BAB 4 FIRST DAY

40 4 1
                                    

Karena qiro' subuh sudah terdengar, akhirnya Gus Zaffan memutuskan untuk pergi ke masjid pondok, sedangkan Ning shalat di kamar, setelah shalat Ning maupun Gus Zaffan melakukan kegiatan masing-masing.

Mentari menyinari pagi dengan hangat. Seluruh keluarga telah berkumpul di meja makan untuk sarapan, tak lupa Ning dan Gus Zaffan ikut serta. Seluruh keluarga menatap hangat Ning dan Gus Zaffan saat menampakkan diri mereka dihadapan keluarga, Ning mengekori jalan Gus Zaffan sambil menggamit lengan Gus Zaffan.

Semua itu, dilakukan bukan hanya semata-mata tetapi adegan itu mereka lakukan hanya di depan keluarga, berbeda dengan di kamar. Itu adalah permintaan dari Gus Zaffan, Ning hanya ikut saja, karena Gus Zaffan adalah suaminya.

"Pengantin baru sudah datang nih ya!" goda Ning Riza tetapi langsung ditegur oleh suaminya.

Ning hanya mengulum senyum dibalik cadarnya, tak terasa sudut kanan bibir Gus Zaffan naik, ia mengukir senyum yang hany diketahui oleh dirinya sendiri. Ia tersenyum karena yang mengucapkannya adalah wanita yang ia cintai tetapi tak bisa ia miliki, karena ia sudah mempunyai istri dan wanita itu sudah mempunyai suami.

Saat duduk ternyata Gus Zaffan duduk di depan Ning Riza. Ning tidak makan, karena ia akan makan saat semua telah selesai makan, dan ia akan makan di kamar. Jadi sekarang ia hanya ikut-ikutan saja

Hari-hari biasa Ning juga begitu, setelah ia buta ia sangat jarang ikut makan bersama, tetapi karena ini pertama kali ia sarapan dengan Gus Zaffan, dan sekaligus sebagai penyambutan Gus Zaffan sebagai anggota baru keluarga Ning.

Gus Zaffan mengambil makanan sendiri karena Ning tidak dapat mengakibatkan makanan untuk Gus Zaffan. Tiba-tiba Oma membuka suara.

"Nak Zaffan, maaf Ning belum bisa memasakkan makanan untukmu, tolong kamu terima semua keadaanya ya." ucap Oma dengan sendu, karena merasa takut jika Ning tidak diperlakukan dengan baik.

"Iya Oma tidak apa-apa, Zaffan akan belajar Oma."

Selama makan, sesekali Gus Zaffan melirik ke arah Ning Riza secara diam-diam, ia tidak dapat menyembunyikan rasa sukanya pada Ning Riza. Padahal baru saja ia diberi nasihat oleh Oma.

Sarapan selesai, semua anggota keluarga melakukan kegiatan masing-masing, entah mengapa Gus Zaffan sudah masuk kerja, padahal ia izin selama 1 Minggu untuk libur, tetapi ini baru 1 hari setelah menikah ia malah berangkat bekerja.

Ning hari ini izin keluar. Jadi ia satu mobil dengan Gus Zaffan, tetapi tujuan Ning berbeda dengan dengan Gus Zaffan. Ning diturunkan di tengah persimpangan jalan yang memisahkan tujuan mereka. Ia hanya sabar dan menerima semua perlakuan itu. Ia berdo'a semoga Gus Zaffan cepat dibukakan hatinya.

Setelahnya, Ning dihampiri beberapa orang dan menuntunnya masuk kedalam mobil. Tujuan Ning yang pertama adalah rumah sakit ia ingin kontrol mata. Setelah sampai di rumah sakit Ning diantar oleh sekretarisnya dan para bodyguardnya menuju ruangan dokter mata.

Kata dokter mata itu, mata Ning akan segera sembuh, tetapi tepatnya kapan belum tahu. Sebelum sembuh total Ning harus sering kontrol, tak lupa dengan resep obatnya.

Ning tidak langsung pulang, tetapi ia pergi ke perusahaannya terlebih dahulu. Sesampainya di perusahaan semua karyawan menyapa Ning dengan sebutan Presdir. Ning membalas dengan senyuman walaupun karyawannya itu tidak melihatnya.

Ning menuju ruangannya. Semua tentang perusahaan diberitahukan kepada Ning, Ning akan menolak keputusan yang menurutnya kurang bagus untuk perusahaan, dana akan menyetujui yang menurutnya bagus untuk perusahaan.

Ning adalah CEO yang sangat disegani, ia adalah CEO yang sangat disayangi para karyawannya. Jika karyawannya mendapat masalah entah itu di perusahaan maupun di kehidupan sehari-hari ia pasti akan membantunya.

Walaupun dulu Ning pernah tinggal di LA, ia berbeda dengan orang-orang yang ada di sana. Ning sangat dijaga dan sudah diajarkan agama secara mendalam oleh orang tuanya sedari kecil, dan ia sangat menjaga diri karena di sana pergaulannya sangat bebas.

Jam menunjukkan pukul 4 sore, Ning memutuskan untuk pulang. Di tengah perjalanan Ning berpikir kenapa matanya belum sembuh-sembuh, padahal sudah lama ia menjalani berbagai pengobatan. Ia pun memutuskan untuk mengunjungi dokter lagi.

Ning meminta sekretarisnya untuk meminta izin kepada Gus Zaffan melalui obrolan chat, ia meminta agar tidak perlu dijemput.

Sesampainya di rumah sakit, ia langsung diarahkan menuju ruangan dokter mata yang biasa mengeceknya setiap menjalani pengobatan.

"Selamat sore Bu Ning." Sapa dokter mata itu yang bernama Lita.

"Selamat sore juga dokter." Balas Ning dengan sopan.

"Ada apa Bu?" tanya dokter tersebut penasaran, karena pagi tadi Ning telah mendatanginya.

"Begini dokter, kenapa mata saya belum juga sembuh ya, padahal sudah lama saya menjalani berbagai macam pengobatan?" Ning mengutarakan apa yang ia rasakan.

"Maaf bu sebelumnya, saya juga sudah mengusahakan semaksimal mungkin supaya mata ibu cepat sembuh, tetapi saya juga belum bisa memastikan dapat sembuh dengan cepat. Hmm.... tetapi jika ibu ingin cara yang cepat bisa melakukan dengan cara operasi, ini juga antisipasi saya kalau-kalau mata Bu Ning belum juga sembuh. Bagaimana bu apakah ibu mau melaksanakan operasi saja?" dokter Lita menjelaskan panjang lebar mengenai mata Ning dan tentang pengobatan alternatif.

"Hmm.. iya dok, saya mau tapi tolong atur jam secepatnya." Pinta Ning.

"Iya Bu saya akan langsung menyiapkan semuanya." Dan setelahnya dokter Lita langsung bergegas untuk menghubungi rekan-rekannya agar dapat melaksanakan operasi dengan segera. Setelahnya ia berbicara pada Ning lagi

"Baik Bu saya telah menyiapkan semuanya, dan operasi bisa dilaksanakan nanti jam 8 malam bagaimana apakah anda siap?" tanya dokter Lita sekali lagi untuk memastikan.

"Iya saya siap." Jawab Ning dengan penuh tekat.

Ning pun langsung dibawa keruang VVIP untuk pengecekan seluruh kesehatannya, supaya siap untuk melakukan operasi.

Sengaja Ning tidak memberitahu tentang hal ini kepada keluarganya karena rencananya ia akan membuat surprise untuk keluarganya. Tetapi rencananya seperti gagal karena semua keluarganya malah mencemaskan dirinya, karena tidak memberitahu tentang operasi tersebut.

Operasi berjalan hingga 2 jam, semua dokter sibuk mengurus operasi yang dilakukan oleh Ning, mereka terlalu akut jika operasinya gagal, karena Ning juga pemilik rumah sakit ini, jika operasi ini gagal, hal ini akan menjadi kesedihan yang sangat mendalam karena mereka akan kehilangan bos yang sangat mereka sayangi, tidak hanya staf rumah sakit tetapi seluruh karyawan yang bekerja dengan Ning.

Tetapi semua itu hanyalah pikiran buruk mereka, mereka telah melaksanakan tugasnya dengan sangat baik, operasi berjalan dengan lancar dan dokter keluar dari ruangan tepat jam 10 malam.

****

Holla🙌🏻
Support aku terus ya, selalu tunggu bab selanjutnya juga tolong beri ulasan agar aku dapat tahu jika ada yang salah dan aku akan belajar terus menjadi semakin baik lagi.
Terima kasih🙏🏻🤗❤️

Cinta Sang NingWhere stories live. Discover now