NSW: Terungkap

891 98 37
                                    

Setelah perjalanan yang panjang Navya dan Farhan tiba di Amerigo Vespucci Peretola Airport

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Setelah perjalanan yang panjang Navya dan Farhan tiba di Amerigo Vespucci Peretola Airport. Farhan menahan pergelangan tangan Navya. Wanita itu melirik ke arah patnernya, kini keduanya akan langsung pergi ke lokasi tempat persembunyian Freddy.

Farhan berdehem pelan. "Nay, kita harus ubah strategi," kata Farhan yang membuat Navya terkejut.

"What the hell? Lo gila? Sudah ngga ada waktu lagi Farhan. Kak Silla harus segera kita selamatkan," ucap Navya kepada Farhan.

"Gue tahu, tapi kondisinya sekarang lo lagi hamil dan gue ngga mau ambil resiko yang tinggi," kata Farhan.

Navya menghempaskan tangan Farhan, untuk ke sekian kalinya Farhan membahas hal ini. Di dalam pesawat pun Farhan terus menerus membahas hal ini yang membuat Navya muak. Navya menatap datar Farhan.

"Han, gue bisa jaga diri gue dengan baik di sini, so, tolong jangan halangi gue untuk menyelesaikan misi ini." Farhan menatap Navya dengan tidak percaya. Wanita yang ada di hadapannya sekarang benar-benar keras kepala.

Farhan menghela napas panjang. "Oke, kalau itu mau lo gue ngga bisa tahan lo lagi. Tapi ingat satu hal, kalau terjadi sesuatu sama kandungan lo dan Samuel tahu hal ini, lo jangan pernah menyesal jika dia kecewa besar ke lo. Lo ngga jujur soal ini ke Samuel sama aja ngga menghargai dia sebagai suami lo," pungkas Farhan lalu pergi duluan.

Navya terdiam di tempat. Dia tahu resiko yang akan dia terima setelah ini. Navya menepis semua pikirannya tentang rumah tangga dia, saat ini Navya hanya ingin fokus pada misi. Hari ini juga dia harus menyelesaikan kasus Freddy yang sudah lama di tutup.

Kedua tangan Navya terkepal kuat. Selain dia dendam kepada Freddy karena sudah melecehkan sahabatnya, Navya juga dendam karena Freddy sudah mengusik keluarganya. Navya menyusul Farhan yang sudah pergi menuju mobil jemputan. Keduanya dijemput oleh anggota yang sedang bertugas di Italy.

Sedangkan di tempat lain Silla di kurung di sebuah ruangan yang gelap dan berdebu. Tangan dan kakinya diikat dengan tali tambang yang kuat. Silla menatap seorang pria yang duduk di sebuah kursi.

"Brengsek, lepasin gue!" teriak Silla lantang.

Freddy menatap nanar Silla yang menjadi tawanannya. "Gue bakal lepasin lo setelah adik lo datang. Tentunya lo akan melihat kematian adik lo sendiri, Sillandra Beatarisa," kata Freddy santai.

Mendengar hal itu Silla terkekeh sinis. "Lo pikir adik gue se-bodoh lo? Navya itu pintar. Tentunya dia datang ke sini dengan strategi yang sudah matang. Freddy, lo kalau mau cari masalah lebih baik cari tahu dulu siapa lawan lo. Navya Beatarisa itu pintar, bahkan lebih pintar daripada gue," ucap Silla dengan nada mengejek.

Freddy menggeram marah. Dia tak suka dihina, apalagi yang menghinanya seorang perempuan. "BANGSAT!" Freddy melemparkan sebuah gelas ke arah Silla. 

Gelas tersebut mengenai kepala Silla yang membuat gadis itu terluka. Sakit? Tentu. Tetapi Silla tidak akan tumbang begitu saja.

NAVYA: Secreet WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang