Di suatu tempat di mana Tawin sekarang berada.
Ia berjalan mengelilingi isi mansion milik Terang, ya Tawin sudah sedikit di beri kebebasan oleh Terang untuk ia keluar dari kamar itu dan juga di lepaskan dari rantai yang melingkar di kakinya tentunya.
Tak lupa dengan pengawasan yang sangat sangat di perketat di sana meskipun hanya di luar, dan tak lupa dengan cctv yang ada di mana-mana bahkan di kamar mandi sekalipun.
"Anying dia pikir gw buronan apa? Di kasih penjaga se banyak ini" Gumam Tawin.
Tawin tidak tau saja bahwa saat ini dirinya di awasi oleh Terang yang sedang tidak ada di mansion karena ada tugas yang di suruh deddy Dewa untuk membunuh tikus-tikus yang nakal.
Tanpa Tawin sadari ia saat ini sedang tersesat entah kemana karena mansion Terang begitu luas.
"Anjing gw di mana nih?" Bingung Tawin.
"Lagian nih tempat kek hutan luas amat" Tawin.
Saat Tawin berjalan lebih jauh dan tidak tau arah ia tidak sengaja menemukan pintu yang sepertinya berbeda dengan yang lain.
Dengan jiwa penasaran nya yang meronta-ronta ia pun melangkahkan kakinya mendekati pintu itu.
Sedangkan Terang yang melihat itu dari layar hp nya pun menyeringai.
Bagaimana kucing kecil sampai situ?
Apakah dia tersesat?
Pasti sangat terkejut jika ia masuk kedalam ruangan itu.
Tawin yang sedari tadi berusaha membuka pintu itu pun memasuki nya.
Dan terlihat lah ruangan yang gelap begitu luas dan..
Berbau amis?
Tawin yang mencium bau yang tidak bisa di cium nya pun menutup hidungnya dengan tangannya.
"Ruangan apa sih nih bau nya gak enak baget?!" Tawin.
"Gelap banget lagi" Tawin.
Dengan meraba-raba Tawin mencari saklar lampu yang ada di sana.
Dan ia pun mendapatkan nya, lalu menekan nya, dan lampu di sana pun menyala.
Seketika itu juga badan yang semula berdiri dengan tegak mulai melemas dan bergetar dengan keringat yang bercucuran dan mata yang membelalak.
Bagaimana tidak, lihat saja di sana banyak sekali mayat-mayat yang tergantung, kepala manusia yang tersusun dengan rapi, seperti nya untuk koleksi? , bercak merah yang mengering di tembok.
Bahkan ada juga yang masih belum kering dan tergenang di lantai, kaki dan tangan yang tersusun dengan rapi.
Sial, dadanya sesak nafasnya tidak beraturan, detak jantungnya seperti ingin berhenti.
Ia tak tahan melihat semua ini.
Ia berusaha melangkahkan kakinya untuk pergi tetapi pandangannya tertuju pada sebuah papan tulis yang ada di sana, dan sepertinya ada foto dirinya?.
Karena penasaran ia mulai mendekati papan tulis itu.
Dan benar saja banyak sekali foto dirinya yang tertata dengan tapi di sana.
Sial, ia menutup mulutnya terkejut sampai air mata itu menetes, lihat ia benar-benar di lecehkan bahkan sudah lama, lihat saja di sana juga ada foto dirinya yang sedang mandi, apakah ini bukan pelecehan?. Tentu saja iya.
Semua identitas diri dan aktivitas nya terpampang jenas di depannya saat ini, dan lebih gila lagi, terdapat foto ayahnya yang di mana tepat di jidat di beri jarum yang menancap dengan sempurna dan tertulis SASARAN.
Ia tidak se bodoh itu, ia sangat tak mengira dan tak menduga bahwa seseorang yang terlihat seperti manusia ternyata psikopat gila bahkan iblis saja mungkin tidak berani melakukan hal seperti ini.
Pikiran Tawin sekarang bukan lagi tertuju pada keselamatan nya tetapi sahabatnya.
Dia masih mengingat betapa ganasnya Dewa menghabisi seseorang yang dulu pernah menculik Naren.
Dan di pikiran nya saat ini, hanya ingin memberi tahu bahwa yang berada di dekatnya selama ini adalah psikopat gila sama seperti Terang.
Ia mulai mengunakan tenaganya dengan badan yang bergetar hebat untuk pergi dari ruangan itu.
Di saat dia berlari tanpa arah dan ketakutan di situlah seseorang tersenyum miring melihatnya.
"Kau sudah tau babby aku ini apa?" Ucap Terang yang beranjak pergi dari tempat itu untuk menemui miliknya.
Tawin dengan tergesa-gesa akhirnya menemukan ruangan yang tempat nya di kurung lalu memasukinya dan mengeledah semua isi yang ada di sana.
Satu persatu ia lihat tetapi tidak ada, ia frustasi tetapi tetap mencarinya dengan perasaan gelisah.
Dan di sinilah Tawin menemukan benda pipih itu milik Tawin, di ruang kerja milik Terang, entahlah bagaimana bisa ia menemukannya.
Dengan cepat dan tangan yang bergetar Tawin menekan nomor yang ada di sana untuk menghubung i Naren.
Angka demi angka ia ketik, tetapi angka mulai menghilang, sial hp nya sedang di sadap, dia tidak bisa, dia bingung mau kabur dengan cara apa.
"Hikss... Renn gw takut"
"Kenapa jadi kayak gini"
"Gw pengen bebas"
"Dia gila"
"Dia psikopat gila"
Cklek~
...
"Nono boleh top up in lagi?" Tanya Naren yang saat ini sedang memegang i bunga mawar putih.
Ya, bunga mawar putih yang berarti mereka saat ini sedang di makam kedua orang tua Naren.
Kalau kalian bertanya mengapa mereka bisa di sini, jawabannya singkat saja karena Naren kangen.
"Kan kemarin udah" Jawab Dewa.
"Tapi kan ada skin baru lagi" Ucap Naren sambil memmanyun kan bibirnya.
"Yaudah boleh mau berapa terserah kamu, kemarin baru 40jt kan, nanti mau berapa?, 100jt hm?" Ucap Dewa yang membuat Naren cengengesan.
"Ya gak sebanyak itu juga nono~" Naren.
"Mama lihat mantu mama royal banget tau" Ucap Naren dengan batu nisan itu.
"Gak papa tante, yang penting uang nya buat bahagia in anak tante" Ucap Dewa.
"Kuras hartaku sayang" Lanjut Dewa.
"Sombong amat" Naren.
"Al" Panggil Dewa karena Naren yang sedari tadi menatap kedua batu nisan itu.
"Hm?" Naren.
"Liat sini!!" Titah Dewa yang membuat Naren menurut.
Saat Naren melihat ke arah Dewa, Naren terkejut karena Dewa yang sedang menyodorkan sesuatu.
"Nono mau kasih ini ke kamu" Dewa.
"Buat apa?" Naren.
"Aku cuman mau kasih barang paling berharga milik keluarga ku untuk kamu" Ucap Dewa.
Bagaimana tidak berharga kalian tau kalung itu sudah di disain khusus untuk Naren.
Dengan disain sayap kupu-kupu lalu angka DN yang berarti DewaNaren dan tak lupa dengan kristal galaxy crystals milik keluarga JIRAWIT yang Dewa ambil sedikit untuk di tempelkan di kalung kekasihnya itu.
"Nono disain sendiri kalungnya?" Tanya Naren dan di beri anggukan oleh Dewa.
"Jaga baik-baik ya, nono kasih ini ke kamu di sini biar orang tua kamu tahu bahwa al se berharga itu di hidup nono" Ucap Dewa dengan tulus.
Dewa pun mulai memasangkan kalung itu di leher mulus Naren.
Tetapi saat Dewa selesai memasangnya tiba-tiba Naren mengeluarkan darah segar dari hidungnya yang membuat Dewa panik.
"Al sayang kamu mimisan? " Ucap Dewa dengan panik.
~
•
•
•
•

YOU ARE READING
last hold [SEGERA DITERBITKAN]
Teen FictionPada akhirnya janji hanyalah kata penenang dan omong kosong semata. Rintangan yang sudah dilalui takada gunanya ketika alam semesta tak menyetujuinya. Dunia gelap dan fakta pahit yang terungkap membuat genggaman hangat terlepas dalam sekejap mata...