Lima Belas 🕊

60.3K 3.6K 27
                                    


Follow Ig @widyaarrahma20_
Yg ada _ nya
Untuk keseruan cerita wattpad ini


Happy Reading





































Selesai bertemu Abah Yainya, Adhifa tak kembali ke Sekolah tempatnya mengajar, dia justru masuk kedalam kamarnya

Sungguh ini dilaur dugaan, bagaimana bisa seorang Gus Hamdan mengajaknya menikah ? Memang semalam ayahnya sudah bilang bahwa merestui siapapun yg besok akan mengungkapkan rasa padanya namun tak menyebutkan nama katanya kejutan

Jadi bukan sebuah kebohongan saat Adhifa mengatakan ayahnya sudah merestui Hamdan

Kode yg tadi Hamdan berikan adalah Tolong jawab Iya saja ke Abah, jawab kalau kamu mau menikah dengan saya, nanti saya jelaskan

Hamdan memberikannya lewat kode jari yg Adhifa hafal di luar kepala karna ayahnya sering mengajarinya tentang kode kode didunia militer

Mengapa ?

Ayahnya dulu ingin sekali dirinya menjadi Kowad maupun Polwan namun takdir berkata lain sekarang dia menjadi Ustadzah seperti permintaan kakeknya

Adhifa masih rebahan di kasurnya, pandangannya ke arah langit langit kamar yg tertulis banyak kalimat motivasi dari penghuni kamar sebelumnya

Lama dia terdiam hingga lamunannya terbangunkan oleh suara Notif WA yg masuk

Izinkan saya menjelaskan sekarang

Chat itu berasal dari Hamdan yg baru masuk ke hpnya

Silahkan Gus

Balasnya, terlihat Hamdan mengetik sangat lama namun Adhifa tak berekspektasi tinggi karna kemarin saja mengetik lama yg terkirim hanya 5 kata

Maaf jika ini mengagetkan untukmu, izinkan saya menyatakan perasaan saya sama kamu, saya sudah izin pada ayahmu, dan ayahmu sudah merestui saya. Sudah lama perasaan ini terpendam. Apa kamu bersedia menjadi Persit saya ?

Adhifa tertegun dengan balasan itu, Gus Hamdan yg dia kenal adalah orang yg dingin, irit ngomong, netranya tajam, dan terkesan galak

Bagaimana bisa menyimpan perasaan padanya yg waktu ketemunya bisa dihitung jari

Maaf Gus, kenapa saya ?

Adhifa bangun dari rebahannya, menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Hari ini sungguh hari yg mengejutkan baginya

Dia kembali melihat hpnya dan ternyata pesannya sudah dibalas oleh Gusnya itu

Kamu wanita pilihan Allah, keyakinan saya padamu semakin kuat saat saya berdoa untukmu

"Ko manis banget sih Gus, tapi aku ragu" monolognya

Lagi dan lagi Adhifa terdiam menggenggam hpnya yg kembali berdering, fikirannya melayang membayangkan jika memang dia menerima apa tidak ada gunjingan untuknya ?

Kabar dia menolak perjodohan dengan Gus Fajrin sudah menyebar ke seluruh penjuru Pesantren bahkan para santri baru pun sudah pada tau yg pada saat kejadian mereka belum menjadi Santri

Apa tidak dibilang gila seragam ?

Sejujurnya dia menolak Gus Fajrin juga bukan semata mata berat dengan gelar Ning, namun Ning Shofia lah yg memintanya menolak perjodohan ini karna sungguh Gus Fajrin itu ringan tangan

Dan Adhifa gak bisa dengan orang yg ringan tangan

"Loh gak ngajar Dhif ? Apa udah selesai jamnya ?"

Mendengar ucapan itu Adhifa sontak terjengit dan langsung bangun menengok siapa yg datang

"Kamu kenapa ? Kenapa kaget gitu ?" Tanya Habibah

"Emm eng enggak, gak papa"

"Aneh banget kamu, gak ngajar ? Apa udah selesai"

"Uu udah selesai"

"Kenapa sih ? Kenapa jadi gugup gini ?"

"Emmm kamu gak ngajar ?"

"Enggak, Jam aku udah selesai dan bentar lagi istirahat"

"Oh gitu, terus kamu mau kemana sekarang ?"

"Mau beli jajan, mau nitip ?"

"Emmm bareng aja deh"

"Yuk tapi aku mau jajannya di Market, mau beli pewangi baju sekalian"

"Iya gapapa"

Adhifa merapikkan jilbab dan gamisnya lalu berjalan bersama Habibah menuju Market yg letaknya dekat dengan Sekolah menengah Atas

"Jangan lewat Ndalem yuk"

"Kenapa ? Lebih cepet lewat situ"

"Jangan deh, lewat atas aja"

"Kamu kenapa sih ?"

"Gapapa, jangan lewat ndalem yah"

"Diatas banyak Ustadz tadi, ada pelatihan soalnya"

"Yah, yaudah deh"

"Aneh banget kamu, jangan bilang kerasukan tante"

"Ih jangan gitu, masa siaang siang kerasukan"

"Ya abisnya kamu aneh banget akunya ngeri"

"Udah lah yuk katanya mau jajan"

Habibah hanya mengangguk lalu dengan wajah bingung berjalan menuju market, sepanjang jalan, Adhifa yg biasanya cerewet berubah menjadi diam, tangannya pun dingin apalagi saat berada didepan Ndalem

Tunggu !

Habibah melihat sosok yg berbeda didepan Ndalem, apa ini yg membuat Adhifa berubah ?

Habibah ingat Adhifa pernah bilang kalau dia dichat Gus Hamdan dan meminta bertemu, dan itu Gus Hamdannya ada di Pesantren

Apakah bersambungan ?

"Dhif ? Apa karna Gus Hamdan ?"

"Hah ? Gus Hamdan ? Maksudnya ?"

"Nanti aja deh dikamar, nanti banyak santri yang denger"

Adhifa mengangguk lalu mempercepat jalannya, dia melihat Hamdan tengah duduk diteras Ndalem bersama adiknya

Sementara Hamdan dan adiknya tengah menikmati Pizza didepan teras sembari menatap para Santri yg mulai keluar dari ruang kelasnya karna sudah jam istirahat

"Itu Ustadzah Adhifa mas" bisik Shofia

"Iya, menurut Shofia gimana ?"

"Cocok kalau sama mas, gak cocok kalau sama bang Fajrin"

"Kenapa gitu ?"

"Cocok aja udah pokoknya cocok, aku dukung kalau sama ini"

"Alhamdulillah, bantu doa yah"

"Siap mas"

Gus PerwiraWhere stories live. Discover now