BAB 19 SAKIT

24 2 3
                                    

Perlahan Gur Zaffan mendekati Ning, tubuh Ning tampak bergetar dan menggigil. Gus Zaffan mencoba mengecek suhu tubuh Ning, tubuh Ning terasa sangai panas. Gus Zaffan mengurungkan niatnya untuk memarahi Ning. Gus Zaffan ingin mengambilkan kompres untuk Ning tetapi ditahan oleh Ning.

"Gus jangan pergi tumani aku," Ucap Ming dengan Suara bergetar.

"Tapi itu tubuh kamu panas banget," Sanggah Gus Zaffan.

"Aku gak papa,"Jawab Ning.

"oke-oke saya disini, apa gak panas banget itu cadar sama kerudungnya dibuka aja," Ucap Gus Zaffan dengan perhatian tetapi malah mendapat pelototan maut Ning.

"Aku gak mau buka!" Jawab Ning ketus.

"Hmm... makanya jangan hujan hujanan, sakitkan udah tahu tubuhmu rentan eh malah tetep diterobos, besok-besok lagi jangan diulangi!" Omel Gus Zaffan panjang lebar pada Ning.

"Iya Gus iya, jangan bawel aku ini lagi sakit kok malah diceramahi, gak diperhatiin!" Jawab Ning.

"Iya ya, udah saya minta maaf, udah istirahat aja biar cepat sembuh!" Suruh Gus Zaffan pada Ning

Sore yang diselimuti hujan, dihabiskan Gus Zaffan untuk menemani Ning. Jika dilihat dari jarak dekat Ning tampak jauh lebih cantik, bulu mata yang lentik dengan warna mata yang indah.

Rasa penasaran itu muncul lagi. Tetapi dari mata saja Ning sudah cantik mana mungkin wajah Ning burak rupa, tetapi hal itu juga dapat terjadi. Mata Gus Zaffan lama-lama memberat, ia menyusal Ning menuju alam bawah sadarnya.

Adzan maghrib berkumandang, Gus Zaffan bangun terlebih dahulu karena ia harus menunaikan kewajibannya, ia mungecek suhu badan Ning yang sudah mendingan ia bergegas berwudhu dan berangkan kemasjid.

Saat makan malam. Gus Zaffan mengambil makanan untuk dirinya dan Ning, dan untuk dimakan didalam kamar, Gus Zaffan memilih untuk menemani Ning, ia ingin menjadi suami yang baik untuk Ning walaupun hatinya belum sepenuhnya untuk Ning.

Karena Gas Zaffan mengambil makanan untuk dibawa ke kamar, hal itu membuat kedua orang tuanya curiga, juga dari pulang kerja Ning tak tampak.

"Fan kenapa mau dibawa ke kamar?" Tanya Abi.

"Untuk Ning bi, Ning sakit." Jawab Gus Zaffan.

"Sakit apa, sakit emmm ini kan abis hujan," Umi ikut-ikutan menggoda Gus Zaffan dengan mengedipkan sebelah matanya.

"Ya Sakit beneran mi, tadi abis kehujanan." Gus Zaffan merasa heran dengan pertanyaan uminya, sudah dikasih tahu sakit tapi masih ditanya sakit apa. Mendengar jawaban Gus Zaffan Wajah Umi berubah menjadi khawatir.

"Mantu umi sakit apa, kamu apakan mantu Umi sampe kehujanan?" Tuduh Umi pada Gus Zaffan.

Umi berdiri dan langsung menuju kamar Gus Zaffan dan Ning untuk melihat Ning. Di belakang Umi, Gus Zaffan sudah menyusul dengan membawa dua piring makanan dan dua gelas minuman juga ada Abi disamping Gus Ilham.

Tanpa mengetuk pintu umi langsung masuk ke dalam alam untuk menemui mantunya. Terlihat Ning sudah bangun dari tidurnya, Umi mendekati Ning dan langsung memeriksa suhu tubuh Ning dengan memberondong beberapa pertanyaan.

"kamu gak papa kan Ning, sakit apa, apa yang Zaffan lakuin ke kamu hingga kamu kehujanan biar Umi unyeng-unyeng dia?" Gus Zaffan terkejut karena ia dibawa-bawa.

"Tidak kok mi Ning, baik-baik aja. Paling besok juga sembuh. Juga mas Zaffan tidak salah apa-apa Ning yang salah berteduh tadi," Jelas Ning pada Umi dengan tersenyum.

"Sekarang kamu makan ya atau umi suapin?" Nada bicara umi mulai merendah. Umi mengambil satu piring makanan yang porsinya lebih sedikit dari pada yang satunya.

"Tidak apa-apa mi, Ning baik-baik saja. Ning bisa sendiri," Dengan cepat Ning menolak karena merasa tidak enak hati.

"Tuh kan mi bukan salah Zaffan, nah sekarang Zaffan minta tolong pada Umi untuk keluar biar Ning bisa istirahat dan cepat sembuh!" Pinta Gus Zaffan pada Umi.

"Oh kamu ngusir umi!" Nada bicara Umi berubah lagi.

"Bukan begitu mi, ya allah salah lagi aku," Gus Zaffan merutuki dirinya sendiri.

"Iya fan bia Abi yang ajak Umi keluar, tapi sebentar Abi mau buat do'a dulu untuk Ning," Abi menengahi Umi dan Gus Zaffan, Abi mengambil segelas air putih, lalu dibacakan do'a. Setelah itu gelas itu diberikan lagi kepada Gus Zaffan, dan Abi langsung mungajak Umi untuk keluar.

Setelah Abi dan Umi keluar dari kamar, Gus Zaffan langsung mengunci pintu kamar agar tak ada siapapun yang masuk. Gus Zaffan membawa makanannya dan duduk disebelah Ning, Gus Zaffan menikmati makanannya seperti biasanya. berbeda dengan Ning yang sedang sakit, semua makanan menjadi pahit dan hambar.

Sedikit demi sedikit Ning mencoba menghabiskan makanannya, ia tak mau mubadhir makanan, karena Allah tidak menyukainya dan juga ia tak mau membuat Gus Zaffan sedih karena tidak menghabiskan makanan yang ia bawa.

****

Pagi menjelang Gus Ilham kembali mengambilkan makanan untuk Ning. Ning sudah merasa baikan ia berjalan membuka jendela agar cahaya matahari masuk kedalam kamar.

Saat Gus Zaffan masuk dengan membawa nampan yang berisi dua piring, Gus Zaffan mendekat kearah Ning untuk sarapan pagi. Ning meminta Gus Zaffan agar sarapan di balkon juga supaya tubuhnya dapat terkenaa cahaya matahari.

Selesai makan Gus Zaffan kembali membereskan alas makan mereka.

"Sudah mendingan?" Tanya Gus Ilham

"Lumayan, tapi belum bisa masuk kerja," Jawab Ning

"Oh ya sudah istirahat dulu saja, saya berangkat bekerja dulu!" Pamit Gus Zaffan pada Ning untuk pergi bekerja.

Dengan membawa nampan yang beris piring kotor, Gus Zaffan keluar untuk dibawa kedapur, dan Sekalian pergi bekerja. Gus Zaffan berjalan menuju keluar rumah, saat melewati ruang tamu Gus Zaffan bertemu dengan umi.

"Mau kemana fan?" Gus Zaffan menghentikan langkahnya dan mendekati Uminya.

"Mau pergi bekerja mi," Gus Zaffan mencium tangan Uminya wolak-walik.

"Ya allah kamu ini, istri lagi sakit malah pergi bekerja. Sekarang Umi minta kamu temenin Ning sampai sembuh, urusan pondok biar Umi dan Abi yang pegang!" Nada bicara Umi sedikit tinggi.

"I.. iya mi, maafin Zaffan," Gus Zaffan tak berani membantah orang tuanya.

"Ya udah sana temenin Ning!" Suruh Umi pada Gus Zaffan.

Tak mau membantah Gus Zaffan kembali menuju kamar, Gus Zaffan tak mendapat Ning berada di kamarnya, tetapi ia mendengar suara shower yang mengucur dari dalam kamar mandi jangan ditanya lagi, yang di dalam kamar mandi sudah pasti itu Ning.

Beberapa menit kemudian. Ning keluar dari kamar mandi. Ning terkejut mendapati Gus Zaffan duduk di sofa sedang membaca buku.

"Sudah?" Tanya Gus Zaffan.

"Iya, katanya mau pergi bekerja kok masih di sini?" Ning berbalik bertanya pada Gus Zaffan.

"Mau nemenin kamu," Ning mengernyit heran dengan jawaban Gus Zaffan.

****

Stay tune terus ya, terima kasih 🙏🏻❤️

Cinta Sang NingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang