BAB 20 NIAT JAHAT

15 2 0
                                    

"Lah kenapa Gus?" Ning masih tetap bertanya pada Gus Zaffan.

"Gak papa," Gus Zaffan tak mau memberitahukan alasan mengapa ia mau menemani Ning.

Seharian Gus Zaffan dan Ning berada di kamar mereka dilanda kebosanan. Ning melihat ke jendela luar, melihat sisa-sisa air hujan yang munggenang di latar. Ingin rasanya Ning pergi jalan-jalan.

Ning mendekat ke arah Gus Zaffan ia ingin meminta sesuatu pada Gus Zaffan.

"Gus!" Panggil Ning pada Gus Zaffan.

"Hmm ada apa?" Gus Zaffan mengalihkan pandangang dari ponsel menghadap Ning.

"Mau jalan-jalan boleh gak?" Tanya Ning.

"kamana?" GUs Zaffan berbalik nanya.

"Terserah Gus aja." Jawab Ning.

"Yaudah ayo!" Gus Zaffan berdiri dan bersiap-siap.

Ning menyusul Gus Zaffan bersiap-siap. Setelah selesai Gus Zaffan pamit kepada Abi dan Umi untuk pergi keluar. Kali ini mereka tidak menggunakan mobil Gus Zaffan tetapi menggunakan mobil Ning. Di tengah perjalanan ponsel Ning berbunyi menandakan ada yang menelponnya Ning mengambil ponselnya dan mengangkatnya. Tertera nama Oma disana.

"Assalamu'alaikum Ning!" Terdengar suara oma dari dalam ponsel.

"Wa'alaikumus salam oma, ada apa ?" Jawab Ning.

"Gak kapa, katanya kamu sakit sekarang gimana?" Tanya Oma.

"Oma tahu dari mana?" Ning berbalik tanya pada Oma.

"Apalah yang Oma tidak tahu!?" Jawab Oma dengan terkekeh.

"Iyalah Oma memang tahu segalanya," Ning jugo ikut takakeh. di sebelah Ning, Gus Zaffan hanya melirik sekilas pada Ning.

"Gak papa Oma, Ning baik-baik saja." Lanjut Ning.

"Ya sudah, baik-baik ya Ning semoga sehat selalu cepat dapat momongan. Ehmm Zaffan mana?" Do'a Oma untuk Ning dan Gus Zaffan.

"Ini ada di samping Ning." Jawab Ning.

"Ya sudah, Oma tutup dulu mau ke pondok, wassalamualaikum!" Omo izin menutup telefon.

"Ya Oma Wa'alaikumus salam." Jawab Ning.

Oma menutup telepon terlebih dahulu. Ning kembali meletakkan ponselnya kedalam tas, ia kembali menikmati pemandangan samping jalan yang entah kemana Gus Zaffan akan membawanya.

"Siapa?" Tanya Gus Zaffan membuyarkan lamunan Ning.

"Oma." Jawab Ning Singkat.

"Ada apa?" Tanya Gus Zaffan lagi.

"Itu nanya katanya saya sakit sama nanyain jenengan Gus," Jawab dengan menghadap Gus Zaffan.

"Paling Umi yang ngasih tahu. Eh kok nyariin saya ada apa?" Jawab Gus Zaffan dengan bertanya.

"Nggak tau Oma." Jawd Ning singkat.

"Kapan mau kerumah Oma lagi?" Tanya Gus Zaffan.

"Terserah Gus saja." Jawab Ning seadanya.

Pembicaraan terhenti Ning memilih menikmati. pemandangan yang ada di sampingnya yang berupa hamparan sawah nan hijau yang dapat membuat siapapun yang memandangnya akan merasa takjub dengan apa yang telah tuhan ciptakan.

Mobil masih tetap melaju menuju tempat tujuan. Gus Zaffan sengaja tak memberi tahu Ning kemana ia akan membawanya. Ia ingin membuat kejutan untuk Ning.

Terlihat banyak kendaraan lalu lalang ingin masuk kedalam sebuah tempat wisata yang bertema alam. Mobil yang dikendarai Gus Zaffan dan Ning mulai mengantri untuk membeli tiket masuk.

Saat turun dari mobil terlihal binar bahagia di mata Ning. Apa yang Gus Zaffan inginkan telah terlaksana yaitu nembuat kejutan untuk Ning. Selama perjalanan masuk, Ning berjalan mendahului Gus Zaffan, ia ingin melihat apa yang ada di dalam sana.

Tempat wisata yang Gus Zaffan dan Ning kunjungi menyuguhkan pemandungan nan elok, karena terletak di daerah perbukitan, jadi banyak pohon besar yang rindang, dan di bawahnya terdapat pendopo- pendopo untuk istirahat. Angin yang sepoi-sepoi membuat siapapun yang disana tak ingin beranjak pulang.

"Gus kenapa gak bilang kalau mau kesini?" Tanya Ning dengan mata berbinar.

"Gimana suka?" Gus Zaffan malah berbalik nanya.

"Suka banget ini kan tempat wisata yang lagi viral. Dari kemarin ingin ke sini tapi lagi banyak kerjaan," Papar Ning pada Gus Zaffan.

"Oh gitu ya sudah sekarang kamu boleh sepuasnya menikmati ini semua!" Jawab Gus Zaffan.

Mereka menikmatu wisata bersama dari bermain permainan, memberi makan ikan, dan mengambil banyak foto bersama. Mereka terlihat seperti pasutri yang sangat romantis dan bahagia.

****

Terlihat dari kejauhan terdapat sepasang pemuda-pemudi tengah berbincang di taman kota. Pemuda itu munggunakan pakaian layakanya pemuda pada umumnya, tetapi pemudi yang ada di sebelahnya adalah cewek yang munggunakan pakaian sama seperti apa yang dikenakan oleh teman lelaki yang ada di sebelahnya.

Mereka seperti membicarakan sesuatu yang amat penting, hingga membuat alis keduanya berkerut. Sesekali lagi si cewek itu menghisap rokoknya lalu berbicara kepada temannya.

"Jangan gitulah gue gak mau orang yang gue cintai terluka!" Sanggah si cewek.

"Salah lo sendiri yang libatin perasaan!" si cowok ikut kesal dengan apa yang dikatakan si cewek.

"Hmm apa kita celakai, istrinya saja?" Celetuk si cewek.

"Boleh jugo tuh tapi lo sendiri tau kan siapa si Ning, pemilik perusahaan ternama, karier dimana-mana pasti banyak tuh yang jaga dia!" Si Cowok mengingatkan siapa Ning sebenarnya pada si cewek karena mereka telah mengetahui siapa Ning.

"Coba aja dulu kali ada keberuntungen!" Sanggah si cewek dengan senyum sinisnya.

"Terserah lu aja dah, tapi kalo udah gak bisa udah langsung si Zaffan aja lah!" Kesal si cowok dan mengacak rambutnya. Si cewek menghisap rokokny a sekali lagi untuk meringankan beban pikirannya.

"lya ya!" Jawab si cewek.

"Eh itu kakak gimana?" Tanyo si cowok kegi.

"Aku belum jenguk lagi," Jawab si cewek dengan raut wajah sedih.

Hening Mereka telah menyelesaikan perdebatan yang kolot. Keduanya adalah kakak adik sepupu, cewek tersebut adalah Bunga Aprilia Putri yang menyamar menjadi Ustadzah Humaira dan yang cowok adalah adik sepupunya yang bernama Azriel Bintang.

Keduanya telah mengetahui siapa Ning sebenarnya mereka tengah merencanakan balas dendam kepada Gus Zaffan pasal Humaira, dan Bunga yang menyamar menjadi ustadzah Humaira yang banyak santri bilang Gus Zaffan ingin meminangnya tetapi itu hanya kabar burung belaka yang tersebar dikalangan santri pondok.

Bukan Bunga tak mau mengunjungi Humaira di rumah sakit, tetapi ia belum ingin mengunjunginya sebelum balas dendamnya terbalaskan dan mendapat kabar gembira.

Kosokan harinya Bunga pergi minaiki mobilnya menuju Kota saat berada di lampu merah ia seperti, melihat mobil Gus Zaffan dan dari dalam mobil keluar Ning yang sedang menunggu seseorang.

Balas dendam yang kemarin direncanakan melintas si benak Bunga untuk menghabis Ning tak lama Ning dijemput seseorang. Bunga mengikuti kemana mobil yang membawa Ning mobil Ning berhenti tepat di perusahaan miliknya.

Sebenarnya Bunga ingin masuk ke dalam ia ingin mengikuti kemana Ning pergi tetapi ia tahu perusahaan Ning dijaga sangat ketat dan harus membawa kartu nama agar dapat masuk.

****

Stay tune terus ya, terima kasih 🙏🏻❤️

Cinta Sang NingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang