22. Leap Of Faith

157 9 0
                                    

"Pegangan yang erat, Angel. Karena aku akan melompat dari jendela menuju ke helikopter. Kamu siap?"

"A-apa? Melompat?" Trixie menggelengkan kepalanya kuat-kuat dengan mata membelalak ngeri. Serta-merta gadis itu pun bergerak untuk turun dari gendongan punggung Aiden.

"Aiden, biarkan aku turun!" Teriak Trixie yang berontak namun tetap tak berhasil melepaskan diri, karena kini Aiden malah mengubah posisi tubuhnya menjadi menempel di bagian depan lelaki itu.

"Jangan banyak bergerak, Angel. Nanti tubuhmu akan semakin kesakitan," ucap Aiden dengan melempar lirikan penuh arti ke arah bagian bawah tubuh Trixie.

"A-Aiden..." Trixie menelan ludahnya saat langkah Aiden semakin pasti menuju ke jendela kaca besar.

Karena Penthouse milik Trixie tidak memiliki balkon, jadi akses satu-satunya untuk keluar tanpa melalui pintu adalah melalui jendela.

"Jangan bercanda! Ini lantai 39!" Jerit Trixie ketakutan.

Aiden tidak menjawab, alih-alih lelaki itu malah meraih jaket bulu berwarna putih yang tergantung di rak tak jauh darinya, lalu memakaikan busana hangat itu dengan cepat ke tubuh Trixie.

"Aiden!" Kembali Trixie berteriak dengan frustasi, karena lelaki menyebalkan ini seolah sama sekali tidak mengindahkan protesnya.

"Angel, dengar. Kamu tidak bisa tinggal di sini lagi, Sayang. M15 sudah mengetahui jika aku berada di Penthouse-mu ini, dan dia pasti akan menginterogasi serta menahanmu untuk mengorek informasi," jelas Aiden.

"Aku tahu ada keluarga Bradwell dengan kekuasaannya yang sudah pasti akan berdiri untuk melindungimu, tapi..."

"Apa? Tapi apa?" Sergah Trixie.

Aiden mengedikkan bahunya ringan. "Aku hanya ingin menjadi seseorang yang melindungimu."

"Dengan menyeretku ke dalam masalahmu?!" Raung Trixie kesal sambil mendelik.

"Tapi ini romantis, kan? Kita bisa jadi seperti Bonnie and Clyde," gurau Aiden mengungkit tentang pasangan kriminal terkenal dari Amerika.

"Ck. Mereka ditembak mati, Aiden. Aku tidak mau akhir hidupku mati konyol seperti itu," dengus Trixie.

"Lagipula kenapa sih M15 mengincarmu? Bukankah statusmu adalah hanya sebagai saksi? Lalu bagaimana bisa--"

"Ceritanya nanti saja, Angel. Tapi percayalah, untuk saat ini kamu akan lebih aman bila bersamaku dibandingkan berada di dalam pengawasan M15," tandas Aiden tegas, namun tetap meninggalkan tanda tanya besar bagi Trixie.

Namun entah kenapa, Trixie malah diam dan menurut saja saat Aiden menyuruhnya untuk melingkarkan kedua lengannya di leher lelaki itu, dan kedua kakinya di pinggang Aiden.

Aiden menarik tuas yang menjadi kunci jendela, dan mendorong daun jendela hingga terbuka lebar.

Udara malam yang dingin menyambut mereka, bersamaan dengan sebuah helikopter yang melayang dengan jarak beberapa meter dari bingkai jendela dengan suaranya yang menggelegar.

"Tutup matamu, Angel."

"Argh. Kamu selalu mengatakan itu sebelum melakukan sesuatu yang berbahaya," gerutu Trixie, teringat kembali ketika Aiden menyuruhnya menutup mata, dan ternyata lelaki itu tiba-tiba saja melemparnya ke bawah air terjun!

Meskipun menggerutu, tapi Trixie tetap saja menuruti perintah Aiden. Ia merasakan sebuah kecupan singkat di dahi setelah beberapa saat memejamkan kedua matanya.

"Pegangan yang erat."

Aiden menatap tajam ke arah helikopter. Baling-balingnya yang berputar dengan dimensi yang lebar membuat alat transportasi udara itu tidak bisa terlalu dekat dengan sisi Penthouse, dan membuat Aiden terpaksa melompat dari jendela.

The Mafia BillionaireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang