NSW: You're Still My Princess

928 95 91
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Samuel memasuki rumahnya dengan wajah datarnya. Samuel melirik ke arah ruang keluarga di mana istri dan anaknya tengah menonton TV tanpa menyadari kepulangan dirinya. Samuel berdehem pelan yang membuat Navya mengalihkan pandangannya.

Wanita itu tersenyum lembut. "Mau teh hangat?" tawar Navya kepada suaminya.

Samuel menganggukkan kepalanya. Navya beranjak dari duduknya lalu pergi ke dapur. Samuel duduk di sebelah anaknya yang tengah fokus menonton.

Agnes tak benar-benar fokus pada tontonannya, anak itu hanya masih takut dengan sang Papa karena kejadian pagi tadi.

"Nesa," panggil Samuel dengan nada lembut.

Bungkam. Agnes tak menjawab, sontak hal itu membuat Samuel sadar bahwa anaknya takut kepada dirinya setelah kejadian pagi tadi.

Tangan Samuel menyentuh kepala putrinya. "Maafin sikap Papa tadi pagi, ya, Nak. Papa ngga bermaksud membuat kamu takut," sesal Samuel dengan menatap lekat putrinya.

Pria itu membawa putrinya ke atas pangkuannya. Agnes masih tak bergeming. "Look at me!" pinta Samuel.

Agnes memberanikan dirinya untuk menatap sang Papa. Samuel tersenyum manis, ia mengelus kepala anaknya. "Papa minta maaf, ya? Papa janji hal ini ngga akan terulang kembali. Nesa mau maafin Papa, kan?" ungkap Samuel lembut.

Senyuman Agnes terbit. Agnes menganggukkan kepalanya. "Iya, aku maafin."

Mendengar hal itu Samuel memeluk erat tubuh putrinya. "Papa sayang kamu."

"Nesa juga sayang Papa dan Mama," kata Agnes membalas pelukan Samuel.

Samuel tersenyum tipis mendengar hal tersebut.

Navya kembali ke ruang keluarga dengan membawa secangkir teh hangat untuk suaminya. Wanita itu meletakkan teh tersebut di atas meja lalu melirik ke arah Samuel. "Diminum dulu teh hangatnya, Sam," kata Navya.

Samuel berdehem pelan. Ia mengambil secangkir teh yang masih hangat. Agnes melirik ke arah Mamanya. "Mama pangku," pinta Agnes dengan merentangkan tangannya.

Mendengar hal itu Samuel menahan tangan anaknya. "Nesa, jangan aneh-aneh, kamu sama Papa saja," celetuk Samuel.

Kening Navya mengerut. "Lho, kenapa?"

Samuel memberikan tatapan tajam kepada Navya. Navya yang mendapatkan tatapan tajam dari suaminya membuat dia menundukkan kepalanya. Navya tak tahu sampe kapan dia dan Samuel akan perang dinggin seperti ini.

Hening. Tak ada lagi percakapan di antara mereka, hanya ada suara dari TV yang mengisi keheningan.

Navya teringat sesuatu. Siang tadi Papanya menelpon dirinya dan meminta dia serta keluarga kecilnya untuk datang ke rumah besok.

"Nesa, besok kamu ikut Mama ke rumah Grandpa, ya," kata Navya.

"Iya, tapi Papa ikut ke rumah Grandpa, kan?" tanya Agnea dengan menatap sang Papa.

NAVYA: Secreet WifeWhere stories live. Discover now