Lima 🕊

64.1K 3.8K 46
                                    


Follow Ig @widyaarrahma20_
Yg ada _ nya
Untuk keseruan cerita wattpad ini


Happy Reading





































Hamdan kini sudah sampai dikesatuan tempatnya berdinas, dia masuk ke dalam rumah dinas yg sudah dia dapatkan walaupun belum ada persit yg menemaninya

Ini yg dia benci ketika baru sampai di rumah dinas setelah dari Pesantren. Rasa rindu pada umi dan adiknya

2 wanita alasannya tetap mau pulang ke Pesantren

Hamdan menaruh tasnya di kamar lalu duduk di meja makan, tatapannya tak terlepas dari hpnya, membalas Wa adiknya yg menanyakan keadaannya setelah di Batalyon

Tangannya mengalihkan layar hpnya dari Whatsapp ke galeri

Melati Putih

Sebuah Album yg tersimpan di galeri hpnya segera dia hapus, tak dipungkiri dia lelaki biasa yg bisa memiliki rasa sakit hati melihat wanita yg dia kagumi selama ini telah bersuamikan kakaknya

Hamdan dan Reni memang sudah mengenal lama, mereka berkenalan saat di Pesantren. Saat itu Hamdan menjadi lurah Pesantren putra sedangkan Reni lurah Pesantren putri

Keduanya sering bertemu bahkan simpang siur di Pesantren itu bahwa keduanya akan dijodohkan abah yai namun nyatanya hingga lulus kabar itu tak di benarkan abah yai

Mereka pernah 1 Pesantren di salah satu Pesantren Modern saat sekolah menengah atas dan sama sama berjanji ketika lulus akan melanjutkan pendidikannya dan kembali bertemu dalam versi terbaik dari hidup masing masing

Reni kembali mondok sekaligus kuliah sementara Hamdan pendidikan di Akademi Militer, komunikasi sempat terputus hingga Hamdan lulus pendidikan dan kembali menghubungi Reni

Namun bukannya diberi sambutan selamat, Reni sedikit kesal ketika tau Hamdan benar benar mewujudkan hal yg dia yak inginkan yaitu menjadi TNI

Bukan masalah profesinya yg tak baik, namun keluarga Reni semuanya pemuka Agama karna Reni pun keturunan Pesantren, Reni sempat menolak untuk kembali bersama dan menseriuskan hubungan mereka dari jaman SMA

Hingga akhirnya beberapa tahun setelahnya Reni dijodohkan oleh abahnya dengan Gus ternama dari Pesantren Arrosyid yaitu kakak dari Hamdan

Mengingat itu semua membuat ulu hati Hamdan nyeri, nyatanya jatuh cinta sesakit ini, sesulit ini

Belum lagi abahnya yg terus terussan menampilkan wajah ketidak sukaan pada hal yg sedang dia lakukan sekarang

Padahal Tentara adalah pekerjaan yg halal, pekerjaan yg membantu banyak orang

Terlalu rumit perihal cinta, Hamdan memilih untuk olahraga di jam ini, walaupun jam sudah menunjukkan pukul 8 pagi namun tidak ada salahnya melakukan hal yg sudah 2 hari tak dia lakukan

Hamdan mengganti pakaiannya lalu berjalan menuju lapangan untuk berolahraga

Dia menyapa beberapa kawannya, atasannya serta ibu persit yg dia lewati

1 jam Hamdan berolahraga kini dia duduk ditempat sit up, meminum air mineral yg dia bawa dari rumah

Hamdan meluruskan kakinya, wajahnya mendongak ke arah langit

Olahraga cukup membuatnya lupa sejenak akan keberisikkan kepalanya

"Letda Hamdan" panggil seseorang

"Siaap komandan" jawabnya setelah tau siapa yg memanggil dan langsung berdiri

"Duduk saja Letda, ngobrol sebentar"

"Siap komandan"

Komandan berpangkat Mayor itu juga baru selesai melakukan olahraga pagi ini dan beristirahat disamping Hamdan

"Ternyata kamu Gus toh Letda ?"

"Siap benar ndan"

"Baru tau saya, kalau anak saya ndak kasih tau kemarin juga ndak bakal saya tau kalau kamu itu Gus"

"Siap, Gus hanya gelar ndan, saya tetap orang biasa makanya saya ndak pernah bawa bawa disini"

"Jangan begitu, banyak orang yg menginginkan gelar itu Letda"

"Siap, iya Ndan, tapi yg mendapatkannya kadang berat ndan, banyak pantangan"

"Hahaha iya anak saya juga kemarin dijodohkan sama Gusnya gak mau, maunya sama orang biasa katanya berat kalau sama Gus"

"Siap, anaknya komandan namanya Ustadzah Adhifa bukan ?"

"Iya bener kemarin ya bukan kemarin, 5 bulanan yg lalu lah as dia baru diangkat ustadzah, dia mau dijodohkan dengan Gus Fajrin, kakaknya kamu berarti ?"

"Siap benar ndan, kemarin baru menikah dengan Ning Pesantren lain"

"Iya kemarin Adhifnya ngomong katanya lihat temennya ayah disini ternyata kamu"

"Siap saya juga ngerasa gak asing dengan dia as saya tanya adik saya ternyata benar itu anaknya Komandan Pras"

"Oh ya saya mau ngomong Letda, nanti ada acara Maulid Nabi, kamu yah yang mengisi"

"Siap, jangan komandan, walaupun saya Gus, saya ndak pernah berceramah didepan umum begitu"

"Udah gapapa, sekali kali, kata anak saya ndak baik kalau ilmu gak diamalkan, sebelum masuk akmil kamu sudah mondok toh ? Pasti banyak ilmumu"

"Siap, apa ndak Serka Faiz saja ndan, dia kan sudah sering ?"

"Ibu ibu sudah bosen, penginnya kamu, sudah saya ndak terima penolakan, nanti kamu yg ngisi ceramah nya yah"

"Siap ndan InsyaAllah"

"Ya sudah saya tak pulang dulu"

"Siap ndan"

Gus PerwiraWhere stories live. Discover now