9[Goyah]

115 12 1
                                    

Pukul 7 malam Semua murid SMA RUBIKA sudah berkumpul di aula seni. Dekorasinya sangat memuaskan di sertai lampu-lampu Tumbler dan lampu disco untuk persiapan acara bebas nantinya. Di atas panggung Anya dan Roy mengenakan kebaya modern bewarna ungu. Rambut Anya di sanggul dan di polesi makeup wajahnya. Mereka bertugas sebagai pembawa acara dan telah memulai pembukaan dengan tari tradisional setelah kata sambutan. Para guru, siswa, anggota OSIS, hingga yang mengikuti lomba sudah di sediakan tempat masing-masing.

Ola berada di belakang panggung menunggu giliran. Karena acara masih cukup lama Ola memilih untuk berkeliling sejenak menaiki anak tangga menuju rooftop. Tiupan angin di malam itu membuat tubuhnya terasa ringan ia memandang kedepan. Semenjak pertengkarannya sama Elsa mereka sudah saling mendiami selama ini dan Darel pun gak mempertanyakan alasannya kepada Ola karena terus di tempeli Elsa kemana-mana.

Ola mengernyit mendengar suara benda terjatuh di dekat sana. Ia berjalan kearah suara itu berasal. Matanya terbelalak ketika melihat Faris asik duduk di bangku panjang mengenakan earphone sambil bernyanyi begitu fokus mengikuti irama musik.

Ada yang hilang dalam hari hariku
saat tak bersamamu
Kau slalu ku kenang
Dan selalu ku kenang
Woooo
Saat AAAaa kau langkahkan kakimu tuk tinggalkan ku
Dan kau pergi jauh untuk selamanya
Hingga AAAaaa bayangmu pun tak mampu ku lihat lagi
Kini kau telah pergi jauh untuk selamanya
Ooh-ooo-

Capeknya jadi Garen dan Reval yang terpaksa menjadi penyambut tamu gegara yang bertugas tiba-tiba sakit.

Ola menghampiri Faris kemudian duduk di samping cowok itu. "hai."sapanya lembut.

Faris langsung terdiam melepas earphone sambil melirik Ola lewat ekor matanya. Cewek itu sangat cantik berbalut dress silvernya. Yang membuatnya agak berbeda adalah rambut gadis itu.

"Lo potong rambut?"tanya Faris dibalas anggukan kepala oleh Ola.

"Kenapa, jelek ya?"

"Cantik."

"Makasih."

Faris menatap ke depan meneguk minumannya. Ia memakai jas bewarna cream rambutnya tegak keatas. Nafas, wangi tubuh, suara, dan orangnya membuat desiran aneh berkali-kali terulang ditubuh Ola. Cewek itu ingin memeluknya kalau boleh jujur tapi mustahil dia melakukan hal gila itu kedua kalinya keadaan sudah berubah.

"Lo apa kabar?"

Tiba-tiba? Ola mengerjab melirik Faris.

"I'm fine."jawabnya.

"Wajah Lo udah sembuh?"

"Lo tau?"

Faris tidak menjawabnya. Dia menatap Ola dan dibalas oleh gadis itu tatapannya. Mereka saling menatap satu sama lain.

"Semangat buat nanti. Kalau lo gugup fokus ke gue aja."

Itu tambah gugup bagi Ola. Karena kehadiran Faris lah yang paling membuatnya gugup setengah mati.

Ola berdehem. Kemudian dia berdiri dari duduknya ingin kembali ke aula seni. Takut anak-anak mencarinya nanti.

"Lo mau kemana?"tanya Faris.

"Balik ke aula."

"Nanti aja. Acara pertunjukan Lo di mulai 30 menit lagi kan?"

"Ah iya. Tapi-"

"Temenin gue bentar disini. Gakpapa kan?"

Ola menurut akhirnya kembali duduk. Dia gak nyangka Faris akan menahannya. Senyumnya mengembang menatap kedepan sana gak tau mau senang atau bagaimana. Ia bahagia di saat ini sejenak kebosanannya tersingkirkan.

TENTANG KAU DAN AKU(END)Where stories live. Discover now