"P-ppembunuh" Ucap Nara dengan badan yang bergetar.
"Gw bisa jadi pembunuh karena kalian melukai milik gw" Ucap Dewa penuh penekanan.
"D-Ddew... " Panggil Naren yang ketakutan melihat kekejaman Dewa.
"Gak papa sayang udah jangan khawatir gw bakalan membunuh mereka semua" Ucap Dewa sambil memperlihatkan wajah psikopat nya.
Amarah Dewa sudah memuncak dan Naren saat ini hanya bisa diam ketakutan dan melemas.
Sedangkan yang lain masih bertarung dengan anak buah Zera yang semakin tambah.
Dewa tak menghiraukan semuanya hanya satu tujuannya memusnahkan orang yang berani menyakiti miliknya.
Sekarang Dewa mendekati Zera, dengan Zera yang memundurkan badanya sampai dia jatuh, Zera memohon agar ia tidak di bunuh oleh Dewa, karena emosi Dewa sudah memuncak Dewa tanpa aba-aba memukul wajah Zera dan langsung menancapkan pisau di dada Zera berkali-kali, Naren tidak tahan melihat itu ia ingin muntah saat melihat itu.
Tanpa di duga suara tembakan muncul dan mengenai pundak Naren, Naren akhirnya puan pingsan, semuanya berhenti ketika mendengar suara tembakan itu begitu juga dengan Dewa ia membulatkan matanya saat melihat kekasih nya sudah terkapar dan di lumuri darah, lalu ia melihat siapa yang menembak Naren dan berlari mengejar nya dan ternyata itu adalah Nara, Dewa langsung merebut pistol yang di pegangnya, dan menembakan ke kepala Nara berkali-berkali sampai ia tidak bernyawa lagi.
Teman-teman nya yang melihat itu pun menghampiri Naren yang sedang pingsan, dan melihat 2 jasad, saat melihat itu rasanya ingin muntah, tapi bagi teman-teman Dewa mereka sudah terbiasa melihat hal itu karena memang tau sifat asli Dewa, tapi tidak dengan teman-teman Naren mereka belum tau hal itu, seketika Dewa langsung menghampiri Naren yang pingsan dan duduk di sebelah Naren.
"Al.... Hey bangun sayang lo harus kuat" Panggil Dewa dengan lembut sambil memangku kepala Naren.
Dewa pun akhirnya mengangkat Naren"Gw bawa Naren ke rumah sakit dan obati luka kalian" Ucap Dewa kepada teman-teman nya dengan muka datar nya.
"Terus mayat-mayat ini? " Tanya Terang yang melihat mayat di depan mereka dan juga orang suruhan Zera yang sudah babak belur.
"Biar Deddy gw yang ngurusin " Jawab Dewa yang langsung mengangkat Naren dan membawanya ke rumah sakit.
Dewa pun ke rumah sakit mengunakan mobil yang sudah di siapkan oleh teman-teman Dewa.
"Sayang yang kuat ya" Ucap Dewa lirih sambil mengelus pipi kekasihnya yang ada di sebelahnya itu, ia tak sadar telah meneteskan air matanya dengan Dewa yang menyetir mobil nya di atas rata-rata.Sesampainya di Rumah Sakit Dewa langsung mengendong Naren.
"WOI... BANTU PACAR GW DIA BUTUH BANTUAN" Teriak Dewa yang masih meneteskan air mata nya.
Para Perawat dan Dokter akhirnya membawa Naren dengan mengunakan ranjang pasien, teman-teman Dewa dan Naren sudah datang beramai-ramai mereka melihat Dewa yang sedang dipegangi oleh sekuriti, karena Dewa yang memberontak ingin masuk ke ruang operasi, teman-teman nya yang melihat itu pun membantu sekuriti itu untuk mencegah Dewa masuk.
"LEPASIN GW SIALAN NAREN BUTUH GW, GW PENGEN MASUK" Teriak Dewa yang masih di cegah oleh teman-teman nya.
"DEW LO GAK BOLEH KAYAK GINI" Teriak Terang agar Dewa berhenti memberontak.
"TAPI PACAR GW DI DALEM SEDANG MEMPERTAHAN KAN NYAWANYA RANG HIK... " Bentak Dewa yang melemas dan terjatuh di lantai sambil menangis, ini adalah pertama kali teman-teman nya melihat Dewa yang menangis, bahkan masalah seberat apa pun Dewa tidak akan menangis tapi tidak dengan kali ini.
"Tenangin diri lo dulu" Ucap Agam sambil mengelus pundak Dewa.
"Gw gak mau kehilangan orang yang gw sayang hiks... " Ucap Dewa lirih bahkan orang yang melihat nya akan ikut mengeluarkan air mata.
"Gw yakin pasti Naren kuat, dia gak bakalan ninggalin lo" Ucap Gala yang membantu menenangkan Dewa.
Saat mereka sedang menenangkan Dewa, Dokter yang ada di dalam sudah keluar dan Dewa yang melihat itu langsung bangkit berdiri untuk menanyakan keadaan kekasihnya itu.
"D-dok bagaimana keadaan pacar gw? " Tanya Dewa penuh harapan.
"Pasien sedang kritis, kami tidak bisa yakin kalau pasien bisa di selamatkan atau tidak, karena pasien terkena peluru yang terdapat racun di dalam nya, kalian tidak boleh menjenguk pasien dahulu karena nanti akibat nya bisa fatal, permisi" Ucap Dokter Kairo yang langsung pergi meninggalkan mereka.
Dewa yang mendengar itu pun seketika melemas tak berdaya "Pasti dia cuman bercanda kan hiks... Pasti dia cuman bercanda hiks... " Ucap Dewa yang memeluk Terang dengan kuat sambil menangis.
"Dew lo harus tenang Naren pasti kuat gw yakin" Ucap Win yang menenangkan Dewa.
Beberapa menit kemudian Ragen dan Natan datang karena tadi mereka di telfon oleh Dewa sendiri, Natan yang melihat anak nya itu menangis pun memeluk Dewa dan menenangkan nya.
"Apo.. hiks... Dew takut Dew gak bisa liat Naren lagi hiks.. " Ucap Dewa yang menangis di pelukan Natan.
"Sut... Jangan bilang kayak gitu Naren gak bakalan ninggalin kamu kok" Ucap Natan sambil mengusap kepala anak nya itu.
"Dimana temen-temen? " Tanya Ragen yang tidak melihat teman-teman Dewa.
"Dewa suruh pulang buat bersih-bersih" Jawab Dewa yang di beri anggukan oleh Ragen.
"Kamu gak bersih-bersih dulu? " Tanya Natan.
"Gak mau Nungin sampai boleh masuk" Jawab Dewa.
"Dew kamu mandi dulu, nanti kalau Naren bangun gimana masak bangun-bangun udah mencium bau yang gak enek" Usul Natan ke Dewa agar Dewa mau mandi dulu.
"Tapi... " -Dewa.
"Dew... " Pangil Ragen yang di beri angukan oleh Dewa.
Dewa pun langsung pergi ke rumah untuk membersihkan dirinya dengan kedua orang tuanya yang masih menunggu Naren di rumah sakit, setelah Dewa selesai bersih-bersih Dewa pun langsung pergi ke rumah sakit, saat tiba di rumah sakit Ragen bertemu dengan teman-teman Dewa dan Naren akhirnya mereka masuk bersama, setelah mereka sampai di dalam mereka melihat Ragen dan Natan yang masih di luar ruangan Naren yang baru saja di pindah di ruangan VVIP karena Ragen yang meminta itu kepada teman dekat nya.
"Ded ruangan Naren di pindah? " Tanya Dewa bingung.
"Iya, kalian juga udah boleh masuk kok" Ucap Ragen yang membuat Dewa langsung berlari masuk menghampiri kekasihnya itu, dan mereka yang melihat itu pun membiarkan Dewa masuk.
"Deddy Apo" Pangil Juanda.
"Loh sayang kamu temen nya Dewa sama Naren? " Tanya Natan yang terkejut melihat menantunya yang sekarang ada di sana.
"Iya " Jawab Juanda tersenyum kepada Natan.
"Gak sama tunangan kamu? " Tanya Ragen yang membuat teman-teman nya terkejut.
"Hah.... Tunangan" Tanya serempak teman-teman Naren.

YOU ARE READING
last hold [SEGERA DITERBITKAN]
Teen Fiction"Gw boleh bersama lo dan genggam tangan lo sampai genggam an tarakhir ?" Naren. "Hem.... Gw bakal lakuin itu " Dewa. "Janji jangan ninggalin nono ya" Dewa. "Al gak akan ninggalin nono tapi al gak janji" Naren