11. Sentimental

12 5 0
                                    

Dua hal yang harus kamu mengerti dimuka bumi ini, yaitu alasan ranting yang patah dan tunas yang tumbuh

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Dua hal yang harus kamu mengerti dimuka bumi ini, yaitu alasan ranting yang patah dan tunas yang tumbuh.

❃.✮:▹ ◃:✮.❃

Waktu berjalan begitu cepat. Rasanya baru beberapa menit yang lalu mata terpejam namu kini terbangun dan bertemu dengan pagi yang cerah lagi. Pagi ini Arina dan M sudah sibuk keluar masuk ruang guru untuk membantu guru mata pelajaran dalam merekap murid-murid yang belum ulangan harian. Di pagi ini, sudah tiga guru yang meminta hal yang serupa. Wajar, minggu depan ulangan akhir semester menuju kenaikan kelas, untuk anak-anak yang belum melengkapi tugasnya pasti harus segera, dan KM atau orang-orang yang dapat diandalkan di kelas pasti kena imbasnya.
Setelah selesai melakukan tugas nya, keduanya disuruh membawa buku tulis ke kelas. Saat melewati area kelas sepuluh Arina tidak sengaja berpapasan dengan Nata. Tetapi, gadis itu memilih membuang muka dan mempercepat langkahnya.

"Rin," Panggil M. Arina memperlambat langkahnya. "Soal kemarin, paham 'kan?"

"Kemarin apanya?"

"Semalem." Kata M.

"Ohhh, ngerti 'kok, padahal aku udah niat nagih pajak sama kamu, lohh, tapi ternyata boongan. Retta yang histeris." Diakhir kata Arina terkekeh.

M mengerutkan keningnya. "Ngapain si Maret histeris?"

"Katanya kalau kamu punya pacar dia, gak bisa nebeng lagi." Tutur Arina. Laki-laki di depannya pun hanya bisa menganga.

"FYI, sebenernya dari dulu juga, gue gak mau ngasih tebengan 'tuh." M berkata jujur, sangaattt jujur. Karena sebelumnya pun M pernah berbicara seperti itu tepat di depan orang yang kini ia bicarakan.

"Kita temenan, lohh." Tegur Arina. Namun teguran itu terdengar seperti ancaman bagi M.

"Oke demi, lo," Putus laki-laki itu.

Arina hanya terdiam, rasanya tidak ada yang salah, semua yang ia katakan seperti tidak melebihi batas dan cukup jujur jika dimintai pertanggungjawaban. Jelasnya, sudah selama itu Arina mengenal Maretta, jadi ia berharap tidak ada yang benar-benar tidak suka pada gadis itu, karena bagaimana pun Maretta itu sebenarnya baik, sangat baik.

Sesampainya di kelas Arina langsung membagikan buku-buku yang dibawa nya, sedangkan M memberikan pengumuman bahwa guru yang bersangkutan di jam pelajaran kali ini tidak dapat masuk karena sakit.

Selang beberapa waktu dua orang guru menghampiri kelas sambil membawa sebuah buku. "Assalamu'alaikum,"

"Wa'alaikumussalam." Jawab murid serempak.

"Absen?" Tanya salah satu guru.

"Hadir semua, bu." Jawab M.

"Bu Putriii!!" Salah seorang murid memanggil dari kursi belakang.

Bu Putri tersenyum sambil melambaikan tangan. "Hayu bekles deui!" Ajak murid itu.

"Teu sopan manéh!" Tegur teman sebelahnya.

SAUJANAWhere stories live. Discover now