15. Sebuah Umpan

207 10 0
                                    

"Kamu menjadi apa?!!"

Trixie menghela napas pelan melihat Lena yang melotot ke arahnya dengan wajah kaku.

Seperti yang telah ia duga sebelumnya, sahabatnya ini tidak akan bisa menerima begitu saja kabar yang ia bawa.

Tampak sekali dari raut wajah Lena yang seolah mengatakan bahwa Trixie telah mengambil sebuah keputusan yang gila.

Tapi tidak bisa disalahkan juga sih. Keputusan itu memang gila. Sangat. Bahkan mungkin keputusan paling gila yang pernah ia ambil selama hidupnya.

"Aku akan menjadi umpan, Lena," sahut Trixie, mengulangi perkataan yang sebenarnya telah didengar oleh Lena, namun terlalu absurd dan di luar logika.

Saat ini Trixie dan Lena sedang berada di cafetaria tak jauh dari gedung M15 Security Service, lokasi dimana Trixie menjalani pemeriksaan oleh Agent Gale Webster.

Pemeriksaannya telah selesai, dan antara Trixie dan Gale telah tercapai satu kesepakatan bersama.

Yaitu, Trixie akan membantu M15 untuk bekerja sama menemukan Aiden Miller yang masih menghilang hingga saat ini.

Agent Gale memiliki intuisi bahwa Trixie akan menjadi umpan yang bagus untuk memancing Aiden Miller.

"Are you crazy??" Cetus Lena setengah memekik. "Trixie, kenapa kamu langsung menerima tawaran itu tanpa berpikir lebih dulu??"

"Ck. Mereka itu agen keamanan milik Pemerintah, Lena! Menurutmu aku harus bagaimana? Menolaknya??" Tukas Trixie sambil berdecak.

"Aku memang bukan orang yang penakut, tapi juga tidak seberani itu untuk melawan Pemerintahan Inggris Raya."

"Tapi kamu bisa menelepon ayahmu sekarang juga untuk meminta dijemput dengan pesawat pribadi dan keamanan yang sama ketatnya dengan Ratu," bantah Lena sembari memicingkan matanya menatap Trixie tajam.

"Ada sosok keluarga yang cukup berkuasa di belakangmu, kamu tahu itu. Tapi kenapa seolah kamu melupakannya? Apa jangan-jangaan... ini semua disengaja kan? Apa kamu memang ingin bertemu lagi dengan Aiden Miller?" Lena pun mengungkapkan kecurigaannya tanpa tedeng aling-aling.

Trixie menundukkan kepalanya untuk mengaduk-aduk minuman green tea latte di depannya tanpa menjawab pertanyaan Lena, membuat sahabatnya itu menghembuskan napas pelan.

"Apa kamu masih merasa bahwa Aiden adalah Leon, Trix?" Kali ini Lena bertanya dengan lembut, setelah melihat sahabatnya itu mendadak terdiam dan terlihat merenung.

"Aku tidak merasa, tapi aku yakin." Gadis bersurai emas itu pun berucap pelan namun tegas.

"Hanya karena berdasarkan perkataan Aiden yang tiba-tiba memanggilmu 'Princess'?" Lena pun terus mendebat Trixie, ia sungguh tidak ingin sahabatnya itu mendapatkan kesulitan dengan terus terlibat dengan Aiden.

"Ayolah, Trix! Panggilan 'Princess', atau 'Angel' itu kan sangat umum! Semua orang bisa saja mengucapkannya. Siapa pun."

Gelengan kepala penuh tekad dari Trixie membuat Lena frustasi. Sangat sulit mengubah pendirian Trixie jika sudah membuat keputusan.

Namun sebagai sahabat, sudah sepantasnya Lena memberikan pendapatnya, kan? Toh menurut Lena, ini semua adalah untuk kebaikan dan keselamatan Trixie sendiri!

"Paling tidak aku ingin mengetahui bagaimana bisa ada seseorang yang begitu mirip mendekati 100% dengan Leon," cetus Trixie. "Sementara yang aku tahu, Leon adalah anak tunggal tanpa seorang pun saudara."

Lena pun pada akhirnya hanya bisa menghela napas pelan dan menatap sahabatnya. "Baiklah. Lagipula tak akan ada yang bisa mengubah pendirianmu, kan?" Cetusnya sambil tersenyum tipis.

The Mafia BillionaireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang