18.[Kenyataan]

107 10 2
                                    

Ola memutuskan untuk bersantai di cafe terdekat setelah kekacauan yang dibuat oleh papanya tiga hari lalu. Mamanya Maya juga terlihat sedikit aneh semenjak hari itu membuat kepala Ola mau pecah tiap kali mamanya bertingkah seperti orang yang melihat hantu.

"Kenapa mama setakut itu? Sebenarnya apa yang terjadi antara aku, mama dan papa?"gumamnya bertanya-tanya.

Dia mendesah menyesap tehnya menatap keluar jendela. Dia jadi ingat Darel di cafe ini biasanya cowok itu selalu menemaninya, tetapi waktu telah berbeda, Ola tidak bisa mengandalkan Darel agar cowok itu tidak lagi membuat kesalahan dengan menaruh harapan padanya.

Ola mengernyitkan alisnya kemudian langsung berlari ke luar cafe ketika melihat seorang nenek-nenek paruhbaya terjatuh saat hendak menyeberang dilampu merah.

"Permisi. Mari saya bantu?"ujarnya menawarkan diri.

Wanita membola menatap Ola lekat. "Di-Dian?! Diana?! Diana menantuku, Diana?!"jeritnya heboh menangkup wajah Ola membuat Ola kebingungan.

Cewek itu berusaha menenangkannya kemudian setelah berhasil membuatnya sedikit tenang Ola pun memapah nenek itu ke dalam cafe mengajaknya duduk di mejanya.

"Nenek mengenal saya?"tanya Ola setelah memberikannya air putih. "Saya Ola, nama saya bukan Diana."

"O-Ola??"

"Ya. Zafirra Ola Marhencyci."

DEG!?

💌💌💌

Kehidupan itu memang aneh dan penuh misteri ya? Semenjak bertemu nenek tua bernama Irra itu aku jadi meragukan statusku sebagai anak mama Maya. Dan meragukan kebaikan mama Maya selama ini padaku. Aku juga sempat bercakap banyak hal sama dia tetapi ditengah percakapan kami dia sama sekali tidak pernah memburukkan mama Maya padaku. Walau dia memberitahuku apa yang terjadi selama ini padaku tetapi aku tetap belum bisa menerima kenyataan kalau mama Maya bukanlah ibu yang melahirkan ku.

"Ahhh, kenyataan macam apa ini?"aku mengusap kasar wajahku sebelum notif pesan masuk.

"Jadi aku juga harus meminta maaf kepada papa bukan karena sudah salah paham padanya selama ini??"

Ting!

Hai!
Apa kabar?

Baik Farissayang. Hehe.
Bagaimana kabar Lo? Udah lama gak ketemu hm.

Sibuk sama persiapan ujian. Maaf.
Lo ada waktu?

Kapan?

Sekarang?

Ada sih.

Temui gue di taman xxx.

Senyumku terangkat keatas membaca pesan dari Faris. Sejenak pikiran tadi menghilang di kepalaku kemudian dipenuhi sama cowok bernama Faris itu.

💌💌💌

"Kembalikan Ola putri Marhen dan Diana itu kepada kami. Kembalikan cucu ku ke tempat seharusnya kau mencurinya, Maya."ujar wanita tua bernama Irra itu.

"Sudah aku katakan Ola anakku."

"Mau serapat apapun kau menutupinya, kau tak akan bisa membodohi seseorang yang memiliki ikatan batin kuat dengan darahnya."Tekan Irra. "Diana sudah mengetahui kalau kau lah yang menculik anaknya."

DEG!?

"Maaf bu. Tetapi Ola adalah segalanya dihidup saya sekarang, saya tidak bisa menyerahkannya kepada siapapun. Saya sudah sangat menyayangi dia. Tolong lupakan."

"Ingatlah baik baik Maya. Ola bukan putrimu dan kami bisa saja menuntutmu atas tuduhan penculikan ahli waris Marhen'grup belasan tahun lalu terhadapmu. Mungkin kau akan terkejut jikalau aku mengatakan aku habis bertemu cucuku di tempat ini."ucap Irra menyesap tehnya menatap ketakutan diwajah Maya.

"Putrimu sudah meninggal atas kesalahan mu sendiri. mau sampai kapan kau bersikap egois dengan menipu gadis itu seolah kaulah ibunya di dunia ini sementara ibu kandungnya tengah menderita karena menyangka putrinya telah tiada? Harusnya kau tahu, dengan kau mengambilnya waktu bayi dari ibunya itu adalah kesalahan besar. Mungkin kau bahagia tapi Diana menantuku sedikit kehilangan kewarasannya karena hal itu. Apalagi kalau Ola yang kau sayangi tau bahwa mama yang ia pikir ibu kandungnya selama ini adalah duri di hatinya apakah kau sanggup menerima kebencian dari gadis itu?"

Maya tersentak mendengarnya.

"Ingatlah baik-baik. Kesempatan ini ada bukan karena kami berbaik hati kepadamu akan tetapi ini adalah adalah kesempatan yang diberikan cucuku untukmu. Kembalikan dia kepada kami dengan baik, maka kami tidak akan menuntutmu sama sekali. Kabari aku jika kau sudah membuat keputusan yang bijak. Permisi."

TENTANG KAU DAN AKU(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang