chapter 14

14.6K 600 7
                                    

"Suttt.... Jangan berisik ini rumah sakit bukan utan" Kesal Juanda yang melihat teman nya yang berisik.

"Lo udah tunangan? " Tanya Gaga dengan suara pelan.

"Ya emang nya kenapa lo gak suka" Jawab Juanda dengan wajah sinis nya.

"Kok kita lo nyembunyiin dari kita" Marah Tawin.

"Ya maaf gw takut kalau kalian gak suka" Jawab Juanda yang di pahami okeh teman-teman nya.

"Papa ngapain di sini, terus tadi kenapa Dewa panggil Deddy Ded? " Tanya Juanda penasaran.

"Dewa adik Niro sayang" Jawab Natan dengan senyuman khas nya.

"Hahh... Dewa adik Niro" Kaget juanda.

"Iya, pas acara tunangan kamu dia gak hadir kemaren, jadi kamu gak tau deh" Jelas Natandan di beri anggukan oleh Juanda.

Di sisi Dewa saat ini ia sedang duduk di samping Naren yang masih belum sadarkan diri.

"Al bagun dong hiks... gw bakalan lebih ngejaga lo lagi hiks... " Tangis Dewa sambil mengelus punggung tangan Naren sambil sekali-kali ia cium.

Cup~

"Maaf in gw yang gak becus jaga in lo hiks... seharus nya gw anter lo pulang tadi hiks.... " Kesal Dewa kepada dirinya sendiri.

Saat Dewa masih menangis mereka yang ada di luar semuanya masuk karena ruangan itu cukup luas.

"Yang sabar ya" Ucap Terang yang mengelus pundak Dewa.

"Lo mau makan dulu? , kita tadi udah beliin makanan buat lo" Tanya Satria kepada Dewa.

"Gw gak mau makan" Tolak Dewa yang masih memegang tangan Naren dengan Dewa yang meletakkan kepalanya di perut rata Naren.

"Lo besok sekolah gak? " Tanga Agam kepada Dewa dan hanya di jawab gelengan oleh Dewa.

"Kalian pulang, udah malem ini, lagi pula besok sekolah" Ucap Ragen tiba-tiba dan di beri anggukan oleh mereka.

"Yaudah kalau gitu kita pamit dulu" Ucap Zuez.

"Kita pulang dulu ya Dew" Ucap Terang dan hanya di beri anggukan oleh Dewa.

Mereka pun akhirnya pulang ke rumah masing-masing, tetapi tidak dengan Tawin yang di tinggal oleh Gaga karena di suruh ibu nya pulang, Tawin menunggu taxi tapi hari sudah malam jadi tidak ada taxi yang lewat, tanpa di duga ada motor yang berhenti di depan Tawin.

"Mau gw anter pulang ? " Tanya orang itu kepada Tawin.

Tawin menyipitkan matanya karena cahaya dari motor orang itu, wajah win yang tadi nya senang melihat ada yang datang menghampiri nya menjadi datar karena yang menghampiri nya ternyata Terang.

"Mau gak? " Tanya Terang sekali lagi.

"Mending gw nungguin di sini sampek tua dari pada pulang ama lo" Tolak Tawin mentah-mentah.

"Yaudah kalau ada hantu, begal, ataupun ada yang nyulik lo gw gak perduli" Ucap Terang yang berusaha menakuti Tawin agar mau pulang bareng.

"Bodo amat, gw gak takut" Ucap Tawin sambil menyilangkan tangan nya di dada.

"Yaudah gw pergi" Ucap Terang yang langsung menyalakan motor nya, saat ia ingin pergi ia di cegah oleh Tawin.

"Kenapa katanya gak takut" Ejek Terang.

"Iya gw gak takut tapi gw gak mau di sini sendirian" Ucap Win yang masih memegangi bagian belakang motor Terang.

"Bilang aja takut" Gumam Terang yang tidak di dengar oleh Tawin.

"Yaudah naik" Ucap Terang dengan Tawin yang langsung menaik i motor Terang.

Di perjalanan keduanya hanya diam sampai Terang membuka suara"Rumah lo di mana? " Tanya Terang.

"Dari tadi lo jalan ternyata lo gak tau rumah gw" Ucap Tawin yang heran.

"Sejak kapan gw tau rumah lo cebol" Jawab Dewa.

"Bilang apa lo" Ucap Tawin sambil memukul kepala Terang yang memakai helm.

"Cebol... Cebol... Cebol... " Ejek Terang yang terkena pukulan lagi dari Tawin.
"Diem kalau kita jatuh gimana, tunjukin aja di mana rumah lo" Terang.

"Salah lo sendiri, pantesan dari tadi gak nyampek nyampek, sana" Kesal Tawin dan menunjuk kan di mana rumah nya.

Di sisi Dewa saat ini ia masih menangis dengan tangan nya yang masih megengam tangan Naren.

"Dew kamu makan dulu ya" Bujuk Natan kepada Dewa dan hanya di beri gelengan oleh Dewa.

"Dew makan nanti kamu sakit" Bujuk Ragen juga yang melihat putranya dari tadi belum makan.

"Dew gak mau makan sampai Naren bangun" Jawab Dewa yang masih menatap Naren penuh harapan.

Di sisi Terang dan Win saat ini mereka sudah sampai di rumah Win, Win pun turun dari motor Terang dengan terang yang melepaskan helm nya.

"Makasih" Satu kata yang di ucapkan Win.

"Hemm... " Dan hanya di jawab deheman oleh Terang.
"Gw pulang duluan" Ujar Terang sambil memakai helm nya.

"Hati-hati" Ucap Win dan di beri senyuman tipis oleh Terang.

Win akhirnya masuk ke rumah degan Terang yang sudah pergi.

Di sisi Dewa saat ini ia masih menyesal.

"Jangan nangis terus, makan dulu nanti kamu sakit" Bujuk Natan yang takut anak nya itu sakit.

"Gak papa Dew yang sakit tapi Naren harus bangun hiks.... " Ucap Dewa yang masih menangis sesenggukan.

Saat Dewa masih memegangi tangan Naren ia merasa tangan Naren bergerak dengan perlahan lahan, Dewa yang merasakan itu pun terkejut.

"Al... Sayang lo bangun" Kaget Dewa yang merasakan itu.

"Pa al bangun pa" panggil Dewa yang mengejutkan Natan nya.

Ragen yang melihat itu langsung memangil dokter untuk memeriksa Naren, dan dokter pun datang lalu memeriksa Naren.

"Gimana dok? " Tanya Dewa dengan tidak sabar.

"Pasien sudah semakin membaik, sebentar lagi ia akan siuman" Jawab dokter Kairo.

"Baik lah saya permisi dulu kalau ada yang di perlukan bisa panggil saya" Ucap dokter kairo dan pergi.

"Tnks ya bro" Ucap Ragen menepuk bahu dokter Kairo dan di beri anggukan oleh nya. 

Beberapa menit kemudian Dewa melihat Naren yang berusaha membuka matanya dengan perlahan-lahan.

"Sayang... Kamu bangun" Girang Dew yang melihat kekasih nya sudah bangun.

Naren sudah bangun ia bingung sekarang ada di mana, tetapi saat melihat Dewa yang memegang i tangan nya ia langsung terkejut dan menyingkirkan tangan nya dari tangan Dewa, dengan Naren yang ketakutan melihat diri nya, Dewa yang melihat itu pun terkejut.

"LO JANGAN PEGANG-PEGANG GW, LO PEMBUNUH" Teriak Naren yang ketakutan melihat Dewa.

"Sayang... Gw bukan pembunuh" Ucap Dewa dengan lembut dan mencoba mendekati Naren oleh Naren.

"Pa suruh dia pergi pa" Suruh Naren yang melihat Natan yang ada di ruangan yang ia tempati, Natan pun menghampiri Naren dan memeluk Naren.

"Al... hiks..." Tangis Dewa di depan Naren.

"Dew sebaiknya kamu pergi dulu biar Naren tenang dulu" Ucap Ragen yang memberikan saran kepada Dewa.

~




 last hold [SEGERA DITERBITKAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang