1. Wajah Yang Sama, Nama Yang Berbeda

1K 17 0
                                    

((London, musim gugur pertengahan di Bulan September))

Trixie Bradwell mengernyitkan keningnya ketika mendengar suara ribut-ribut di luar kantor yayasan miliknya.

"Ada apa di luar?" Tanya Trixie kepada Lena, asisten yang juga sekaligus teman dekatnya.

"Sepertinya ada kecelakaan, Trix. Korbannya adalah seorang pejalan kaki yang tertabrak mobil. Tapi entahlah, aku pun hanya mendengarnya sepintas lalu dari orang-orang," sahut Lena dengan tatapan yang mengernyit ke arah jalanan di luar kantor mereka.

Trixie mengangguk, dan kembali menatap ke arah jalanan. Entah kenapa kerumunan orang-orang itu membuat batinnya terusik. Ada perasaan tak enak yang mulai menyeruak dan membuatnya merasa tidak tenang.

Lalu tanpa berpikir panjang, kaki jenjang bersepatu heels itu pun mulai melangkah dengan cepat menuju ke arah jalanan bagian depan gedung kantornya.

"Trixie, tunggu!" Lena yang tidak menyangka Trixie akan keluar, segera ikut untuk menyusulnya.

Dua orang gadis muda itu pun bergerak menyusup di antara kerumunan. Trixie masih berjuang menyelinap di antara beberapa orang, ketika tampak ada seseorang sedang berlutut sambil melakukan CPR di samping kiri korban yang tergeletak bersimbah darah di atas jalanan.

Orang yang sedang berlutut itu sepertinya adalah dokter atau petugas kesehatan yang kebetulan sedang melintas di Carnaby Street. Mungkin ia melihat peristiwa tabrakan tadi, lalu bergerak cepat untuk memberikan pertolongan pertama pada korban.

DEG.

Trixie pun seketika diam terpaku, saat manik biru safirnya menatap lekat pada sepasang sepatu hitam dengan bentuknya yang familier.

Seketika gadis itu pun kembali menyeruak di antara orang-orang untuk melihat lebih dekat sosok lelaki yang telah menjadi korban tabrakan.

"LEON!!"

Jeritan Trixie yang menggema di udara itu membuat semua orang menoleh ke arahnya. Gadis itu terduduk lemas di atas aspal, tak berdaya dengan air mata yang mulai menganak sungai membasahi wajahnya.

Ada banyak kelopak bunga mawar berwarna merah beserta tangkai-tangkai hijaunya yang berserakan di sekitar tubuh Leon, bercampur dengan merahnya darah yang memercik kemana-mana.

Sepertinya Leon berniat membelikan sebuket bunga untuk Trixie dari toko bunga di seberang jalan, dan dia ditabrak oleh sebuah mobil saat hendak menyeberang kembali.

Trixie ingin meraih kekasihnya yang diam tak bergerak dengan kedua mata menutup itu, namun seolah ada yang menarik seluruh kekuatannya hingga tak kuasa untuk bergerak bahkan untuk sesenti pun.

"Bangun, Leon! Tidak. Ini... ini tidak lucu! Banguun!!" Jeritan gadis itu membuat suasana semakin mencekam dan menyayat hati.

Lena yang baru menyusul di belakang Trixie pun sigap untuk memeluk gadis yang tengah histeris itu.

"Ssh... Leon akan baik-baik saja, Trix. Ambulance telah datang, lihat." Lena mencoba menenangkan Trixie dengan menunjuk sebuah mobil ambulance yang memang telah tiba di lokasi kecelakaan.

Suara sirene yang terdengar cukup keras memekakkan telinga itu sama sekali tak dihiraukan oleh Trixie. Gadis itu hanya menatap lelaki yang ia cintai, terbujur diam tak bergerak seolah patung malaikat tampan tanpa nyawa.

"Leon akan baik-baik saja, kan?" Guman Trixie dalam derai air matanya yang tak henti meluruh, saat melihat petugas medis yang baru keluar dari ambulance sedang menolong Leon dan dengan hati-hati memindahkannya ke atas brankar portabel.

"Ya, Sayang. Leon itu lelaki yang kuat. Aku yakin dia akan baik-baik saja," sahut Lena sembari mengelus kepala Trixie mencoba untuk menenangkan.

Trixie masih berjuang untuk menormalkan napasnya yang mendadak sesak. Kenyataan yang terlalu tiba-tiba ini seolah telah merampas semua mimpi dan harapannya untuk bahagia bersama lelaki yang ia cinta.

The Mafia BillionaireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang