14[Penjelasan]

104 11 0
                                    

      Ola pulang kerumah setelah kondisinya membaik. Cewek itu langsung menaiki tangga menuju kamarnya. Tapi di dalam kamarnya Maya sudah duduk di tepi ranjang menunggu dirinya.

"Ola mam—"

"Aku capek mam. Aku mau tidur. Mama bisa keluar?"potongnya cepat menatap wajah sedih Maya.

"Kita harus bicarakan soal ini Ola. Mama akan jelaskan alasan mama gak kasih tau kamu soal papamu."

"Yaudah jelasin sekarang. Aku benar-benar capek mam, bahkan dari berbulan-bulan lalu loh, kepala ku sudah mau pecah saking gilanya menghadapi dunia ku ini. Aku gak tau apa-apa dimana letak kesalahannya sampai aku di kasih cobaan hidup sebesar ini. Aku dibilang gak punya ayah, dirundung, di bilang hidup menyedihkan, tukang caper, gak jelas asal usulnya aku diam. Dari kecil, dari aku kecil aku selalu diam tiap kali harga diri aku di rendahkan sama mereka. Mama tau kenapa? Ya! Mama alasannya. Karena aku sangat-sangat mempercayai mama yang gak bakal pernah nyakitin perasaan aku. Tapi apa? Kalau aku gak dengar pembicaraan mama sama pak Harto aku mungkin bisa sampai mati gak akan pernah tau soal papaku. Sekarang mama jelasin sejelas-jelasnya."

Maya dapat merasakan emosi gadis itu disana. Maya berdiri mendekati Ola kemudian mengajaknya duduk di tepi ranjang.

"Nama papa kamu Marhen. Dia anak keluarga berada. Sewaktu dia menikah sama mama dan mama hamil kamu waktu itu mama gak punya apa-apa, mama dari keluarga biasa berbanding balik sama papamu yang dari keluarga kaya."

"Pernikahan kami gak di restui hingga papamu menceraikan mama atas keinginan keluarganya. Keluarganya gak tau kalau mama hamil karena memang yang tau cuman mama dan papamu. Setelah bercerai mama mengajak kamu pindah ke kota ini. Mama berharap kamu cukup hidup dengan kasih sayang mama tapi mama salah. Kamu juga membutuhkan sosok ayah dalam hidupmu. Mama minta maaf."

"Lalu di hari anniversary sekolah kamu papamu datangi mama, mama gak tau dia tau rumah kita dari mana. Dia minta mama serahin kamu ke dia, dan beberapa Minggu lalu dia ngirim surat sidang untuk menentukan hak asuh. Mama takut Ola, mama takut kamu ninggalin mama hiks."

Ola terdiam mendengarnya. Air mata Maya banjir di pipinya.

"Keluarga mereka sudah tahu keberadaan kamu karena video kamu main piano di acara ulangtahun sekolah itu tersebar sampai ke mereka. Marhen juga langsung menyadari kalau kamu adalah anaknya ketika dia mencaritahu informasi soal kamu. Mama nyembunyiin ini karena mama gak mau kehilangan kamu Ola. Mama takut, mama gak punya siapa-siapa lagi selain kamu, hiks...."Maya menutup wajahnya.

"Mam—"

"Maafin mama."

Ola menggeleng.

Ola langsung memeluk Maya. Keduanya menangis tersedu-sedu mencurahkan isi hati masing-masing. Ola gak mungkin meninggalkan perempuan paruh baya yang sudah membesarkannya susah payah itu. Baginya Maya adalah segalanya, Maya adalah alasannya untuk tetap hidup. Mamanya adalah dunianya yang sangat ia sayangi.

"Ola sayang mama."

∆∆∆

    "Els."

Elsa menatap Ola yang mendatangi mejanya. Cewek itu menaikkan alisnya bertanya.

"Happy birthday ya, ini hadiah gue buat lo. "Ola memberikannya tas paperbag berisi kotak kado didalamnya.

"La lo—"

"Iya gue gak pernah lupain lo. Gue selalu mikirin lo. Gue pernah bilang kan, Lo berharga banget bagi gue?"

"La gue—"

"Gue tau kalau kita gak bisa seakrab dulu. Gue cuman mau bilang jangan cengeng, jangan mudah menyerah, selamat ulang tahun Els. Dijaga baik-baik ya kado nya, doa terbaik."

Setelah mengatakan itu Ola berniat meninggalkan kelas tetapi Elsa langsung berlari memeluknya dari belakang. Cewek itu menggeleng kuat.

"Gue lebih baik kehilangan cinta gue dari pada sahabat gue yang berharga La! GUE GAK MAU KITA KAYAK GINI JADI GUE MOHON TOLONG JANGAN JAUHIN GUE DAN TERUS JADI SAHABAT GUE KARENA INI PERMOHONAN GUE DIHARI ULANGTAHUN GUE."

DEG.

Ola menghapus air matanya yang turun tiba-tiba.

"TOLONG KEMBALI SEBAGAI SAHABAT GUE KARENA GUE GAK BISA TANPA LO. GUE KANGEN BANGET SAMA LO. GUE GAK BISA KEHILANGAN LO!!!"

"Els gue gak—"

"AAAAA ENGGAK MAU TAU GUE MOHONNNN!!!"teriak Elsa menangis histeris. Ola langsung berbalik menghapus air mata Elsa.

"Hiks gue mohon jadi sahabat gue lagi La pliss,"cicitnya. "Gue tersiksa banget tanpa lo. Lo itu rumah kedua gue bagaimana bisa gue baik-baik aja tanpa Lo, huuh?! Lo yang baik-baik aja tanpa gue, kan?"

"Gak Els. Gue—"

"KALAU GITU AYO BAIKAN HIKS."

Ola mengangguk. Keduanya langsung berpelukan penuh haru. Selanjutnya Dirga dkk masuk ke kelas itu bertepuk tangan.

"Ciee baikan cieeee."kekeh Anya ikut senang menghapus air mata. Dia diam-diam mewek dikit tadi dengar teriakan Elsa.

"K-kalian..."

"Hai Elsa. "Sapa Garen hangat. "Selamat ulangtahun ya dik,"ujarnya memberikan kado di susul yang lainnya memberi selamat juga kado masing-masing.

"Huaaaaaaa kalian gak benci sama gue kak??"

"Kenapa? Lo kan anak baik, wajar kok berantem dalam persahabatan. Itu tanda kalian bakal bertahan abadi,"kekeh Reval mengacak pelan puncak kepala Elsa.

"Eh, eh, gue bawa kue nih!"Darel datang membawakan kue ulang tahun dengan lilin.

"Darel Lo?"

"Gue yang tonjok dadanya supaya gak jadi pecundang dengan melarikan diri terus."kata Roy membuat Darel cengengesan. Semua berkat Roy yang menyadarkan kalau persahabatan mereka terlalu berharga untuk dihancurkan karena cinta.

Anak kelas menyanyikan lagu ulangtahun untuk Elsa. Saking terharunya Elsa terus menangis. Mereka pun foto bersama di kelas penuh heboh karena Reval bertengkar sama Garen gak mau di pinggir.

"Maaf ya Els. Gue jadi nyakitin sahabat gue yang sangat baik hati ini,"kata Darel mencolek pipi Elsa. "Selamat ulang tahun cantiknya Darel."

Elsa memeluknya erat. "Iya Darel gakpapa. Jangan jauhin gue lagi ya Darel. Gue gak akan maksa perasaan gue lagi yang penting Lo tetap mau temenan sama gue, gue akan berusaha lupain perasaan gue ke elo."

Darel mengusap pelan puncak kepala Elsa. "Jangan di paksa, Lo bebas kok menyukai gue."katanya. "Lo mau kan bersabar menunggu gue Els?"

"M-maksud Lo?"

"Kasih gue kesempatan agar Lo gak berjuang sendirian. Gue bakal berusaha sebaik mungkin agar lo gak jatuh cinta sendirian."

"L-lo serius?"

"Iya."

Elsa mengangguk yakin.

Anak-anak langsung bersemangat mengatakan "Cieee." Ke mereka berdua.

Ola menyenggol lengan Faris pelan. "Sweet ya, kayak kita dulu,"kekehnya membuat Faris berdecak.

"Gak semiris mereka juga kalik."jawabnya.

"Kak Faris sini deh nunduk dikit gue mau bisikkin sesuatu."

"Apa?"tanya Faris mengikuti interupsi Ola dengan sedikit menundukkan kepalanya. Mensejajarkan wajahnya dengan wajah Ola.

Cewek itu berbisik di telinga Faris pelan.

"I love you Farissayang."

Jantung Faris berdetak dua kali lipat lebih kencang. Sial hal itu saja mampu membuat kondisi jantungnya jadi gak ke kontrol. Faris buang muka menyembunyikan wajah dan telinganya yang memerah padam.








TBC.

TENTANG KAU DAN AKU(END)Where stories live. Discover now