10[Berbaikan]

121 12 4
                                    

     Setelah acara anniversary sekolah kemarin lalu yang memenangkan drama terbaik adalah kelas 12 yang mendapat uang senilai sejuta lima ratus dari kepala sekolahnya. Anggota PMR yang Ola latih mendapat juara 3 dan hadiahnya adalah sejumlah uang berupa sembilan ratus ribu. Di madding anak jurnalis mengadakan event puisi bertema cinta. Pemenangnya akan mendapatkan uang sebesar lima ratus ribu juara 1 dan juara 2 nya uang sebesar dua ratus lima puluh ribu dari ketua jurnalistik. Tentu saja itu membuat beberapa murid senang mau mencobanya.

"Lo gak ikut?"tanya Darel kepada Ola.

Cewek itu menggelengkan kepalanya. "Capek gue Rel. Kesempatan buat yang lain juga. Gue mau rehat dulu,"jawab Ola dibalas anggukan kepala oleh Darel.

"Lo masih bertengkar sama Elsa??"tanyanya lagi.

"Elsa yang gak mau akrab sama gue lagi."

"Boleh gue tau kenapa?"

Ola menatap Darel yang juga tengah menatapnya. Cowok itu tampak kebingungan dan sepertinya Elsa sama sekali belum mengatakan sebabnya.

"Sebaiknya lo coba ngobrol sama Elsa. Sesekali Lo tanya pendapat dia. Gue gakpapa kok justru gue merasa bersalah sama dia. Disini yang salah itu bukan Elsa dia hanya salah paham atas gue. Lo lebih dulu kenal dia daripada gue Darel. Gue gak mau karena ini kita bertiga sama-sama hancur. Gue mengatakan ini karena gak berhak untuk mengatakan apapun tentang perasaan Elsa ke elo. Baiknya lo tanya dia."Jawab Ola menepuk pundak Darel. "Kalau gitu gue ke kelas dulu."

∆∆∆

    Ola menatap layar hapenya jam menunjukkan pukul 12 siang. Gadis itu beranjak dari tempatnya ia ingin ke kantin membeli minuman karena suasananya panas banget membuat tenggorokannya kering.

Ia dikejutkan akan kehadiran Elsa di ambang pintu kelas. Gadis itu menyodorkannya minuman dingin kesukaan Ola.

"Haus kan?"tanyanya membuat Ola bingung. "Nih di minum."katanya memberikannya kepada Ola.

Cewek itu menerimanya kemudian meneguknya sekali. "Makasih."

Ola mengikuti langkah Elsa yang duduk di atas meja menatap keluar jendela. Ia mendengar suara nafas Elsa yang berat.

"Penampilan lo kemarin lusa bagus. Maaf gak ngasih apa-apa dan ngucapin apa-apa sama Lo."

"Els. Lo mau bilang apa sebenarnya?"tanya Ola to the point'.

Elsa melirik Ola mengerucutkan bibirnya. Matanya memerah membuat alis Ola berkedut.

"Els. Lo kenapa?"tanyanya memegang kedua pundak cewek itu penuh cemas. "Elsa!"dia panik saat Elsa bersandar di bahunya.

Isakkan pelan mulai terdengar membuat Ola semakin gelisah mempertanyakan mengapa tiba-tiba temannya itu menangis.

"Darel nolak gue La. "Cicit Elsa.

Ola gak lagi buka suara. Dia kebingungan sekaligus syok mendengarnya. Rasa bersalahnya kepada Elsa semakin tinggi.

"Darel bilang gue gak pantas di cintai karena gue cewek jahat. Gue jujur ke dia gue bilang gue nampar Lo hiks. Dia bilang gue gak pantas di temenin dia benci gue La."

"Gue memang jahat banget kan La? Gue bersikap seolah gue adalah yang paling tersakiti dan melampiaskan kemarahan gue sama Lo walaupun gue tau Lo gak suka sama Darel. Walaupun gue tau Lo gak bakal ngambil Darel dari gue, gue tetap marah sama Lo hiks. Maafin gue La. Lo gak suka sama Darel kan La? Iya kan La???"

"Iya enggak. Gue gak bakal pernah suka sama dia."jawab Ola. sengaja menekankan kata pernah itu untuk meyakinkan Elsa.

Ola menarik Elsa kedalam pelukannya tanpa berbicara lebih banyak lagi. Ia mengusap punggung Elsa pelan. Dia tau Elsa lebih butuh di dengar dari pada di nasehati.

TENTANG KAU DAN AKU(END)Where stories live. Discover now