BAB 11 TERPESONA DAN EMOSI

34 2 0
                                    

Makan malam telah selesai. Semua orang masing-masing. Ning hari ini memutuskan untuk tidur di sofa lagi, dan ia membiarkan Gus Zaffan yang tidur di ranjang.

Ting!...

Notif handphone Ning berbunyi.

Gus Zavi

Assalamu'alaikum ning

Wa'alaikumus salam
Iya, ada apa?

Ada yang mau saya bicarakan
Boleh bertemu?

Iya boleh
Dimana?

Besok di mall Permata jam 9

Iya

Di tunggu
Wassalamu'alaikum

Iya
Wa'alaikumus salam

Notif tersebut dari Gus Zavi yang ingin membahas pekerjaan. Karena notif tersebut berbunyi di hp kerja Ning, dan pasti orang tersebut akan membahas pekerjaan.

Malam semakin larut. Ning memilih untuk pergi tidur. Di saat tengah malam Gus Zaffan merasa ingin ke kamar mandi, ia pun terbangun dari tidurnya. Saat turun dari ranjang Gus Zaffan melihat Ning yang tengah tertidur pulas.

Ia pun melangkah dari tempatnya, entah mengapa ia malah melangkahkan kakinya menuju sofa tempat tidur Ning. Gus Zaffan bermonolog dalam hati yang paling dalam, menurutnya Ning tetap terlihat sangat cantik saat sedang tidur, walaupun menggunakan cadar. Terbesit dalam hati Gus Zaffan untuk melihat wajah Ning, apakah benar dugaannya bahwa Ning buruk rupa atu sebaliknya.

Keinginan ke kamar mandi kini telah berubah dengan keinginan untuk melihat wajah Ning. Saat tangan Gus Zaffan mendekati wajah Ning, tiba-tiba Ning menggeliat, sontak hal tersebut membuat Gus Zaffan langsung berlari menuju kamar mandi.

Rasa penasaran itu sering kali muncul saat Gus Zaffan berada di dekat Ning. Ning juga sering menggunakan kaca mata untuk menutupi matanya walaupun Ning tidak minus. Ia hanya ingin menutupi bola matanya yang sedikit berbeda dengan warga asli Indonesia.

Dulu bola mata Ning berwarna hazel atau coklat terang, dan saat operasi mata itu, Ning mendapatkan donor mata yang sangat indah yaitu berwarna biru. Dan sekarang Ning pun masih menggunakan kaca mata saat bepergian kemana-mana.

****

Sinar matahari mulai menyapa kita tempat tinggal Ning. Semua telah bersiap dengan kegiatan masing-masing.

"Hari ini kemana?" tanya Gus Zaffan pada Ning.

"Hmm kerja, kenapa?" jawab Ning dengan bertanya balik.

"Gak papa, nanti saya antar kamu sampai tempat biasa!" Gus Zaffan menjelaskan maksudnya memulai obrolan.

"Iya terima kasih. Nanti mobil saya juga akan sampai sini jadi tenang saja, besok Aya sudah bisa berangkat kerja sendiri."

Ning juga menjelaskan bahwa mobilnya akan datang, dan itu berarti Gus Zaffan mulai besok dan seterusnya tidak perlu antar jemput.

Mobil telah siap. Ning memilih untuk duduk di belakang. Gus Zaffan yang menyadarinya langsung menegur Ning.

"Kok di belakang?" Gus Zaffan bertanya dengan nada kesal.

Cinta Sang NingWhere stories live. Discover now