2[Murid baru]

170 13 0
                                    

   Ola duduk di pinggir ranjangnya ditemani Maya mamanya yang duduk di depan Ola sambil mendengar curhatan anaknya itu. Ola selalu terbuka sama mamanya soal masalah apapun dan itu berdampak baik untuk hubungan mereka. Mereka jadi semakin dekat dan saling membutuhkan satu sama lain. Terkadang Maya suka takut jikalau suatu hari dia kehilangan Ola dan Ola membencinya.

"Sayang. Yang namanya hidup itu emang banyak cobaannya. Tapi meskipun niat kamu baik untuk ikut campur masalah Elsa sama Darel belum tentu buat keduanya jalan itu adalah yang terbaik. Ola, kamu harus mengambil keputusan yang gak merugikan persahabatan kalian."Terang Maya. Dia menggenggam erat tangan putrinya. "Kamu bilang Darel suka sama kamu dan Elsa tau itu?"

Ola mengangguk.

"Dan kamu berniat jauhin Darel agar dia gak berharap apapun sama kamu?"

Ola kembali mengangguk.

"Terakhir kamu mau bilang ke Elsa soal perasaan Elsa dan perasaan kamu dan Darel?"

Lagi dan lagi Ola mengangguk.

Maya tersenyum menangkup wajah Ola lembut. "Mama harap kamu gak gegabah. Tapi kalau memang harus mengatakannya katakan saja. Kalau itu yang terbaik. Tapi pilihan apapun yang nantinya kamu ambil akan ada hati yang terluka. Dan itu pasti. Kamu gak perlu takut, kamu cukup hadapin. Karena luka bagian dari pendewasaan kita sayang. Kita tidak bisa menghindarinya."

"Makasih ma."Ola memeluk Maya. Pelukan yang sangat nyaman untuknya. "Ola gak pernah takut terluka selagi Ola punya mama di dekat Ola."

Senyum Maya jadi kecut. Ia mengusap puncak kepala Ola sambil memejamkan matanya menumpahkan kasih sayangnya memeluk gadis itu.

∆∆∆

    Menatap langit senja dari balkon kamarnya membuat senyum Ola mengukir indah. Ia menatap langit-langit jingga.

"Faris."

Ia menikmati hembusan angin yang menyapu rambut panjangnya. Ia seketika merindukan seseorang yang sudah setahun belakangan tak terlihat semenjak mereka memutuskan hubungan. Ola menatap kalung berliontin beruang kutup dalam genggamannya kemudian tersenyum kecut.

Faris. Adalah cinta pertama Ola yang kandas setahun lalu. Ola berpikir dia akan cepat melupakan cowok yang menjadi pacarnya selama 6 bulan itu akan tetapi dia salah. Justru perasaannya terkadang sering terluka memikirkannya. Ola gak begitu yakin bahwa cowok itu juga masih memikirkannya bisa saja gadis cantik di sana sudah menggantikan posisinya dihati Faris.

"Apakah kamu menyesali keputusan ini?"pertanyaan yang Ola persiapkan secara matang jika suatu hari Faris kembali.

∆∆∆

       Ola melintasi kerumunan murid SMA RUBIKA di koridor lantai kelas 12 sambil membaca buku dalam genggamannya. Dia habis dari ruang rapat khusus PMR yang letaknya satu lantai di lantai kelas 12. Samar ia seperti mendengar seseorang tengah menyebut namanya pelan dengan semerbak wangi yang familiar. Ia berhenti sambil mengerutkan dahinya. Mustahil kan batinnya berkata begitu. Tapi tubuhnya dengan anehnya berbalik sendiri menatap ke belakang namun dia tidak menemukan siapapun di antara kerumunan orang.

"Ola!!"

Dia menoleh ke tempat lain dimana Elsa datang melambaikan tangannya. Cewek itu udah sudah masuk sekolah lagi setelah ambil cuti 2 Minggu alasannya ada masalah keluarga diluar kota. Dia juga banyak ketinggalan pelajaran untungnya Ola dan Darel membantu menuliskan catatan buatnya.

"Eh?"Ia loading sejenak. Beberapa detik selanjutnya. "ELSA KYAAAA!!"keduanya berpelukan penuh kerinduan.

"Aaaa kangen."

"Samaaaa."

"Lo kenapa disini??"

"Habis rapat PMR."

"Owh. Kirain mau liat anak baru."

Mata Ola mengerjab. "Anak baru?"tanyanya langsung di iyakan oleh Elsa.

"Iya. Kakak kelas 12 dia ambil jurusan IPA. Lo gak tau? Dia cakepp banget lohhh gila! Gue habis sepintasan tadi sewaktu keluar ruang guru."

Ola terkekeh saja mendengarnya. Gak begitu penting sih buatnya. Ola mengajak Elsa meninggalkan tempat itu karena 2 menit lagi bell pertama.

∆∆∆

     Seorang cowok yang tengah di jadikan bahan gosip karena menjadi anak baru dan tampan. Ia berkacamata rambutnya lurus rapi kedepan, berseragam lengkap tengah duduk di bangku yang kosong sudah di siapkan untuknya. Para murid berbisik adapun yang berdiri di depan kelas untuk sekedar cuci mata. Si ketua kelas bernama Dirga langsung menggebrak meja marah. Dia itu berkepribadian menyeramkan dan kejam.

"MAU APA LO SEMUA KESINI ANJING?!"bentaknya memperlihatkan urat diwajahnya. Ia benci suara berisik dan orang yang tak tahu malu seperti lalat yang mengerayap makanan.

Orang-orang itu langsung berlari terbirit-birit meninggalkan kelasnya karena takut dan cemas sangat syok sama bentakkan Dirga.

"Sabar bos. "Kata temannya bernama Garen. "Anak baru harap maklum ya, Dirga emang kayak gitu kalau belum makan taik."

"Bilang apa Lo hah?"Dirga menunjuk Garen geram. Sedangkan Reval menahan Dirga untuk menyudahinya.

"Tenang woi tenang. "Katanya menepuk-nepuk pelan dada bidang Dirga agar bersabar.

"Kalian semua juga! Bisa gak kalau ada anak baru itu tenang sedikit. Jaga image kalian bodoh. Lo pada kira ini kelas kandang anjing apa? Mengonggok kayak babi Lo semua. Bikin malu aja. Heran! Bego di pelihara."

Kalau dia sudah buka suara semua orang kena mental. Kelas pun menjadi sangat hening tak ada yang berani menatapnya. Padahal Dirga itu ganteng sayang dia menyeramkan banget.

"Dan Lo. Kalau masuk itu perkenalan diri dulu jangan asal duduk sembarangan! Lo gak tau apa, tempat duduk Lo itu ada orangnya atau enggak? Gak sopan banget. Sebagai kakak kelas itu harus mencontohkan yang terbaik!"dia menunjuk si anak baru yang tampak tenang.

"Emang Lo baik?"

"Gue pengecualian."Ketus Dirga menjawab pertanyaan Reval. Wajah masam Reval terlihat lucu untuk dilihat. Cowok itu cuman bisa mendengus.

"Serah Lo deh."

Si anak baru melirik Dirga santai. "Faris."Katanya memperkenalkan diri dengan singkatnya sampai membuat Dirga syok.

"ANJIR SUARA LO MERDU BANGET GILA!"heboh Garen menangkup jemari Faris. Cowok itu menepisnya tak suka. "Sorri."

Dirga memperhatikan Faris dengan seksama. Beberapa menit kemudian dia menggebrak meja cowok itu.

"Oke. Kalau gitu ayo jadi teman gue!"

BLANK?



TBC.

TENTANG KAU DAN AKU(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang