"Pikir sendiri" Jawab Naren.
Dewa hanya diam dan masih setia memeluk Naren yang sudah berhenti menangis, Naren yang geram karena Dewa tidak peka, ia mengubah posisi nya menjadi duduk dan mengambil hp yang ada di sakunya dan melempar hp itu ke arah Dewa.
"Liat tuh nono kok cium-cium sama itu cewe" Ucap Naren kesal dengan tangan yang di silangkan di depan dada.
Dewa hanya berpikir sejenak karena bingung dan mengambil hp itu, saat Dewa melihat nya ia hanya terkekeh sejenak.
"Kok ketawa" Ucap Naren.
"Dia cuman mantan sayang" Ujar Dewa sambil mengusap surai rambut Naren.
"Mantan kok mesra" Gumam Naren.
"Kalau gak percaya besok ketemu dia, oke jangan marah lagi ayo tidur" Ujar Dewa sambil membaringkan Naren dan memeluknya dengan hangat.
Beberapa menit setelahnya terdapat dengkuran halus dari mulut Naren, Dewa yang melihatnya tersenyum ia menatap maniak wajah Naren yang begitu cantik menurutnya.
Ia menyingkirkan poni yang menutupu wajah mulus itu, lalu ia menkecup bibir manis Naren yang menjadi candunya itu.
Setelah puas melihat wajah Naren, Dewa akhirnya pun ingin tidur, tetapi suara dering ponsel menggu indra pendengaran nya, Dewa pun mencari sumber suara itu dan ternyata dari hp nya.
DERTT....
DERTT....
DERTT....Ia pun menggambil hp itu yang ada di meja kecil di sebelah ranjang dan tercantum nama di sanaya yaitu "Deddy", Dewa mengerut kan dahinya ia perlahan-lahan melepas pelukan Naren dan bangkit untuk mengangkat telfon.
"hallo ada apa ded? " Tanya Dewa.
"Deddy tunggu" Jawab Ragen di sebrang sana singkat.
"Tap- " Belum sempat Dewa menjawab panggil an sudah di putus sepihak oleh Ragen.
Dewa berdecak kesal karena Deddy nya selalu menyuruhnya mendadak seperti sekarang ini, padahal dia kan masih pengen sama Naren.
Dewa pun mengambil jaket hitam dan kunci motor nya, tak lupa ia menghampiri Naren dan mengecup bibir manis itu sekilas.
Dengan berat hati ia meninggal kan Naren, melangkahkan kakinya untuk keluar dari dari kamarnya, langkah kaki yang tegak itu menuju pintu keluar mansion, lalu di beri tunduk kan oleh penjaga malam yang ada di sana.
"Jaga milikku" Ucap Dewa singkat kepada mereka yang sedang menunduk kepada tuan nya.
"Baik tuan" Ucap serempak penjaga malam itu.
Dewa melangkahkan kakinya menuju bagasi dan mengambil motor berwarna hitam yang akan ia gunakan, tak lupa ia memakai helm berwarna hitam juga. Lalu ia menyalakan motor itu dan melajukan nya dengan kecepatan penuh.
Jalanan begitu sepi dan jarang orang berkendara karena sekarang jam sudah menunjuk kan pukul 11:30 yang berarti hampir sudah tengah malam.
Setelah ia berkendara sekitar 10 menit, ia pun sudah sampai di tempat yang ia tuju, endah tempat apa itu tetapi yang jelas tempat itu seperti tempat para vampir yang berada di tengah hutan, ya bagaimana tidak di sebut tempat vampir.
Liat lah bangunan itu begitu megah dan yang membuat begitu menyeramkan nya adalah bangunan itu hanya berwarna hitam tanpa ada sedikit pun warna lain kecuali abu-abu.
Dewa menghentikan motor nya di depan gerbang yang sangat besar di sana, ia lalu masuk dan di sambut dengan para penjaga yang sudah bersusun rapi seperti prajurit yang berbaris untuk menyambut raja nya.

KAMU SEDANG MEMBACA
last hold [SEGERA DITERBITKAN]
Teen Fiction"Gw boleh bersama lo dan genggam tangan lo sampai genggam an tarakhir ?" Naren. "Hem.... Gw bakal lakuin itu " Dewa. "Janji jangan ninggalin nono ya" Dewa. "Al gak akan ninggalin nono tapi al gak janji" Naren