chapter 37

14.2K 486 16
                                        

Sangking kasarnya Dewa mencium Naren, Naren tidak bisa mengimbangi naya.

"Dewhh stopmm hiksmm" Mohon Naren yang meneteskan air mata nya dengan tubuhnya yang bergetar hebar.

Bukk~
Bukk~

Naren memukul dada Dewa sambil berusaha mendorong nya dengan sepenuh tenaga.

Tetapi tetap saja tenaganya tak sebanding dengan tenaga Dewa.

Tangan Dewa tidak tinggal diam, tangan nya memasuki baju seragam Naren meskipun Naren telah menahan nya.

Meraba lalu mengusap perut rata Naren yang mulus dengan sensual dan mulai naik ke atas dada Naren dan terdapat tonjolan di sana.

"Emmpp hikss Dephmm anjmmpp" Umpat Naren di sela sela ciuman karena tiba-tiba Dewa memilin puting Naren.

Setelah menciun dengan rakus dan penuh nafsu Dewa mulai turun ke leher jenjang Naren.

Dewa mulai menghirup aroma khas milik Naren yang menjadi candu Dewa.

Lalu mengecup nya menjilat nya dengan sensual dan m menggigit nya sampai meninggal kan jejak kemerahan di sana dan itu di buat Dewa untuk menandakan bahwa Naren adalah miliknya saja.

"Aghh gelighh hikss dewhhh akkhhh" Lenguh Naren di iringi dengan tangisan.

Dewa yang mendengar itu pun tak tega lalu menghentikan aksinya karena amarahnya sudah mulai mereda.

Dewa memegang kedua tangan Naren lalu meletak kan nya ke atas kepala Naren.

Lalu ia menatap Naren, dan terlihatlah Naren di kukungan Dewa dengan mata yang sayu, air mata yang terus menerus menetes, hidung yang memerah dan isakan yang masih terdengar.

Dewa mengusap air mata Naren dengan lembut.

"Nono~ lo jahat hiks kenapa hiks lakuin ini?" Ucap Naren yang masih terisak.

Cup~

Dewa mengecup sekilas bibir Naren.

"Sekali lagi nono nanya ke kamu siapa orang tadi kenapa akap banget sama dia?" Tanya Dewa sambil menyingkirkan poni Naren.

"Dia hiks cuman dokter yang hiks sering meriksa Al pas sakit hiks" Jawab Naren.

Dewa yang mendengar itu merasa bersalah karena dia dangat kesal waktu tadi.

"Maaf in nono ya karena salah faham sayang!!" Ucap Dewa merasa bersalah.

"Ehmm" Dehem Naren.

Dewa perlahan membuka kancing seragam Naren.

"N-ono m-mau n-gapain?" Tanya Naren takut.

"Mau nyusu" Jawab Dewa singkat.

Naren yang mendengar itu tidak mengerti apa yang Dewa maksud.

Tetapi setelah Dewa membuka semua kancing baju itu Naren mengerti apa yang di maksud Dewa.

"Dew gak mau hiks" Tolak Naren dan tidak di anggap oleh Dewa.

Dewa mulai melepaskan cengkraman tangan nya dari tangan Naren lalu memiringkan badan Naren dan memeluknya.

"Nurut baby!!" Ucap Dewa dengan wajah datarnya hingga Naren tidak berani menolak perlakuan Dewa.

"Nono gak mau ganti baju dulu?" Tanya Naren yang berusaha mencari alasan.

Dewa menggelengkan kepalanya.

Lalu dengan tak sabarnya ia melahap rakus puting merah Naren seperti bayi.

"Agkhhh emppp ahhh" Desah Naren sambil meremas rambut halus Dewa.

 last hold [SEGERA DITERBITKAN]Where stories live. Discover now