Part 42 - Baru sadar

603 57 9
                                    

Konichiwa everyone✌🏻✌🏻
Gimana hari ini? Sehat? Alhamdulillah!
Sekali lagi author ingatkan buat readers semuanya untuk ga jadi SILENT READERS!!!! tolong hargai karya penulis!!!

Langsung aja, let's gooo~💚💚
Hope u enjoying✨


Amato dan Mara, sedang berada diluar untuk membeli kebutuhan sehari hari. Bukan tanpa sebab mereka belanja hari ini. Melainkan karena sang sulung tidak ada dirumah sejak kemarin.

Mereka tak tahu kemana anak itu pergi. Namun, yang jelas mereka mendapat surat dari pihak sekolah kalau, Hali, mengikuti kegiatan ekstrakurikuler.

Tidak menggunakan mobil ataupun kendaraan lainnya, tetapi, mereka berjalan kaki. Cuaca tidaklah terlalu panas dan dipikir pikir sekali sekala harus berjalan kaki.

Tiba tiba. . . .

Pandangan, Mara, tak sengaja melihat cctv disebuah kedai yang sepertinya sudah tidak ada yang memilikinya atau terbengkalai begitu saja saat melewati jalan yang sangat sunyi itu.

"Eh itu kek cctv ya?" Tanya Mara sembari menepuk pundak Amato.

"Lah iya ya! Padahal ini tempat kek udah ga pernah dilewati lagi" Timpalnya.

Entah apa yang merasuki keduanya mereka berniat untuk melihat a.k.a mengecek rekaman apa saja yang ada didalam cctv itu.

"Gimana kalo kita cek?" Pinta Mara.

Amato, tampak berpikir sejenak. Sesaat ia mengangguk setuju, "Boleh! Mas juga penasaran".

"Nanti kita ajak anak anak juga" Balasnya.

"Iya sayang" - Amato

***

Sesampainya mereka berdua dirumah, Amato dan Mara, langsung memanggil anak anaknya untuk ke ruang tengah terkecuali, Hali.


"Ada apa, ma?" Tanya Gempa mewakili yang lain.

Amato, tampak menarik napas panjang terlebih dahulu, "Begini! Tadi pas ayah sama mama jalan belanja tadi kami ga sengaja ngeliat cctv ini ditoko yang kayaknya udah ga ada pemiliknya. Jadi, kami berinisiatif untuk mengecek rekaman apa saja yang ada didalamnya" Jelasnya panjang lebar.

Sedangkan anak anaknya hanya meng-oh kan saja penjelasan dari sang ayah. Semua mengangguk paham dengan apa yang disampaikan, namun, berbeda halnya dengan, Thorn.

Memang pada dasarnya, Thorn, ini sangatlah polos, kalem, alim, dan juga si paling lemot. Dirinya masih belum paham maksud dari sang ayah, jadi ia hanya bisa diam saja.

Ice, terdiam sejenak. Dirinya seperti memikirkan sesuatu, sesuatu yang seharusnya mereka semua lakukan sejak dulu lagi.

"Oh iya!" Ucapnya tiba tiba yang tentu saja mengagetkan yang lain.

Blaze, berdecak sebal, "Apa sih? Tiba tiba nyeletuk gitu!".

Sementara itu, Ice, hanya menggaruk garuk lehernya yang tidak terasa gatal itu dengan tangannya sendiri. Yakali tangan orang lain.

Halilintar's Secret [✅]Where stories live. Discover now