16. [Ada apa?]

96 10 0
                                    

     "FARIS!"

Cowok ber Hoodie hitam itu melirik lewat ekor matanya sosok Ola yang melayangkan senyumnya dilapangan sekolah. Faris ikut tersenyum karena cewek itu sudah terlihat jauh lebih baik.

"Sehat?"tanyanya dibalas anggukan kepala oleh Ola.

"Iya karena di jenguk cowok ganteng."jawabnya terkekeh

Ola mengikuti langkah Faris di koridor menelusuri lorong-lorong sekolah.

"Ola."

"Iya?"

"Gue habis kelulusan harus ke luar kota."

"Lagi?"

Ekspresi Ola terlihat sedih. Dia bukannya gak bahagia karena Faris ingin melanjutkan kuliahnya di luar kota tetapi yang membuatnya sedih adalah waktu yang tersisa beberapa bulan lagi melihat cowok itu di kota ini.

"Hmm."

Mereka duduk di kursi panjang sambil menatap kedepan.

Faris itu memang anak tunggal jadi wajar saja dia bekerja keras untuk melanjutkan studinya sebab dia adalah satu satunya harapan kedua orang tua Faris. Kadang Ola bertanya tanya mengapa Faris menjadi anak tunggal, tetapi jawaban Faris dulu sudah cukup membuatnya untuk tak lagi mempertanyakan alasan orangtua Faris gak bisa memiliki anak lagi walau ingin. Ya karena mamanya Faris mengidap penyakit rahasia yang berbahaya jikalau sampai mengandung atau melahirkan lagi. Egois kalau Ola mengharapkan Faris tetap di kota yang sama dengannya.

"Udah. Gak usah bete gitu. Kita masih punya waktu selama gue disini,"ujar Faris menyentil dahi Ola pelan. "Lagian gue cuman beda kota sama lo."

Tetap saja berat rasanya berjauhan sama seseorang yang kita sayang.

"Lo disana cuman mau belajar doang kan?"tanya Ola dibalas anggukan kepala oleh Faris.

"Gue bukan lo. Yang otaknya cinta cinta muluh. Belajar biar pinter!"

"Gue paling malas tahu sama yang namanya belajar."

"Gak heran sih Lo oon. Tapi gue heran kenapa imajinasi Lo luas banget padahal Lo bodoh banget dalam hal belajar. Ternyata Lo itu emang ahli di bidang menghalu."

"Ya sialan Lo ya! Cita cita gue itu jadi penulis tahu! Lo hati hati aja kalau ntar abadi di salah satu karya gue. Gue bakal tunjukin ke dunia tentang Lo dan gue kalau ending kita beneran ga sesuai prediksi."

Faris menarik senyumnya keatas. "Jangan lupain gue kalau Lo jadi penulis terkenal. Dan oh ya, Lo harus kasih gue gratis buku pertama Lo nanti!"

Ola mengangguk girang. Dia sangat ingin menjadi seorang penulis yang bersinar dan membuktikannya kepada Faris. Tapi dia gak yakin itu akan terwujud jadi dia hanya mengucapkan kata kata yang menyenangkan terlebih dahulu.

"La."

"Iya??"

"Gue seneng bisa kenal sama Lo."

Wajah Ola memerah mendengarnya. Jantungnya berdegup kencang hanya karena ucapan yang penuh arti itu.

"Lo ngomong apaan sih? Kayak bakal berpisah selamanya aja sama gue."

"Kan gue masih punya hutang?"

"Nah itu! Lo gak boleh asal cabut setelah kelulusan, Lo harus tepatin janji Lo buat full time bareng gue. Barangkali itu adalah hari terakhir kita bisa menghabiskan momen bersama, kan?"

💌💌💌

"Dor!"

Ola terkejut  menatap tajam Elsa yang sengaja mengejutkannya. Cewek itu tertawa puas melihat wajah kesal Ola.

"Ada apa? "Tanya Elsa penasaran. "Wajah Lo kayak sedih gitu La?"tanyanya lagi semakin keheranan.

Ola merasa bimbang dan galau akhir akhir ini karena Faris.

"Els. Gimana kalau sebenarnya gue dan Faris itu gak di takdir kan bersama?"

Elsa mengernyitkan alisnya.

"Gue heran deh sama Lo berdua? Padahal udah kelihatan jelas masih saling cinta, masih saling sayang, tapi kenapa sih serumit itu buat jadian aja kayak mau melewati kematian. Ada apa sih??"

"Saling cinta belum tentu satu tujuan Els. Faris itu cowoknya lebih mengutamakan karir daripada cinta. Kalau dia merasa cintanya sudah gagal di awal dia akan selalu ragu kalau yang kedua kalinya gak akan seperti di awal. Dia hanya takut hubungan baik kita buruk lagi hanya karena perasaan rumit itu."Jelas Ola menghela nafasnya.

"Sewaktu gue pacaran sama Faris itu cuman berlangsung enam bulan, masa masa itu sangat menyenangkan sampai akhirnya gue mutusin dia karena ego gue. Gue gak berharap beneran putus sama dia tapi ternyata gue salah, dia gak nahan gue saat itu membuat gue ragu untuk meluruskan hubungan kami. Gue kira semua bakalan selesai tapi ternyata gak ada yang selesai diantara gue dan dia. Setiap gue berusaha lupain Faris rasa sakit dihati gue semakin dalam."

Ola menjatuhkan kepalanya diatas meja sambil mendesah panjang.

"Gue bingung Els sama Faris. Dia ngasih gue harapan tapi dia juga yang menampar gue dari harapan itu. Terus dia bilang kalau setelah kelulusan dia bakal ke luar kota lagi ninggalin gue. Apa yang harus gue lakukan Els...."





-
Tbc

TENTANG KAU DAN AKU(END)Where stories live. Discover now