BAB 12 PERTANGGUNG JAWABAN

39 2 0
                                    

Orang yang di kenal Gus Zaffan adalah Ning. Ning buru-buru menundukkan kepalanya karena gugup.

"Gus kok kamu di sini?" Ning mencoba membuka obrolan sambil menetralkan degup jantungnya agar suaranya tidak bergetar.

"Ya, saya sedang mencari barang di sini. Kebetulan saya laper jadi sekalian saya mampir ke kafe." Jawab Gus Zaffan dengan mengontrol dirinya.

"Ini kenalkan Alvaro teman kerjaku, dan ini Gus Zavi temanku," Ning berniat memperkenalkan siapa yang ia temui agar tidak menimbulkan curiga dalam diri Gus Zaffan. Gus Zaffan pun menjabat tangan Alvaro dan Gus Zavi. Ia juga memperkenalkan dirinya pada keduanya.

"Zaffan, suami Ning." Jawabnya singkat.

Ning memberi kode Alvaro untuk bersikap biasa saja, juga memberi kode Alvaro dan bawahannya untuk tidak memanggilnya Presdir.

Gus Zaffan menangkap gestur Ning yang sedang menyembunyikan sesuatu terhadapnya.

"Masih mau beli barang?" tanya Ning pada Gus Zaffan, agar Gus Zaffan tidak bertanya yang aneh-aneh kepada Alvaro maupun Gus Zavi.

Ning memberi kode pada Alvaro agar segera pergi dari tempat itu bersama Gus Zavi dan bawahannya.

Alvaro yang kecerdasannya di atas rata-rata telah mengetahui kenapa bos nya bersikap demikian. Bos nya itu sedang menyembunyikan identitasnya dari suaminya. Alvaro juga mencium ada yang aneh diantara bosnya dan suaminya.

Tanpa banyak tanya Alvaro membawa Gus Zavi dan bawahannya dari tempat itu. Gus Zavi yang tidak mengetahui apa-apa hanya mengikuti Alvaro saja. Alvaro memilih untuk kembali ke kantor dan Gus Zavi kembali pada kegiatannya. Saat sedang melakukan kegiatannya Gus Zavi baru sadar ada yang aneh dengan pasutri itu. Dilihat dari wajah Gus Zaffan yang tidak bersahabat, sepertinya masalahnya ada di Gus Zaffan.

Akhirnya Ning dan Gus Zaffan berbelanja bersama, mereka belanja bulanan untuk masing-masing dari alat mandi, pakaian, bahan masakan dapur dan masih banyak lagi. Gus Zaffan lah yang mendorong troli di belakang Ning, dan Ning yang mengambil barang-barang. Ning dan Gus Zaffan terkadang jahil satu sama lain, hingga orang melihat mereka seperti pasutri yang bahagia. Dan yang sebenarnya adalah sebaliknya.

Belanja kali ini adalah belanja bersama pertama kali bagi keduanya setelah menikah. Ning tidak langsung pulang ia memilih untuk berkunjung ke rumah Oma. Ning berpamitan kepada Gus Zaffan, dan meminta tolong Gus Zaffan untuk membawa pulang barang-barang itu ke rumah, karena Gus Zaffan tidak mampir ke rumah Oma terlebih dahulu melainkan langsung pulang. Ning hanya membawa dua paper bag yang akan di berikan kepada Oma dan Ning Riza.

Ning menunggu Gus Zaffan pulang dari mall terlebih dahulu, baru ia mengambil mobilnya yang ada di basement. Ning mengendarai mobilnya menuju rumah Oma. Mobil Lambo Ning masuk ke halaman pondok dengan selamat, aman, sentosa.

Ning memarkirkan mobilnya ke garasi. Ia turun, dan langsung mencari Oma dan Ning Riza. Mereka melepas rindu bersama, walaupun Ning baru pinda sehari tetapi seluruh anggota keluarga Ning telah merindukannya. Ning memberikan paper bag yang ia bawa kepada Oma dan Ning Riza.

Karena waktu sudah sore, Ning pamit pulang ke rumah Gus Zaffan. Ning tidak lagi membawa mobil lambo nya lagi. Ia hanya membawa mobil biasa untuk di kendarai pulang, dan digunakannya untuk sehari-hari, juga agar Gus Zaffan tidak curiga.

Mobil Ning memasuki gerbang pondok. Dari dalam mobil Ning bisa melihat ada orang yang sedang berbincang di depan ndalem. Semakin mendekat semakin terlihat jelas siapa yang duduk di depan ndalem. Tidak bermaksud su'udzon, Ning memilih untuk memarkirkan mobilnya ke garasi terlebih dahulu.

Perlahan lahan Ning mendekati orang yang sedang berbincang tersebut, orang itu adalah Gus Zaffan. Ning menyalami Gus Zaffan dengan takzim dan juga menyalami lawan bicara Gus Zaffan yaitu ustadzah yang yang ada di ruangan Gus Zaffan kemarin. Entah mengapa Ning merasa tidak nyaman dengan ustadzah itu. Ustadzah itu juga sepertinya tidak menyukai Ning yang dapat dilihat dari cara memandangnya ke arah Ning.

"Assalamu'alaikum!" sapa Ning pada keduanya.

"Wa'alaikumus salam," jawab mereka serentak.

"Ustadzah Humaira perkenalkan ini Ning istri saya." Gus Zaffan memperkenalkan istrinya kepada ustadzah yang bernama Humaira tersebut. Ustadzah Humaira menyalami Ning seperti biasanya tetapi matanya memperlihatkan tatapan sinis terhadap Ning.

"Ning."

"Humaira." Ning merasa kehadirannya mengganggu keduanya, terutama ustadzah Humaira. Ning pun memilih ke dalam untuk menemui mertuanya.

"Saya pamit ke dalam dulu." Gus Zaffan memperhatikan gerak gerik Ning yang terlihat aneh, tetapi ia mempersilahkan Ning masuk ke dalam.

Adzan Maghrib berkumandang. Gus Zaffan telah berangkat menuju ke masjid. Sedangkan Ning bersiap untuk menunaikan shalat Maghrib. Setelah shalat Maghrib Ning mengamalkan apa yang telah Oma ajarkan. Ning memilih untuk membaca Ratib Al Haddad yang disusun oleh Al habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad, juga Ratib Al Athos yang disusun oleh Al habib Abdurrahman Al Athos.

Semenjak Ning pindah ke Indonesia. Ning lebih banyak mendapatkan pengetahuan tentang agama dari Oma nya, entah itu dari kitab, Al Qur'an, hadits dan pengetahuan lainnya.

****

Umi datang tergesa-gesa menghampiri Gus Zaffan yang sedang mengkaji kitab di ruang tamu.

"Fan ada apa ini?" wajah Umi nampak seperti sedang menahan amarah.

"Ada apa gimana mi?" Gus Zaffan menutup kitabnya dan menghadap ke umi dengan penasaran.

"Itu ustadzah yang Deket kamu itu.... siapa namanya.... hmm oh ya, ustadzah Humaira, kata mbak ndalem ia ingin pertanggung jawabanmu. Tanggung jawab apa apa maksudnya fan." Mata umi sudah berkaca-kaca karena sudah tidak kuat menahan amarah. Anak yang di didiknya selama ini mengapa menjadi seperti ini.

"Sebenarnya Zaffan minta maaf mi. Zaffan hanya jadi kambing hitam. Ustadzah Humaira itu bukan asli namanya, dia nama aslinya Bunga Fiona Anastasya, dia menggunakan identitas Humaira teman sekelas Zaffan dulu waktu MTs. Ia ingin membalas dendam dengan Zaffan." Gus Zaffan memberi tahukan kebenarannya kepada umi, sambil menundukkan kepalanya, karena umi nya sudah mengetahui apa masalahnya.

"Kenapa? Apa yang kamu perbuat?" Umi tak dapat menahan tangisnya, cairan yang dari tadi terbendung akhirnya lolos juga.

"Dulu waktu MTs Humaira suka sama Asyrof. Setiap libur pondok ia selalu bercerita sama Bunga bahwa ia menyukai Zaffan. Humaira mengganti nama Asyrof menjadi nama Zaffan karena Humaira malu mengakui ia menyukai Asyrof. Dan karena sebuah kalimat yang menurut Asyrof bercanda, tetapi ternyata kalimat itu membuat Humaira jadi stres. Kini Humaira yang asli ada di rumah sakit jiwa. Dan ustadzah Humaira yang ini adalah bunga sahabat Humaira." Dengan penjelasan yang panjang dari Gus Zaffan, kini Umi sudah jauh lebih tenang.

"Terus sekarang gimana, keluarga Humaira ingin meminta pertanggung jawaban dari kamu." Umi berbicara dengan nada rendah.

"Nanti Zaffan coba bicara sama keluarganya." Gus Zaffan menengahi masalahnya.

"Besok Asyrof suruh ke sini!" Perintah umi. Jika umi telah memerintah pasti tidak akan bisa diganggu gugat.

"Jangan sampai Ning tahu masalah ini." Lanjut Umi lagi dengan nada mengancam.

****

Holla 🙌🏻
Tetap stay tune ya, karena part epiknya belum keluar🤗🙏🏻❤️

Cinta Sang NingWhere stories live. Discover now