Part 40 - Salah paham

449 43 3
                                    

Halooo semuanyaaa^^
Apa kabar nihh????
Sehat dong?!! Ahaha
Buat yang bingung ama chap kemarin, maka ini jawabannya wkwk. Ga kebalik kah chap nya? Jawabannya enggak ya cintahhh:) emang beginih konsepnyah. Intinya ini chap sebelum chap kemarin cuma author balik biar readers semua penasaran. Paham ga? Kalo ga paham saya lempar ke segiempat bertua😁😁👊🏻

Selamat membaca💙💙
Selamat menikmati~!!
+
-
+
-
B

eberapa Hari Sebelumnya:

Waktu itu, Halilintar, kecil sedang berjalam seorang diri. Yeah! Ia memang sudah terbiasa seperti ini, lagipula dirinya hanya sekedar menikmati angin sore saja.

Sebelumnya ia sudah meminta izin kepada, Mara dan Amato, jadi ga perlu khawatir. Walaupun dirinya masih berusia 9 tahun, namun, ia sudah pandai menjaga diri dan menguasai bermacam teknik bela diri.

"Ok ini waktunya untuk pulang!"

Halilintar, kecil melihat sekitarnya sudah mulai gelap yang menandakan tak lama lagi langit sore berubah menjadi langit malam. Ia dengan segera pulang ke rumah.

Namun, tiba tiba. . . .

"AAAAAAAAAAAAAAA" - Unknow

"Opocot mak kau ayam!"

Halilintar, kecil mendengus napasnya kesal. Sial! Siapa sih yang tiba tiba teriak teriak ga jelas gini? Ngagetin tau nggak? Batinnya.

"TOLONGGGGGGGGGGGGGG" - Unknow

Bukan sekali dua kali. Namun, ini sudah kedua kalinya ia mendengar suara teriakan itu. Jika didengar dengan seksama, suara itu seperti suara perempuan yang lagi ketakutan maybe? Oh tepatnya suara orang minta tolong.
.

.
Halilintar, kecil tiba disebuah tempat yang terlihat sunyi sekali, sebab, dirinya mendengar suara teriakan tadi berasal dari tempat ini. Namun, ia tak melihat apapun disana karena kondisi pencahayaan yang minim.

Setelah beberapa menit akhirnya ia bisa melihat sosok dua orang disana walau hanya samar samar terlihat. Dimana disana terdapat seorang pria dengan tubuh yang tinggi dan kekar sementara satunya lagi merupakan anak kecil perempuan yang terduduk diaspal jalan.

Terlihat juga pria tersebut membawa sebuah pisau yang tajam dan juga besar itu yang membuat, Halilintar, kecil sedikit shock melihatnya. Tunggu sebentar! Jika pria itu membawa sebuah pisau... apa jangan jangan anak kecil tadi ingin dibunuh?.

Tidak tidak tidak! Ia harus cepat! Ia harus cepat menyelamatkan anak kecil itu! Jangan sampai hidupnya berakhir ditangan pria itu. Karena ia memiliki skill bela diri yang diatas rata rata diusianya yang termasuk muda, ia pun mencoba untuk memberanikan diri.

"Hey! Lepaskan dia!"

Tanpa ada rasa takut sedikitpun ia maju menghampiri pria tersebut. Dengan keberanian, tekad, dan skill bela diri yang ia punya, dirinya bertarung dengan pria tersebut.

Sementara anak kecil yang belum diketahui namanya itu hanya bisa duduk diam mematung ditempatnya. Dirinya tak berani untuk bergerak walau sesenti pun.
.

.
Tenaga, Halilintar, kecil sudah mulai berkurang. Hey! Bayangkan saja, seorang anak kecil berusia 9 tahun melawan seorang pria dewasa bertubuh tinggi, besar, dan kekar? Mana sebanding, walaupun ia hebat bela diri, tetap saja akan kalah.

Pria tersebut melihat, Halilintar, kecil yang sepertinya sudah tergeletak tak berdaya dijalanan aspal. Dia tidak pingsan! Masih sadar! Namun, sepertinya sudah tidak sanggup untuk bergerak sekarang.

Halilintar's Secret [✅]Where stories live. Discover now