Dua 🕊

74.5K 4.3K 18
                                    

Follow Ig @widyaarrahma20_
Yg ada _ nya
Untuk keseruan cerita wattpad ini


Happy Reading





































Malamnya acara telah selesai, Hamdan sudah membereskan perlengkapannya ditaruh di tas lorengnya, berniat untuk kembali ke satuannya besok

Saat masih memasukkan kaosnya, Pintu kamarnya terbuka dan terlihat Shofia tengah menekuk wajahnya

"Mas beneran mau berangkat besok ?"

"Mas cuma ambil cuti 1 hari Shof, mas harus kembali besok sebelum jam 3"

"Bohong banget, aku liat di surat cuti mas, mas cuti 3 hari, mas kenapa ? Marah sama aku karna tadi pagi ngeledek mas jomblo terus ?"

Hamdan menghentikkan kegiatannya lalu duduk dishofa dan meminta adiknya untuk duduk disampingnya

"Mas gak marah sama Shofia, mas cuma ada panggilan mendadak dari kantor, Shofia tau sendiri kan mas harus disiplin dalam waktu"

"Mas lupa kalau besok malem itu malem khatamannya aku ? Waktu mas wisuda aja aku jauh jauh paksain dateng loh mas"

Luluh sudah pertahanan Hamdan, dia memang lemah kalau soal adiknya apalagi saat melihat adiknya sudah meneteskan air mata

"Ya udah, mas pulangnya setelah khataman kamu, tapi janji jangan nangis yah"

Shofia menyandarkan kepalanya di pundak kakak keduanya itu, kakak yang paling peka padanya dari pada Kakak pertamanya yg terkesan egois padanya, ketika bersama Fajri dia terus yg harus mengalah

"Mas kenapa sih jarang pulang, pulang kalau lebaran aja cuma 2 hari, aku emang bukan tentara tapi aku tau kalau cuti lebaran tentara gak cuma 2 hari mas"

"Maaf yah Shof, ada hal yg gak bisa mas kasih tau ke kamu tentang itu"

"Gara gara abah sering marahin mas yah ? Gara gara mas ikut tentara abah jadi sering marahin mas ?"

"Bukan kok, udah gak usah difikirin, toh masih ada bang Fajri, sekarang juga ada mba Reni"

Terdengar helaan nafas berat dari Shofia

"Bang Fajri gak kaya mas Hamdan, kalau sama mas Hamdan aku selalu dimanja, gak pernah disuruh ngalah kalau sama bang Fajri aku terus yg ngalah"

Hamdan hanya diam mendengarnya, meskipun dia jauh dari rumah, semua yg berkaitan dengan rumah dia tau, ada orang yg dia percaya memberi informasi yg terjadi dirumah

Dia mengecup puncak kepala adiknya yg begitu dia sayangi itu

"Besok kita ke Mall, cari hadiah buat Shofia, beli apapun yg shofia mau, sebagai hadiah udah khatam 30 Juz, mau ?"

"Mauuuuu, yesss apa aja kan mas ?"

"Maksimal 30 barang, kan 30 juz"

"Yessss oke deh makasih masku, bangga deh punya mas Tentara yg selalu baik sama aku"

Kalimat itu lah yg membuat Hamdan semakin sayang pada adiknya. Shofia adalah satu satunya orang dari keluarganya yg mengatakan bahwa atas kebanggaan pangkatnya

"Mas udah makan ?"

"Udah, makan kue yg di beliin kamu tadi"

"Dih itu sih ngemil bukan makan mas, biasanya tentara makannya banyak kok mas enggak ? Diet yah ? Gak usah sok sok'an diet mas, tentara krempeng tuh gak banget, gimana mau lawan musuh, kena angin aja tumbang"

Tawa Hamdan menyembur mendengar ocehan adiknya itu, Shofia memang terkenal cerewet oleh semua penghuni Pesantren, apalagi jika marah, dalam 1 tarikkan nafas ratusan kata bisa dia ucapkan dan membuat orng yg dia marahi ciut nyalinya

"Malah ketawa, makan yuk mas"

"Mas masih kenyang Shof, tapi kalau Shofia mau makan, duluan aja"

"Temenin lah, yg lain udah makan tinggal aku sama mas yg belum"

"Siapa yg nyuruh ?"

"Ih dasar tidak berperikeadikan"

"Hahahahhaa ya udah ayok mas temenin makan tapi jangan maksa mas makan yah"

"Yesss berhasil lagi"

Hamdan mengusap kepala adiknya lalu berdiri merapikan sarungnya

Keduanya keluar kamar lalu turun menuju lantai 1 dimana beberapa orang masih membereskan lantai 1

Hamdan dan Shofia duduk di meja makan, dengan semangat Shofia mengambil nasi dan lauk sementara Hamdan kembali berdiri menuju kulkas mencari cemilan untuk menemani adiknya makan

Tatapannya tertuju pada Salad buah, dia menanyakan kepemilikannya pada Shofia dan ternyata milik Shofia dan boleh untuk dia makan

Hamdan duduk disamping Shofia melihat orang orang masih berlalu lalang membereskan lantai 1 ada juga beberapa tamu yg baru datang

Netra Hamdan yg awalnya menatap kearah pintu masuk dia alihkan saat Reni, wanita yg kini berstatus iparnya itu masuk

Tatapannya kini beralih ke mba mba Ndalem yg tengah mencuci piring, membereskan kulkas dan lain lain

Namun ada 1 wajah yg sepertinya dia kenali dari mba mba ndalem itu, dahinya mengerut mengingat siapa dia

"Itu mba ndalem baru Shof ?"

"Mana Mas ?"

"Tuh yg jilbab biru ?"

"Oh bukan, itu Ustadzah Adhifa mas, dia anak tentara juga loh mas katanya"

"Oh berarti ingatan mas gak salah, dia anak komandannya Mas Shof"

"Oh gitu, kenapa emangnya mas ? Naksir ?"

"Hust sembarangan, udah itu habisin makannya, mas ngantuk"

"Halah bilang aja salting, dia ustadzah kesayangan umi loh mas"

"Sssttt mas cuma mastiin bener anak komandan mas apa bukan, ternyata bener"

"Oh gitu, iya deh percaya"

Gus PerwiraTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon