BAB 28

310 8 0
                                    

"Yaudah kalau gitu sekarang aja nikahnya."

"Ngomong seenak nya aja."

"Yaudah jadi kamu mau nya kapan nih di nikahin?"

Kedua pasangan ini terus mempermasalahkan pernikahan mereka nanti, tidak sebenernya baru rencana saja.

Valengga sebenarnya pria itu sudah ingin mengajak Rebecca untuk menikah, namun pria itu tetap saja tidak berani.

Ia berani hanya lewat ucapan saat di suruh membicarakan itu bersama kedua orang tuanya, pria itu malah tutup mulut.

"Gini nih pasangan gak jelas, pacaran lama tapi gak nikah - nikah, ngomongin nikah tapi gak ngomong ke orang tua masing - masing." Ucap Dherina

"Ckckck, dasar harus nya si ada panggilan khusus buat pasangan kalian."

Setelah Dherina mengatakan itu gadis itu keluar rumah.

Valengga dan Rebecca hanya bisa menatap datar Dherina, benar - benar gadis itu selalu saja usil.

"Jadi gimana yang?" Tanya Valengga

"Ya tanya mama sama papa lah, kenapa tanya ke aku." Jawab nya lalu pergi meninggalkan Valengga yang tersisa disana.

Valengga mendengus, kenapa ia tidak ada keberanian sedikit pun.

"Tanya, enggak, tanya enggak." Monolog nya

"Tanya aja dah."

****

Algara terlihat gelisah walaupun stella sudah tertangkap bisa saja wanita itu terus mengusik kehidupannya, pasalnya stella juga mempunyai banyak anak buah.

Namun itu tidak sebanding dengan anak buah Algara.

Kylie melihat Algara yang sedang menatap kosong, ada apa dengan suaminya itu setelah pulang dari rumah lalu kembali lagi ke rumah sakit, Algara diam dan melamun.

Kylie mencoba untuk memanggil Algara.

"Sayang?"

Mendengar panggilan Kylie, Algara tersadar dari lamunannya. Pria itu langsung menghampiri Kylie.

"Ada apa sayang?" Tanya Algara

"Kamu ngelamun aja, ada masalah?"

Algara terdiam, detik kemudian baru ia mengeluarkan suara dari mulutnya.

"Sayang, aku cuma khawatir aja. Tadi aku udah tangkap Stella, tapi aku masih takut kalau dia masih usik kita." Jelas Algara

"Kita lihat aja dulu, udah ya jangan banyak ngelamun gitu mikirin itu." Ujar Kylie.

Algara tersenyum, "Iyaa sayang."

Algara memeluk tubuh Kylie yang masih berada di ranjang rumah sakit, semua kekhawatirannya runtuh karena Kylie di sampingnya.

Sungguh Algara hanya bisa tenang jika berada disamping Kylie, entah mengapa pelukan istrinya itu selalu bisa memberi kenyamanan serta ketenangan.

Kylie nama istrinya itu selalu berada di hatinya, Algara mencintainya.

"Aku mau pulang, disini bosan gak bisa ngapa ngapain." Keluh Kylie

Algara mengusap kepala Kylie, "Iya sayang, nanti sore kita pulang okee?"

Kylie mengangguk, Algara tersenyum ia mendekat kan wajah nya kepada Kylie, kini keduanya sangat dekat.

Algara juga Kylie menutup matanya, Algara mencium bibir istrinya, melumatnya. Kylie menerima ciuman itu, decakan dari keduanya terdengar.

Algara melepaskan ciumannya, dengan kecupan manis diakhirnya.

Pintu ruangan kamar Kylie terbuka, keduanya bisa melihat Dherina disana namun dengan siapa gadis itu?

Dherina tersenyum lalu menghampiri Kylie, "Kak Kylie aku kangenn."

"Sama kok kakak juga kangen." Ucap Kylie "Itu siapa pacar kamu?"

Dherina mengangguk malu, Algara melihat anggukan dari Dherina mengerutkan keningnya mengapa tidak bilang kepadanya.

"Gak bilang tuh punya pacar."

"Ngapain bilang ke abang yang penting udah ke mama sama papa." Ucap Dherina

"Terserah." Ucap Algara, "Berapa lama pacaran sama Dherin?" Tanya Algara

Ini alasan mengapa Dherina tidak ingin memberi tahu kepada Algara bahwa ia mempunyai pacar, karena ini lah yang terjadi Algara selalu menanyakan hal - hal.

Jika sudah ditanya dengan Algara itu seperti sedang di sidang, entah selalu banyak pertanyaan yang di keluar kan oleh abang nya itu.

Meski begitu itu adalah tanda Algara menyayangi adik - adiknya, seringkali siapa saja yang menjadi kekasih adiknya Algara selalu menanyai, itu karena Algara memastikan jika kekasih adiknya ini orang baik - baik dan tidak menyakiti adik - adiknya.

"Baru 3 minggu bang." Ucap Bima

"Kenal dimana?"

Dherina memutar bola matanya, banyak tanya sekali abangnya itu.

"Udah bang, jangan banyak tanya kayak lagi wawancara aja."

Benar, algara langsung terdiam dan tidak menanyakan apapun lagi.

****

"Pah, Lengga mau ngomong soal - "

"Nanti saja Valengga papa sama mama harus ke rumah sakit, kamu mau ikut terserah tidak juga terserah." Ucap Jenandra

Valengga langsung memasang wajah datarnya, di saat ia sudha berani untuk mengatakannya mengapa selalu saja ada halangan.

Kedua orang tua Valengga keluar dari rumah, menyisakan putra sulung yang tengah berdiri disana dengan wajah datarnya yang masih terpampang jelas di wajahnya.

"Gini amat nasib lu Valengga."

Valengga menendang meja yang ada di depan nya itu, ternyata memang meja itu keras.

Valengga meringis kesakitan, "Apes amat."

Tak terasa hari sudah sore, semuanya sudah berkumpul di rumah sakit tepatnya di ruang kamar Kylie, karena Kylie akan pulang sore ini.

Algara membantu Kylie untuk turun dari ranjang, lalu menuntun Kylie berjalan.

"Kylie sayang, mama gak bisa antar kamu sampai rumah tidak apa - apa? Soalnya mama dan papa harus menghadiri acara Kantor papa kamu." Ucap Sereva

Kylie tersenyum, "Iya mah gak apa apa kok."

Sereva memeluk tubuh Kylie, "Sehat - sehat ya sayang."

"Iya mah."

"Sell, aku pamit ya."

"Iyaa, rev. Makaasih banyak ya." Jawab Ghiselle

"Ah kamu kayak sama siapa saja."

Ghiselle dan Sereva tertawa kecil.

"Kita pamit ya semuanya." Ucap Daniel

Semua yang ada disana mengangguk, lalu semuanya melangkahkan kaki untuk keluar dari rumah sakit.

Algara tersenyum saat Kylie tersenyum menatapnya.

TOGETHER [END]Where stories live. Discover now