Part 39 - Apa salahku?

529 58 8
                                    

Beberapa Tahun Sebelumnya:

Dipagi hari terlihat seorang anak kecil berjenis kelamin laki laki itu terlihat terduduk dipojok sudut ruangan sambil menangis hingga matanya sembab.

Waktu itu umurnya sekitar 9 tahun. Dirinya dihukum oleh sang bunda karena tak sengaja memecahkan piring saat ia disuruh untuk mencuci piring.

Keadaannya sedang tidak sehat hari itu. Makanya ia tidak bisa konsentrasi dan fokus dengan pekerjaan yang ia lakukan.

"DASAR ANAK DAJJAL!" Umpat Amato.

"COBA JANGAN MENYUSAHKAN ORANG SEHARI AJA! BISA GA?" Bentak Mara.

"M-maaf!"

"Nyesal aku punya abang kayak kamu" Timpal Solar

"Mending lu mati aja sana! Jijik gue punya abang kek lu" Sambung Taufan.

"Dasar pembunuh!" Ucap Gempa, dingin.

"Kita berdua ga pernah ngajarin kamu buat jadi pembunuh seperti ini" Gertak Amato.

"Mama juga nyesal udah ngelahirin anak kayak kamu" - Mara

Hali, cuma bisa diam sambil menundukkan kepalanya. Mati matian ia menahan agar air matanya tidak keluar begitu saja.

"Apa salahku?"

Sebegitu bencinya kah keluarganya sendiri terhadap dirinya. Andai saja waktu itu ia tak berada ditempat itu, pasti, ia takkan dijauhi dan dibenci oleh semua orang seperti sekarang.

"Pergi aja yuk, malas banget liat muka nih orang?" Ajak Blaze.

Kini, mereka semua meninggalkan, Halilintar, kecil seorang diri untuk yang kesekian kalinya. Tak apa, ia sudah terbiasa dengan hal semacam ini.

Dirinya pun berniat untuk pergi ke kamarnya. Karena ia cukup lelah hari ini, jadi ia berniat untuk istirahat.
.

.
Sesampainya ia dikamar ia langsung menghempaskan dirinya diatas kasur dengan keras hingga menimbulkan bunyi. Untungnya suaranya tidak terlalu keras jadi ga terlalu kedengaran.

"Hiks.. hiks"

"Hiks.. kenapa mereka jahat banget sih? Padahal bukan aku pembunuhnya"

Ia menangis sejadi jadinya. Dirinya ingin meluapkan semua rasa sakit yang ia pendam. Namun, ia bingung harus meluapnya ke siapa karena sekarang semua orang sudah menjauhi dan membencinya setelah kejadian itu.

"Akhh!"

Tiba tiba ia merasakan sakit diseluruh tubuhnya. Ia kemudian mengambil obatnya didalam laci nakas samping tempat tidurnya.

"Apapun yang terjadi, mereka ga boleh tahu dengan pwnyakit ku ini"

***

Sementara itu, Taufan dan yang lainnya sedang berada di sebuah taman. Mereka jalan jalan ke taman tanpa mengajak sang sulung.

Ngomong ngomong ini mereka ke taman waktu siang menuju sore hari. Jadi, kemungkinan mereka akan pulang dimalam hari.

Seperti biasanya, mereka selalu jalan jalan dan meninggalkan si sulung sendiri seorang diri dirumah tanpa mempedulikannya sedikitpun.

Seolah olah alter ego sudah menguasai tubuh mereka sepenuhnya dan itu terjadi karena mereka terlalu larut dengan fitnah fitnah serta gosip yang bermunculan tentang sang sulung.

Halilintar's Secret [✅]Where stories live. Discover now