo ada kerjaan penting ya? Sampai gak pamitan dulu sama kami"ucap Tristan.

"Kerjaan penting?"ulang Daffa sambil menaikkan sebelah alisnya.

Tristan mengangguk. "Iya, gue di beritahu Dion, katanya malam tadi mereka nungguin Lo lama banget pergi ke toilet terus ternyata Lo malah pergi mendadak karena ada kerjaan sampai gak sempat ngabarin mereka, untung pelayan yang Lo suruh nitipin pesan itu ngasih tau mereka"jelasnya.

MENGEJAR CINTA MAS DOKTER Where stories live. Discover now