10

0 0 0
                                    

=> HAPPY READING! <=
.........

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

فَاِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًاۙ

"Maka sesungguhnya beserta kesulitan ada kemudahan,"
QS. Asy-Syarh[94]:5

اِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًاۗ

"sesungguhnya beserta kesulitan itu ada kemudahan."
QS. Asy-Syarh[94]:6

***

Waktu berjalan dengan sangat cepat, seolah baru kemarin Ubay mendaftar sebagai siswa baru. Sekarang tanpa terasa sudah sudah satu tahun dia menjalani pendidikan di MA Tarbiyatul Islam. Dan sepanjang itu pula nilainya terus menurun. Sejak semester satu yang awalnya mendapatkan nilai ulangan cukup bagus, sekarang nilai tersebut justru berubah menjadi merah. Bukan hal wajar jika ia sering mendapati buku catatan berisi coretan bolpoin merah dari guru dengan angka 30 kebawah.

Remaja laki-laki bermata kecoklatan tersebut meremas kertas hasil ulangan harian di tangannya. "Gue gagal lagi, Zar!" desis Ubay.

"Santai aja bro, ini cuma nilai. Kalo dapet nilai buruk berarti itu tantangan buat lo biar belajar lebih giat lagi." Izar menepuk punggung sang sahabat, berusaha menghibur.

"Tapi nilai ini masalah buat gue." Ubay menunduk, hatinya terasa sakit seolah sedang diremas oleh seseorang. Bukannya tidak terima kenyataan, dia hanya takut gagal di masa depan dengan kondisi seperti ini. Belum lagi undangan wali murid untuk menghadiri acara pembagian raport kenaikan kelas besok, entah apa yang akan dilakukan Sukardi saat mendapati nilai rendahnya.

"Yaelah, namanya juga manusia, udah pasti diselimuti masalah. Kalo lo mau diselimuti wijen mending jadi onde-onde aja!" celetuk si jakung.

Lagi-lagi Ubay berhasil dibuat tertawa oleh tingkah sahabatnya yang random. "Hidup gue itu nggak asik, tapi cobaan malah sok asik."

"Namanya juga cobaan, kalo dikit itu jadi cobain." Setelah mengatakan hal itu, mereka saling memeluk sambil tertawa renyah.

***

Cuaca akhir-akhir ini membuat banyak orang kesulitan memprediksi. Terkadang setelah panas terik seharian tiba-tiba malamnya hujan, ada kalanya hujan yang terus membasahi bumi di siang hari menimbulkan malam yang terang benderang. Begitulah suasana hati seorang remaja laki-laki berkaos maroon yang malam ini tengah menengadahkan tangan untuk bermain hujan lewat jendela kamar. Seharian dia tidak keluar dari kamar karena terus tidur. Entah apa yang membuat tubuhnya merasa sangat penat.

Rasa malas terus saja menghantuinya sejak satu bulan terakhir. Semangat yang menggebu itu terlalu cepat padam. Seperti air hujan yang mengguyur nyala api di bumi. Ubay tidak berhenti memaki diri sendiri karena terlalu mudah menyerah. Hasil ujian yang kurang memuaskan bukan menambah rasa semangat untuk bangkit dan mengejar yang tertinggal, tapi justru menjerumuskannya pada jurang kemalasan. Ubay benci pada dirinya sendiri.

Tidak mempedulikan tangannya yang pucat pasi karena sudah lama terguyur hujan, lamunan Ubay tetap berkeliaran. Suara petir yang menggelegar di luar sana membuat cowok itu terkesiap hingga menghentikan aksinya. Ubay memilih untuk menutup jendela kemudian melangkah menuju dapur untuk mencari makanan. Namun, hal pertama yang dia lihat setelah membuka pintu kamar sangatlah mengejutkan.

I'am Still StandingWhere stories live. Discover now