18. Riksa

18 13 0
                                    

Insan itu teramat sukarela walaupun tidak dibalas dengan yang setara

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Insan itu teramat sukarela walaupun tidak dibalas dengan yang setara.

~ Saujana

❃.✮:▹ ◃:✮.❃

Hari libur adalah hari yang sangat dinantikan oleh semua orang, terutama para pelajar. Karena di hari itu setidaknya mereka tidak perlu pusing-pusing memikirkan tugas mata pelajaran hari esok apa. Mereka bisa menikmati hari Senin sampai Jumat dengan santai tanpa menggunakan seragam sekolah dan bermain ke tempat wisata sepuasnya. Seperti halnya apa yang dilakukan Arina, Maretta dan M. Di hari liburnya yang ke dua mereka memasang kegiatan berkumpul di rumah Arina.

M datang ke rumah Arina dengan membawa beberapa camilan. Ia bertemu ayah dan ibu di depan rumah kemudian menyalami keduanya.

“Aduh sebenernya ayah juga mau maen sama kamu, M, maen catur. Udah lama juga, M, gak dateng ke rumah, tapi ayah harus ke toko.” Kata ayah bersedih. Sudah beberapa kali juga ayah menyuruh Arina untuk menyuruh M bermain ke rumah, tapi M selalu tidak sempat karena sibuk dengan organisasi di sekolah.

“Gak papa, yah, nanti M bakal lebih sering ke sini.” Balas M.

“M mah, ibu juga mau bantuin ayah di toko, jadi hari ini ibu, gak bisa masakin kalian.” Imbuh ibu.

M terkekeh. “Ibu, gak usah khawatir, M, bawa banyak makanan.” M mengacungkan kresek yang ia bawa.

Ayah dan ibu terkekeh sambil mengusap lembut punggung anak itu.

“Yaudah atuh ya, ayah sama ibu pamit duluan.” Kata ayah. M pun menyalami tangan kedua orang tua itu. Setelah itu mereka pergi dan M masuk ke dalam rumah.

“Gue pikir, lo, gak diajak.” Cetus M saat melihat Maretta yang sudah lebih dulu berada di rumah Arina.

“Heh! Lupa, lo? Yang ngide acara ini 'kan, gue.” Semprot Maretta.

M tidak menanggapi nya lagi, ia duduk di sofa dan menyimpan kresek yang ia bawa diatas meja. Lalu ia mengambil air minum yang telah disediakan dan meminumnya.
“Gila sih, panas banget hari ini.” Keluhnya.

“Lo, gak pake helm?” Tanya Maretta.

“Pake 'kok,” Balas M. “Rin, mau ikut ke WC.” Sambungnya pada Arina.

“Ke belakang aja, M.” Kata Arina. Lalu laki-laki itu beranjak dari duduknya dan pergi ke belakang.

“Eh, Rin, lo mau enggak kalau, gue, ajak muncak?” Maretta berbincang pada Arina.

“Muncak? Ke mana?” Arina bertanya balik.

“Gunung Ijen, di Jatim.” Jawab Maretta.

“Jauh banget, sama siapa aja?” Jelas Arina terheran-heran pada gadis itu. Sebab Maretta bukan anak gunung yang sangat gunung. Maretta memang pernah naik gunung, tapi masih di sekitar Jawa Barat dan itu pun dengan sepupu-sepupunya. Jika Arina harus bergabung dengan sepupu-sepupu gadis itu, Arina malu dan canggung.

SAUJANAWhere stories live. Discover now