Ekhem

666 61 10
                                    

"sayang bangun" -mamah kathrina

"masih ngantuk mah" -kathrina

"udah siang" -mamah kathrina

"belummm" -kathrina

"mamah mau pergi arisan" -mamah kathrina

"HAH!" -kathrina melempar selimutnya

"LOH, K GITA?" -kathrina

"iya ada k gita, mamah mau pergi arisan" -mamah kathrina sambil menaruh selimut yang dia ambil dari lantai

"ko ga bilang bilang mah" -kathrina

"mamah juga baru inget gara-gara mamahnya k gita kesini" -mamah kathrina

"ah mamah mah" -kathrina memancuskan bibirnya

"sorry baby. duh mamah udah telat nih" -mamah kathrina ( mencium anaknya )

"ok" -kathrina

"nanti makan yah, hati -hati and semangat kegiatannya" -mamah kathrina

"hem" -kathrina

mamahnya sudah keluar kamar

Sekarang kathrina awkawk terdiam di kasurnya melihat gita yang masih diam menatap lurus ke arahnya.

perlahan kakinya turun dari kasur. sesungguhnya dia masih malas untuk beranjak tapi apa lah daya, ada tamu.

dengan rambutnya sedikit tidak rapih, piyama kancing baju ciri khas gaya kathrina yang selalu tidak tertutup, dia melangkah hendak merapihkan meja game yang acak-acak bekas semalam begadang.

hah! sebenarnya kathrina bingung mau ngomong apa. otaknya saja masih ngelag mencari topik pembicaraan apalagi hatinya yang masih cemburu.

"ka git" -ucapan kathrina terpotong

baru saja dia membalikkan badannya, gita sudah benar benar ada di depannya.

merasa ada gita di hadapannya kathrina memalingkan wajahnya. Tidak, jangan sekarang, dia masih merasa bad mood dengan rasa cemburunya sendiri.

Gita memegang pipi kathrina mengarahkan untuk menatap matanya

"kamu begadang?" -gita

suara gita terdengar tidak ramah dengan perasaan kathrina sekarang. sudah lah harus menangggung cemburu, sekarang mendapat sikap dingin gita. Kathrina sangat yakin jika gita pasti sangat marah karena memang dia selalu diingatkan untuk tidak begadang tapi malam tadi nyatanya dia tidur jam 1.

kathrina menelan ludahnya, apaaa yang harus dia jawab. Namun kali ini biarkan kathrina menunjukkan sisi egoisnya.

Tidak menjawab, kathrina justru memilih memalingkan wajahnya lagi.

Tenggorokan gita terasa kering, lidahnya kelu untuk mengatakan "rindu" pada orang yang ada di depannya

Tarikan napas panjang gita membuat kathrina melihat ke arah gita

Gengsi setinggi langit belum lagi sulitnya mengekspresikan perasaan membuat gita mematung dengan rindu yang dirasakan. Matanya terpejam sambil dibarengi tarikan nafas berat

"HaH" -gita

siapa yang akan mengalah?

kathrina dengan perasaan rindu dan cemburu?

gita dengan perasaan rindu dan marah?

Terbiasa melihat wajah serius gita sekarang harus melihat wajah gita yang cemas dan panik dibarengi kerutan di dahinya membuat katrhina luluh.

Gita menahan emosinya dengan menutup mata.

Kathrina menahan emosinya dengan diam.

tapi kali ini, kathrina akan menunjukkan sesuatu

diam bukan berarti tak memperhatikan mu Where stories live. Discover now