"Hem.. " Naren mengangguk dan berdehem dengan dirinya yang berbaring di kasur Dewa.
Tanpa aba-aba Dewa menindih Naren dengan wajah Naren yang sangat kelihatan panik.
"L-llo mau ngapain" Ucap Naren dengan gugup.
"Gimana kalau kita main kuda-kudaan mumpung kamar gw kedap suara" Goda Dewa kepada Naren.
Naren terdiam dan mencerna ucapan Dewa, setelah beberapa detik Naren melotot kan matanya karena sudah paham maksud Dewa.
"Lll-o gila" Ucap Naren karena malu.
"Ayok lah Adik gw aja bangun liat muka panik lo lagian nih kamar juga kedap suara jadi lo bisa desah se keras-kerasnya" Goda Dewa.
Naren yang mendengar itu pun mendorong Dewa mengunakan kakinya.
"Pikiran lo jorok banget sih" Ucap Naren yang kesal.
"Ck.. " Dewa hanya berdecak dan pergi ke arah kamar mandi.
"Mau kemana? " Tanya Naren.
"Mau nidurin Adik gw" Jawab Dewa yang langsung menutup kamar mandi dengan tidak biasa, dengan Naren yang terdiam melihatnya.
Saat Dewa ada di kamar mandi Naren mendengar desahan dari dalam sana dan Naren bergidik ngeri mendengarnya.
Karena kamar mandi yang di pakai Dewa ada di dalam kamar Dewa, setelah beberapa menit akhirnya Dewa keluar dari kamar mandi tersebut.
"Lo sange an banget anjing" Saut Naren saat Dewa sudah keluar dari kamar mandinya.
"Itu kan pas liat lo aja" Jawab Dewa.
"Gw jadi mikir-mikir tidur ama lo, awas lo macem-macem pas malem nanti" Naren.
"Gak bakal, dah yuk tidur" Ajak Dewa.
"Gw mau main game dulu ya" Bujuk Naren agar di perbolehkan untuk bermain game nya.
"Gak udah gw bilang jangan main game terus lo harus tidur, mau tidur sendiri apa gw tidurin" Dewa.
"Anjing lo ya, ck ya ya gw tidur" Naren.
"Nak gitu dong sayang nurut" Dewa.
Naren pun meletakkan bantal guling di tengah mereka.
"nih pembatas awas lo ngelewatin ini" Naren.
Mereka pun akhirnya tidur dengan adanya bantal guling di tengah-tengah mereka.
Saat tengah malam Dewa terbangun karena mendengar Naren yang menangis dan memanggil orangtuanya.
Dewa akhirnya menyingkirkan bantal guling yang berada di tengah mereka dengan perlahan-lahan dan memeluk Naren agar Naren tenang.
"Hiks.... Hiks...., Ma... Pa... Naren takut hiks... " Gumam Naren yang masih memejamkan matanya.
Dewa yang melihat itu pun mengucapkan kata penenang untuk Naren.
"Ada gw di sini lo jangan takut tenang ya" Ucap Dewa sambil mencium dahi Naren dan mengelus pundak Naren yang masih terisak.
"Cup cup tenang jangan takut tidur yang nyenyak ya sayang" Ucap Dewa yang membuat Naren memeluk Dewa dengan erat dan lama kelamaan ia tidak mengigau lagi.
Dewa tetap memeluk Naren dan mengelus pundak Naren.
Tidak terasa pagi pun tiba mata Naren tiba-tiba melotot saat Naren melihat Dewa yang sedang memeluknya.
Seketika Naren menendang Dewa dan akhirnya Dewa terjatuh ke lantai.
"Lo ngapain meluk-meluk gw sialan" Tanya Naren penuh mengintrogasi.

YOU ARE READING
last hold [SEGERA DITERBITKAN]
Teen Fiction"Gw boleh bersama lo dan genggam tangan lo sampai genggam an tarakhir ?" Naren. "Hem.... Gw bakal lakuin itu " Dewa. "Janji jangan ninggalin nono ya" Dewa. "Al gak akan ninggalin nono tapi al gak janji" Naren